Vox NTT- Saat ini pemerintah menganjurkan semua warga agar segera menyuntik vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh, sehingga tahan terhadap serangan Covid-19.
Tidak sedikit orang meyakini bahwa vaksinasi merupakan salah satu senjata terbaik dalam melawan Covid-19. Salah satu yang berpandangan demikian ialah dr. Lyssette Cardona, MD, Spesialis penyakit menular dari Cleveland Clinic.
Meski begitu, Cardone menegaskan, mendapatkan vaksin Covid-19 tidak membuat siapa pun kebal terhadap Covid-19, sekalipun telah mendapat dosis lengkap.
Sebab itu, dr. Cardona memperingatkan bahwa sekarang bukan saatnya untuk lengah. Masih ada kemungkinan Anda bisa terinfeksi, meski memang telah disuntik vaksin.
Menurut dia, tidak ada vaksin yang menawarkan perlindungan 100% terhadap penyakit. Vaksin, kata dia, memberikan Anda kesempatan yang lebih baik untuk melawan efek infeksi jika terpapar virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19.
“Mendapatkan vaksinasi lengkap, berarti Anda telah menyelesaikan serangkaian vaksin Covid-19, seperti yang direkomendasikan, untuk perlindungan terbaik terhadap komplikasi parah, seperti rawat inap dan atau kematian,” jelas dr. Cardona sebagaimana dilansir Kompas.com.
Ia mengaku, telah mendengar kasus di mana orang yang berada di antara dosis satu dan dua, atau orang yang telah menerima kedua dosis, kemudian masih dinyatakan positif atau terinfeksi Covid-19.
Cardona kemudian mengaitkan hal tersebut dengan risiko pajalanan atau di mana orang berada dalam proses vaksinasi.
Ia menekankan, imunisasi dengan vaksin Covid-19 memberikan perlindungan terbaik dalam waktu dua minggu setelah divaksinasi penuh, yaitu setelah vaksin dosis kedua disuntikan.
Jika seseorang dinyatakan positif Covid-19 atau jatuh sakit beberapa hari kemudian, kemungkinan besar mereka terpapar sebelum divaksinasi sepenuhnya.
“Ada juga kasus penyakit dan atau paparan yang dilaporkan setelah vaksin, tetapi komplikasi penyakit pada mereka yang belum divaksinasi tampak lebih besar,” ujarnya.
Meskipun memungkinkan, dr. Cardona mengatakan, kemampuan untuk menularkan Covid-19 setelah mendapatkan vaksin dosis lengkap, kemungkinannya lebih rendah.
Meski demikian, hal tersebut mungkin bisa ‘menyerang’ orang yang tidak memiliki respons imun yang baik terhadap vaksin.
“Orang tua, mereka yang memiliki kondisi kekebalan atau kesehatan kronis atau mereka yang memiliki gangguan kesehatan yang sebelumnya, mungkin tidak memiliki respons perlindungan terbaik terhadap vaksin, seperti vaksin Covid-19,” katanya.
“Kami masih mengumpulkan data dan melakukan penelitian berkelanjutan tentang respons vaksin pada populasi yang rentan ini,” lanjut dr. Cardona.
Menurut Dr. Cardona dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kerangka waktu yang tepat untuk perlindungan belum diketahui saat ini.
Komunitas ilmiah hingga saat ini, kata dia, masih mempelajari kekebalan alami dan kekebalan yang diinduksi vaksin terkait Covid-19.
“Kami tidak tahu persis berapa lama vaksin akan melindungi kita setelah divaksinasi sepenuhnya. Namun, CDC dan para ahli masih bekerja untuk menentukan jawaban atas pertanyaan ini dan akan terus memberi tahu kita tentang perubahan apa pun.”
“Tetapi satu hal yang kami tahu adalah, bahwa vaksinasi masih merupakan pilihan yang lebih aman untuk mencegah penyakit serius bagi Anda, orang yang Anda cintai, dan untuk kepentingan komunitas kita,” tegasnya.
Sehingga, jika Anda belum divaksinasi atau belum menyelesaikan seri vaksinasi, dr. Cardona merekomendasikan untuk segera melakukannya.
“Jika Anda mengalami kondisi tertentu yang mengharuskan Anda menunda untuk menyelesaikan rangkaian vaksinasi, maka tetap dapatkan dosis kedua, tanpa harus mengulang dosis pertama,” pungkasnya. (VoN)
Sumber: Kompas.com