Ruteng, Vox NTT- Tengku Siwa adalah salah satu destinasi wisata air terjun yang terletak di wilayah utara Kabupaten Manggarai, tepatnya di Desa Nggalak, Kecamatan Reok Barat.
Tempat ini menyajikan ragam keindahan yang membuat pengunjung betah. Sebelum masuk ke air terjun, pengunjung harus menyusuri jalan kecil.
Di sepanjang perjalanan terdapat pohon berukuran besar. Tidak jarang, kicauan burung yang hinggap di pohon tersebut menemani perjalanan pengunjung hingga sampai ke air terjun.
Setelahnya, pengunjung diberi kebebasan untuk menikmati panorama air terjun Tengku Siwa.
Di balik air terjun, terdapat lumut yang menempel dan terbentang di dinding jurang.
Perpaduan antara keduanya membuat pemandangan semakin “sedap” dipandang mata.
Di kaki air terjun terdapat kolam berukuran kecil, tempat bagi sebagian pengunjung menceburkan diri setelah menikmati eksotisnya air terjun Tengku Siwa.
Juga terdapat batu dengan ukuran beragam. Ada yang berukuran besar pun juga ada yang sedang bahkan kecil.
Di atas batu-batu itu, pengunjung kerap duduk santai sambil bercerita atau sekadar berfoto.
Sesekali air yang melewati tebing dengan ketinggian 84 meter itu jatuh ke beberapa batu yang terletak di kaki air terjun.
Percikan airnya mengena di sebagian batu yang berada di sekitar. Batu itu membasah terus hingga membuatnya licin.
Pengunjung yang melintasi beberapa batu itu diharapkan ekstra hati-hati. Kalau tidak, bisa jatuh di atas batu yang licin tersebut.
Tengku Siwa memang layak dijadikan tempat kunjungan. Ada banyak kemenarikan yang bisa didapatkan di sana.
Selain pemandangan air terjunnya juga terdapat kolam sebagai tempat bagi sebagian pengunjung yang hobi berenang. Tidak heran, tempat ini selalu ramai didatangi pengunjung.
Hal itu diakui oleh kepala desa Nggalak Konradus Dain. Konradus mengisahkan bahwa walau tempat tersebut mengalami kesulitan akses karena ketiadaan infrastruktur jalan, namun setiap hari tempat itu selalu didatangi wisatawan.
“Selama ini, tempat ini selalu dikunjungi oleh puluhan bahkan ratusan orang setiap hari. Baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Kami pun berencana untuk membangun instruktur jalan. Mudah-mudahan bulan Juli nanti, kendaraan roda dua dan empat bisa sampai di sini,” tutur Konradus saat ditemui, Kamis (13/05/2021).
Namun, di balik kemolekan air terjun tersebut terdapat kisah mistis yang tidak banyak diketahui orang.
Cerita mistis itu telah melekat dalam ingatan masyarakat di sana.
Konon, tempat yang sekarang terkenal dengan keindahan air terjun tersebut bernama Cuncang Nderu.
Di tempat tersebut ditumbuhi banyak tumbuhan jeruk dan sebatang pohon pinang.
Di sebelah tempat tersebut terdapat sebuah kampung bernama Alo.
Di Kampung Alo, terdapat delapan orang kepala keluarga (KK). Salah satunya bernama Siwa.
Dari delapan KK itu, hanya Siwa yang berwajah seperti selayaknya manusia normal.
Sedangkan, tujuh saudaranya memiliki wajah yang menyerupai binatang.
Siwa lahir dan tumbuh dengan wajah ketampanan. Setiap hari, para perempuan cantik selalu menghampirinya.
Situasi itu melahirkan kecemburuan sosial antarsaudara-saudaranya.
BACA JUGA: Kemolekan Alam Nanga Banda Bikin Candu
Mereka tidak terima kalau hanya Siwa yang didekati sedangkan mereka tidak.
Akhirnya, mereka mengajak Siwa untuk memetik jeruk dan memanjat pinang di sekitar Cuncang Nderu.
Sebelumnya, mereka telah memotong sebagian pinang yang hendak dipanjat Siwa.
Saat Siwa asyik memetik pinang, mereka memotong pohon pinang itu hingga akhirnya Siwa jatuh bersama dengan pohon tersebut. Siwa akhirnya merenggut nyawa ditempat itu.
Wajah ketampanan Siwa ternyata membawa petaka bagi dirinya sendiri.
Sejak saat itu, tempat yang awalnya bernama Cuncang Nderu tersebut berubah nama menjadi Tengku Siwa atau Cuncang Siwa.
Sedangkan, kampung asal Siwa yang bernama Kampung Alo berubah menjadi Sano Limbung.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba