Kupang, Vox NTT- Universitas Kristen Arta Wacana (UKAW) Kupang menggelar kegiatan Workshop melibatkan organisasi keagaamaan.
Pelaksanaan workshop ini berlangsung selama 2 hari, terhitung sejak tanggal 10 sampai 11 Juni 2021.
Peserta terdiri dari perwakilan dari setiap agama dan perwakilan guru-guru yang sedaratan Timor.
Kegiatan yang mengusung tema “Strengthening Fait-Based Organization (FBO) On SdGs Planning Cycle at District and Provincial Level” itu bertempat di Hotel Neo Aston, Kota Kupang.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Rektor Universitas kristen Arta Wacana Kupang, Dr. Ir. Ayub Urbanus Imanuel Meko, M.Si.
Director SdGS Center UKAW Kupang, Dr.Ir.Godief Freedrik Neonufa, M.T mengatakan, kegiatan ini untuk memberikan penguatan kapasitas bagi organisasi keagamaan yang mengelola Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Lokusnya pada Sekolah Dasar.
“Kegiatan ini dilakukan yang melibatkan organisasi keagaamaan dari yayasan bertujuan agar dapat menjadi aktor paling utama yang mempolakan arah dari sekolah- sekolah ini. Sehingga sekolah- sekolah akan tetap berjalan dengan menyediakan sumber daya manusia dan infrastruktur yang ada di UKAW,” jelas Ayub Urbanus kepada wartawan di sela-sela kegiatan itu.
Menurutnya, kegiatan yang dilakukan untuk merubah paradigma terkait situasi kuliah yang dihadapi saat ini. Seperti penyiapan infrastruktur dan mendukung persekolahan yang konvensional ke paradigma sekolah yang berbasis online.
“Dahulu kita syarat dengan penataan ruang kelas sekarang tidak bisa lagi, ruang kelasnya sudah ruang abstrak sehingga kita harus mempersiapkan software- software dan hardware-hardware yang bisa mendukung penataan ruang kelas,” katanya.
Ayub mengatakan, yayasan sekolah dan UKAW harus betul-betul mulai memperhatikan kembali guru-gurunya di sekolah dan kepala sekolah.
“Yang dahulu mereka mempersiapkan materi pembelajaran model penyampaian secara konvensional sekarang mau atau tidak mau kita dituntut untuk melek ITE dan mereka harus punya kemampuan untuk merubah yang konvensional bahan –bahan pembelajaran yang berbasis ITE,” jelasnya.
Sehingga dengan demikian tuntutan perubahan untuk diri para guru bisa melakukan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan siswa.
“Hari ini kami akan diskusi dengan tokoh agama dan yayasan selama 2 hari. Dan besok masih ada rangkaian acara dan diarahkan kepada kepala sekolah dan guru. Saat ini Kota Kupang dan daratan Timor. Secara representatif tidak semua kepala sekolah Kita juga melibatkan dari unsur katolik, kepala sekolah dari unsur Muhamadiah , kepala sekolah dari unsur protestan, kepala sekolah dari unsur PHDI,” kata Ayub.
Sementara esok (11/06), jelasnya, akan memulai kegiataan untuk sharing pengalaman tentang penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh terutama apa yang dilakukan selama ini.
“Kita akan men-sharing-kan kepada kepala sekolah apa yang sudah mereka lakukan selama ini terutama misalnya sekolah katolik yang selama ini menerapkan pembelajaran daring untuk disharingkan kepada kepala sekolah protestan, sehingga kita bisa saling mensuport,” jelasnya.
“Setelah itu kita akan menformulasikan model -model yang bisa kita pilih dan cocok karakternya dan kita sangat multikultur sehingga kita bisa saling mensuport model pembelajaran daring ini,” tambah Ayub.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba