Vox NTT – Pasukan militer Amerika Serikat (AS) meluncurkan beberapa serangan udara minggu ini.
Serangan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendukung pasukan pemerintah Afghanistan.
AS membantu Afganistan memerangi gerilyawan Taliban, termasuk di Provinsi Kandahar yang penting secara strategi.
Seperti dilansir Sindonews, serangan itu menunjukkan niat AS untuk terus mendukung pasukan Afghanistan dengan pesawat tempur yang berbasis di luar negeri, setidaknya sampai penarikan pasukan pada 31 Agustus.
Meski begitu, Pemerintahan Joe Biden belum mengatakan apakah akan melanjutkan dukungan itu setelah penarikan pasukan selesai dilakukan.
Diketahui, AS memiliki berbagai pesawat tempur yang berbasis di Timur Tengah yang mampu menjangkau Afghanistan, termasuk pesawat tempur di atas kapal induk di wilayah tersebut dan pesawat tempur Serta pembom di wilayah Teluk Persia.
Salah seorang reporter yang yang ditanyai tentang laporan berita tentang serangan udara Angkatan Laut FA-18 di daerah Kandahar, sekretaris pers Pentagon John Kirby tidak mengkonfirmasi secara spesifik, termasuk jenis pesawat atau lokasi.
“Dalam beberapa hari terakhir kami telah bertindak, melalui serangan udara, untuk mendukung ANDSF,” kata Kirby menggunakan akronim untuk pasukan pertahanan dan keamanan nasional Afghanistan.
“Tapi saya tidak akan membahas detail teknis dari serangan itu,” imbuhnya seperti dikutip dari AP, Jumat (23/07/2021).
Ini adalah serangan udara AS pertama yang diketahui di Afghanistan sejak Jenderal Scott Miller, yang telah menjadi komandan tertinggi AS di negara itu, melepaskan komandonya dan meninggalkan negara tersebut minggu lalu.
Otoritas untuk melancarkan serangan udara terhadap Taliban sejak itu berada di tangan Jenderal Frank McKenzie, komandan Komando Pusat AS, yang mengawasi keterlibatan militer AS yang lebih luas di Timur Tengah.
Mengikuti komentar Kirby, pejabat pertahanan lainnya mengatakan bahwa pada hari Rabu dan Kamis, AS total melakukan lebih dari empat serangan udara untuk mendukung pasukan Afghanistan.
“Setidaknya dua dari serangan itu untuk menghancurkan peralatan militer, termasuk artileri dan kendaraan, yang telah diambil Taliban dari pasukan Afghanistan,” ujar pejabat itu.
Meski begitu, orang-orang Afghanistan meminta serangan itu, serta mereka yang menargetkan posisi pertempuran dengan Taliban, termasuk setidaknya satu serangan di provinsi selatan Kandahar.
Disisi lain, para pejabat AS telah mendesak Afghanistan untuk menggunakan pesawat tempur mereka sendiri, serta pasukan darat yang dilatih AS.
Dalam beberapa bulan terakhir pasukan Afghanistan telah menyerahkan sejumlah besar wilayah kepada Taliban, menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan mereka untuk bertahan setelah AS menyelesaikan penarikannya.
Pada konferensi pers Pentagon pada Rabu waktu setempat, Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan masa depan Afghanistan ada di tangan rakyatnya, mendesak mereka untuk menegaskan keinginan mereka di medan perang.
“Pasukan keamanan Afghanistan memiliki kapasitas yang cukup untuk memerangi dan membela negara mereka, dan kami akan terus mendukung pasukan keamanan Afghanistan jika diperlukan sesuai dengan panduan dari presiden dan menteri pertahanan,” kata Milley seperti dilansir Sindonews.
Taliban, demikian Milley, sekarang menguasai sekitar setengah dari 419 pusat distrik di Afghanistan, dan sementara mereka belum merebut salah satu dari 34 ibu kota provinsi negara itu, mereka menekan sekitar setengahnya.
Ketika Taliban merebut lebih banyak wilayah, pasukan keamanan Afghanistan mengkonsolidasikan posisi mereka untuk melindungi pusat-pusat populasi utama, termasuk Kabul.
“Sejumlah besar wilayah telah direbut selama enam, delapan, 10 bulan oleh Taliban, sehingga momentum tampaknya – momentum strategis tampaknya – semacam dengan Taliban,” imbuhnya.
Penulis: Ronis Natom