Minggu Pagi
Tak ingin terburu-buru menjumpa daratan
Bila sekali menepakan layar
Sempat jatuh dalam lelap
Terbuai oleh fatamorgana semu
Sadarlah…
Pagi baru saja mulai
Dan cerita belum juga selesai
Berjaga dalam sebuah penantian
Untuk mimpi yang harus terhenti
Memeluk surya mentari pagi
Merajut hari dalam doa
#Bukit St. Yoseph
Di Manakah yang Lain?
Di mana-mana ada saja mereka
Menyusuri hari penuh peluh dan harap
Di mana mereka?
Mungkin saja mereka sedang bertanya
Manusia sudah semakin tahu tentang dunia
Rasanya dunia mulai tak lagi seramai dulu
Dan bumi menjadi sepi
Hanya mereka saja yang setia
Setia menjelajah bumi
Suara yang tak pernah di dengar
Ada saja yang dipebincangkan
“Maaf kami tidak punya waktu”
Lalu mereka berlalu tanpa berkeluh
Dan ada juga yang berkeluh
“Siapa kamu?
Kami tidak mengenalmu
Dunia mungkin hanya mulai tak berjarak
Alam akan berbicara saat bumi mulai berkeluh
#Pemulung Kata
Seharusnya Tidak Begitu
Linang duka mengairi dini
Menggores hati, menuai luka
Ramaja usai,
Mengubur mimpi,
Lalu hati suram
Mengapa harus begini?
Memikul perih dalam diam
Lalu siapa yang disalahkan?
Diam menilite jalan penuh keluh,
#Pemulung Kata
Sampai Kapan?
Hanya ada kemungkinan, tanpa ada bayang kepastian
Sama halnya merangkai kisah dalam waktu
Demikian juga detik demi detik, dirangkai menjadi sebuah waktu
Yang kadang membuat kita lupa
Bahwa sampai kapan pun,
Selalu ada kata yang sama
Bumi jadi tempat berkeluh
Dan alam akan mendengar
Dan mungkin kita akan bertanya
Di manakah Tuhan?
Tolonglah kami!
#Pemulung Kata#
???
aku menulisnya dari setiap detak jantung yang tak pernah berhenti
Dan dari setiap hembusan napas
Semua tak pernah tahu
Bahkan alam pun akan bertanya-tanya
Kapan itu?
Aku ingin menikmati senja
Dalam nyanyian camar
Dan lagi rindu mulai berjatuhan di jelaga tubuh pejangga
Langit mulai melukis kisah,
Tentang sebuah misteri alam
#Pemulung Kata
Yohanes Boli Jawang adalah Mahasiswa S1 Filsafat Univesitas Parahyangan Bandung