Borong, Vox NTT- Warga Kelurahan Golo Wangkung, Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur sempat bernafas lega dan senang.
Selama bertahun-tahun hidup dalam cengkeraman gelap gulita tanpa penerangan listrik, kini warga mulai merasa bebas setelah melihat ada pemasangan tiang listrik milik PLN pada tahun 2020 lalu.
Sayangnya asa menuju kenyataan terpaksa kandas setelah warga menyaksikan puluhan tiang listrik yang sudah berdiri kokoh dicabut kembali oleh pihak PLN pada Maret 2021 lalu.
Salah satu warga Golo Wangkung, Libertus Sarbidin, kepada VoxNtt.com Selasa (25/05/2021) malam, mengaku angan-angan warga di kampungnya untuk bebas dari cengkeraman gelap gulita tanpa penerangan listrik sudah buyar.
Libertus merasa ulah pemberi harapan palsu sudah mulai merongrong pikirannya bersama warga yang lain.
Padahal, perasaan senang bercampur bahagia sempat menempel di hati kecilnya ketika melihat pemasangan tiang listrik PLN pada akhir tahun 2020 lalu.
Perasaan bahagia itu buyar sekejap saat menyaksikan petugas PLN mencabut kembali tiang yang sudah dipasang kokoh nan rapi melintasi setiap anak kampung di Kelurahan Golo Wangkung.
Angan-angan tentang kampung yang tidak lagi gelap saat malam, serta peluang usaha baru yang akan hadir setelah ada listrik, seolah-olah hilang dan pergi bersama tiang listrik yang dicabut petugas.
Warga lain yang enggan menyebutkan namanya justru berpikir agak ekstrem di balik peristiwa tersebut. Menurut dia, masyarakat Kelurahan Golo Wangkung ditipu.
“Kami kecewa, mereka mencabut kembali tiang yang telah mereka tanam, tanpa memberi penjelasan. mereka datang hanya merusak tanah kami, kasih lubang sana, lubang sini. setelah itu mereka pergi lagi,” kata sumber itu.
Warga lain, Edmun, bahkan meminta penjelasan PLN dan pemerintah daerah serta DPRD terkait kejadian itu.
“Hingga saat ini, kami belum mendapatkan penjelasan yang pasti dari pemerintah maupun DPRD terkait pencabutan kembali tiang listrik yang sudah dipasang itu,” kata Edmund Sukarto, warga Kalo, Kelurahan Golo Wangkung.
Menurut Edmun, pencabutan kembali tiang listrik tersebut adalah bukti nyata dari sebuah ketidakadilan.
“Kami heran, kenapa di desa-desa tetangga mendapatkan aliran listrik PLN, sementara di kelurahan kami tidak,” imbuhnya.
Sementara itu, Manager PLN UP2K Flores Simi Lapabesi mengatakan, PLN tidak dengan sengaja melakukan pencabutan tiang yang sudah dipasang itu.
“Saya bangun sudah 200 desa di Flores. kita tidak berurusan dengan dapil-dapil (politik). Kita tidak terlalu campur. Semua butuh proses. Kita butuh perencanaan. Ke arah sana itu beda,” jelas Simi, Selasa malam.
Menurutnya, pencabutan tiang di wilayah Kelurahan Golo Wangkung karena ada kesalahan teknis dan perencanaan.
“Kemudian kita sudah (buat) perencanaan dan mulai dari Ngkiong Ndora sekarang di Satar Nawang,” katanya.
Ia menegaskan, pencabutan tiang listrik memang harus dilakukan, sebab penanaman sudah salah.
“Saya perintahkan cabut ke arah sana itu, kalau tidak saya bisa bermasalah. Perencanaan belum sampai ke situ,” tandas Simi.
Ia menegaskan, jika penanaman tiang masih dipaksakan ditanam di Kelurahan Golo Wangkung, maka tentu saja material bakal kurang dan akibatnya Kelurahan Satar Nawang bakal tidak menyala.
“Nah, supaya Satar Nawang bisa menyala bisa lanjutkan ke desa berikutnya maka tiang yang sudah pasang itu saya suruh segera cabut,” ujar Simi.
Simi pun mengaku polemik ini sudah dijelaskannya ke Sekda dan Bupati Manggarai Timur.
“Percayalah secara teknis kami sangat menguasai itu. Asas manfaat juga kami mengerti dan selalu mendengar keluh kesah dari warga,” katanya.
Ia juga memberi dalih lain, bahwa pabrik material banyak yang tidak beroperasi, sehingga material menjadi kosong.
Meski begitu, ia sudah menyampaikan ke Sekda Manggarai Timur untuk melanjutkan pemasangan listrik.
“Semoga tahun ini. Matim kalau tidak salah sekitar 20 desa yang akan dilanjutkan,” tutupnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba