Ruteng, Vox NTT- Martinus Onge (39), pria asal Rewung, Desa Tango Molas, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) ditemukan tidak bernyawa di kamar kosnya pada Kamis (29/07/2021) malam.
Kosnya berlokasi di Jl. Gewak 1, Kelurahan Poco Mal, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai. Hari-harinya, Martinus bekerja di salon atau perias pengantin di Kota Ruteng.
Pantauan VoxNtt.com, Martinus tergelak di atas kasur dengan posisi badan terlintang. Tangan kanannya di atas perut. Sedangkan tangan kirinya berada di atas dada.
Ia mengenakan baju berwarna hitam dengan lengan berwarna merah serta bercelana panjang yang terlipat sampai di betis. Di bawah kakinya terdapat sebuah rice cooker yang masih terbuka dan tempat penyimpanan air.
Lidwina Jaimar ibu kos Martinus menjelaskan, pada tiga hari yang lalu ia sempat memberikannya bubur. Martinus pun sempat menerimanya.
Keesokan harinya, seseorang yang tidak diketahui identitasnya datang membawa makanan ke Martinus. Ia membuka pintu dan menerima makanan tersebut.
Setelah itu, pemilik kos dan juga anak-anak kos yang lain tidak lagi memantau Martinus secara khusus. Hingga akhirnya pada Kamis (29/07/21) pukul 18.00 Wita, pemilik kos kemudian menanyakan keberadaan dan kondisi Martinus.
Mereka mengetuk pintu kamar kos Martinus, namun tidak ada jawaban dari dalam. Lalu, pemilik kos kemudian mengambil sebuah kursi lalu mengintip dari celah ventilasi. Mereka melihat Martinus tidak bernyawa lagi. Mereka kemudian menginformasikan itu ke Lurah setempat.
Lidwina sendiri tidak mengetahui riwayat sakit Martinus. Ia juga mengaku tidak tahu tentang penyebab kematian Martinus.
“Kami tidak tahu Nana. Karena dia ini memiliki usaha salon. Dia sering keluar untuk melayani pesanan. Selama ini dia hanya singgah sebentar saja di kos,” ujar Lidwina.
Paur Humas Polres Manggarai Ipda I Made Budiarsa mengungkapkan, sudah tiga hari lamanya Martinus terkurung dalam kamar kosnya. Ia mengunci pintu dari dalam, sebelum akhirnya ditemukan tewas sekitar pukul 18.00 Wita.
Yohanes I.Y Gurtoroyem, tetangga kosnya penasaran lantaran Martinus tidak pernah keluar kamar selama tiga hari. Ia lalu menyampaikan hal tersebut ke pemilik kos, Agustinus Pen.
“Selanjutnya pemilik kost bersama saksi berusaha mengetuk pintu kos, namun tidak ada respons dari korban, sehingga pemilik kos membuka pintu kos dengan menggunakan kunci cadangan,” terang Budiarsa.
“Setelah pintu kos berhasil dibuka ditemukan korban sudah meninggal dunia dengan posisi telentang di kasur dan sudah dalam keadaan kaku,” imbuh dia.
Melihat kejadian tersebut pemilik kos kemudian langsung melaporkannya ke Polres Manggarai.
Menurut Budiarsa, informasi yang berhasil dihimpun polisi di TKP bahwa korban selama satu minggu terakhir mengeluh sakit flu dan batuk serta tidak pernah keluar dari kamar kosnya.
Polisi, kata dia, kemudian mencaritahu informasi apakah Martinus meninggal akibat Covid-19 atau karena penyakit lain.
Budiarsa mengatakan, menurut penjelasan dari Nanchy, seorang dokter di RSUD Ben Mboi Ruteng, setelah dua jam meninggal dunia Covid-19 tidak akan bisa terdeteksi. Meski begitu, jenazah korban tetap dilakukan penanganan sesuai standar protokol Covid-19.
”Hasil olah TKP oleh anggota identifikasi Polres Manggarai tidak ditemukan tanda – tanda kekerasan pada tubuh korban serta ditemukan obat sakit batuk dan flu,” katanya.
Pihak Polres Manggarai kemudian berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Manggarai Timur untuk menjemput jenazah korban.
Usai dijemput tim Satgas, jenazah korban dimakamkan di kampung halamannya di Rewung, Desa Tango Molas, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba