Ende, Vox NTT- Kini ada yang baru bagi warga Ende. Jika dulu menggunakan minyak tanah atau kayu bakar untuk memasak, kini mulai memakai pelet dari hasil olahan sampah biomassa. Hal itu dilakukan berkat bantuan PLN.
Rofika salah satu pengguna kompor pelet mengatakan, inovasi pelet ini pertama dan menjadi solusi bagi masyarakat Ende. Apalagi minyak tanah langka.
“Untuk itu, inovasi pelet dari PLN ini menjawab permasalahan masyarakat Ende dalam pengelolaan sampah dan pengganti minyak tanah. Di sini saya sendiri sudah menggunakan kompor pelet dan bagus, di mana dengan sampah kami menukarkan dengan pelet yang per 1 kg hanya Rp600 (enam ratus rupiah), jadi uangnya yang biasa kami pakai untuk membeli minyak bisa dipakai untuk kebutuhan lain dan kami sangat bersyukur,” kata Rofika yang juga pengelola pelet di Ende, Jumat (25/06/2021).
Menurut Rofika, setiap hari kelompoknya menerima sampah dari masyarakat yang dikelola di Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Ende.
“Setelah itu dipeyeumisasi dan sampah biomassa di bawah ke PLTD Mautapaga Ende untuk diolah lagi menjadi pelet,” jelasnya.
Terpisah, General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko mengatakan, ada 80 persen hasil pelet ini diserap untuk bahan bakar pembangkit PLTU Ropa. Sementara 20 persen lainnya untuk kebutuhan memasak warga.
“Saat ini memang pemakaian pelet pada warga memang terkendala pada kompor. Namun, sekali lagi PLN telah punya solusi. Saat ini sedang dikembangkan kompor buatan SMK Negeri 2 Ende,” ujar Jatmiko.
“Mereka dilatih PLN membuat kompor pelet dengan teknik down draft gasification jadi gasifikasi kompor (gasification stove). Kompor ini juga akan di-launching hari ini Jumat, 25 Juni 2021 bersamaan dengan acara launching Continuous Firing Run. Bupati Ende memberikan kompor gratis untuk 35 kepala keluarga (KK) di Desa Keliwumbu,” sambungnya.
Tidak hanya itu, kata dia, PLN juga telah melatih pengrajin ke desa keramik yang berhasil membuat kompor pelet dari tanah liat yang lebih murah.
“Karena akan percuma kalau ada pelet tetapi warga tidak dapat memakainya karena tidak ada kompor. Semakin banyak warga yang memakai kompor pelet ini, maka warga banyak terbantu,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Sekolah SMKN 2 Ende Fransisco Soares mengatakan, pihaknya merasa berbahagia.
Pasalnya, berkat bantuan PLN hampir setengah tahun pihaknya melakukan praktik kerja electricity. Tidak hanya kompor, namun ke depan berharap ada mesin.
“Jadi, cita dari pogram untuk Indonesia. Dulunya kompor karena minyak tanah langka. Dengan kehadiran kompor ini mengatasi kelangkaan. Di Ende, dari SD sampai SMA sudah membentuk bank sampah. Dan bisa barter sampah dengan pelet. Dengan kolaborasi yang baik bisa tercapai tujuannya seluruh masyarakat di Ende,” tandasnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba