Setangkai Rindu
Setangkai rindu kau titip pada senja
cinta masih ada
Tak lekang oleh pergi
Di ujung senja kau gores tintamu
Tatapan dan senyum adalah cara jitu menakluk hati
agar cinta tidak terlalu jauh
menggembara ke lain hati.
Pada tangkai itu tersirat makna cinta
yang berhembus bersama angin
kabarkan kepada malam
cinta telah pergi
tiada lagi kehangatan
cukuplah sunyi terurai dalam mimpi
karena segalanya tinggal cerita.
Rindu patah tergores
pada setangkai senja
jangan sesali perjumpaan
karena di sana hanyalah benang merah
untuk gapai hari esok
berpisah jalan pulang
menuju cinta yang sebenarnya
esok aku kan kembali
nantikan setangkai rindu
bersemi di ladang hati.
Harare- Zimbabwe, 2020.
Hasrat
Rindu balut rasa
hanya berteman seberkas cahaya
menuju istana jiwa
tempat segala bahagia bersemi
hingga abadi.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 21/05/2021.
Memburu Hati
Sepanjang malam
aku berjalan tanpa henti
kemana, aku pun tak tahu
hingga saat ini kujunjung matahari,
aku terus jelajahi padang ilalang
dan semak belukar
memandang ke depan
jauh mata tak sanggup
aku tak menemukanmu
letih raga ini masih mencoba
namun itu pun tak sampai
ternyata jalan ini adalah jalan panjang menggapai hati
dan hatimu telah diambil,
dimiliki oleh yang lain
Lantas kemanakah aku akan pergi?
Aku tak tahu lagi
Aku lelah
Aku sendiri
Aku tak berdaya
Aku hanya bermodal hati sejuk
di ziarah fana menuju keabadian
Ah inilah nasibku
Zimbabwe, 21/05/2021.
Hampa
Setelah Senja
Sunyi hampiri hariku tanpa bisik
Aku tertinggal dan hanyut
Kenangan itu hadir dalam bayang sunyi
Tiada lagi nyanyian burung
temani lepas senja
Dan perginya adalah hampa
menyayat lara hingga tak berdaya
Di saku ini hanyalah sepeser koin
terterah gambar dan tulisan
aliran tinta rakus elite politik
beracun dan membunuh anak negeri
tanpa senjata dan nuklir
Sunyi itu dan setelahnya hanya hampa.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe, 18/05/2021.
Sapa Tanpa Cemburu
Gelap tanpa bulan dan bintang
anjing malam masih gonggong
mataku masih sayup-sayup
lupa tertutup
padahal saat itu telah tiba
catatan malam tergores
tentang tutup kisa bersama hari
pergi adalah abadi
hangatkan sukma di lubuk hati
melompat junjung langit
gelap pecah
mentari pagi sapa tanpa cemburu
bakar hingga tuntas
tunas baru bermekaran
tabir pancar sejuk tiada henti
bahkan nyanyian burung pun setia temani
anjing lupa berhenti gonggong
padahal tiada semilir
goyang dedaunan marula
matahari baru terbit
anjing malam itu pun tidur.
Plumtree -Zimbabwe, 20/05/2021.
Yohanes Mau adalah salah satu penulis buku Antologi Puisi, “Seruling Sunyi untuk Mama Bumi.” Kini ia sedang bertualang di Zimbabwe-Afrika