Kupang, Vox NTT-PT PLN (Persero) terus berkomitmen melistriki hingga ke penjuru negeri demi mewujudkan energi berkeadilan.
Kehadiran listrik PLN disambut gembira 2.678 kepala keluarga 16 desa di Nusa Tenggara Timur (NTT). Terang juga hadir di dua dusun yang berada di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Sebagai bagian dari pembangunan listrik ke daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T), Dusun Manekik yang masuk wilayah Desa Sarabau, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu itu masuk dalam wilayah misi kelistrikan PLN. Dusun ini berada di perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.
Kebahagiaan datang dari warga Dusun Manekik – Kecamatan Tasifeto Timur. Salah satunya, Ludovikus Kasa.
“Saya atas nama masyarakat Dusun Manekik, Desa Sarabau mengucapkan limpah-limpah terima kasih karena mendapatkan terang dari PLN,” ucap Ludovikus yang juga Kepala Dusun di Manekik.
Selain Dusun Manekik, ada juga Dusun Webua di Desa Dafala yang akhirnya menikmati listrik PLN. Desa Dafala juga masih berada di wilayah Belu yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Timor Leste.
Untuk menghadirkan listrik di Dusun Webua dan Dusun Manekik, PLN membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 4,57 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 2,99 kms, dan 2 gardu dengan kapasitas masing-masing 50 kVA dengan nilai investasi mencapai Rp2 miliar.
Tak hanya 2 dusun di perbatasan Timor Leste, PLN juga menghadirkan terang di 16 desa yang tersebar di beberapa kabupaten di NTT yaitu Desa Fatusuki Kabupaten Kupang, Desa Marada Mundi Kabupaten Sumba Timur, Desa Daha Elu dan Desa Cendana Kabupaten Sumba Tengah, Desa Golo Wedong Kabupaten Manggarai Barat.
Kemudian Desa Urung Dora, Desa Poco Ri’i, Desa Lidi, Desa Golo Nderu, Desa Golo Meleng, Desa Compang Wunis, Desa Paan Leleng, Desa Rana Kulan Kabupaten Manggarai Barat, Desa Benteng Suru, Desa Golo Woi dan Desa Patisirawalang Kabupaten Flores Timur.
Untuk melistriki di 16 desa tersebut, PLN membangun JTM sepanjang 66,96 kms, JTR sepanjang 71,55 kms, dan 20 gardu dengan kapasitas 1.000 kVA. Adapun investasi yang dikeluarkan PLN mencapai Rp18,6 miliar.
Kerja keras PLN berbuah manis, mengingat sebanyak 2.678 kepala keluarga di 16 desa itu berhasil mendapatkan akses listrik yang akan mendukung produktivitas warga di tengah pendemi Covid-19.
Luapan sukacita datang dari Lukas Ndaparehing (74), warga Desa Marada Mundi. Lukas yang berprofesi sebagai petani ini berharap dengan hadirnya listrik ini akan dapat mendukung perekonomian warga.
“Kami mengapresiasi upaya PLN menghadirkan listrik untuk warga desa ini. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian di desa kami khususnya di sektor pertanian dan perkebunan,” ujarnya.
Selain itu, apresiasi datang dari Simplisius Akoit (42), warga Desa Patisirawalang. Pria paruh baya yang berprofesi sebagai nelayan tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Menurutnya, di era teknologi yang berkembang saat ini, listrik sangat diperlukan.
“Apalagi anak sekolah belajar dari rumah, kita bekerja dari rumah, sehingga sangat membantu dalam aktivitas kita sehari-hari. Apalagi kami sebagai nelayan dengan adanya listrik hasil tangkapan kami dapat disimpan lebih lama karena sudah ada pendingin,” ucap Simplisius dengan raut gembira.
Rasio Desa Berlistrik Capai 96,6 Persen
Dengan kesigapan PLN, lanjut Jatmiko, Rasio Desa berlistrik (RDB) di NTT kini telah mencapai 96,6 persen, sementara Rasio Elektrifikasi (RE) untuk wilayah NTT telah mencapai 88,82 persen.
“Merupakan kado manis dari PLN menyambut HUT RI ke 76, PLN khususnya di NTT dapat melistriki hingga ke daerah-daerah terpencil. Kami akan terus upayakan pemerataan listrik, sesuai dengan misi PLN untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui ketersediaan listrik,” ucap General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko.
Upaya PLN menghadirkan listrik di wilayah 3T bukan tanpa tantangan. Ada tantangan geografis dan infrastruktur jalan yang sangat ekstrem dihadapi selama menjalankan misi kelistrikan ini.
Meski demikian, hal ini menjadi motivasi bagi insan PLN di NTT, untuk memberi warna bagi masyarakat dalam momen peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
Tak hanya sampai di desa terpencil, PLN turut juga melistriki dusun sejalan dengan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara di Aruk, Motaain dan Skouw pada 11 Januari 2021 lalu.
Sejalan dengan itu, di NTT telah ditetapkan 3 Program utama PLN dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi pada Kawasan Perbatasan Negara Motaain.
Adapun 3 program utama itu yakni, pembangunan jaringan listrik di Dusun Webua Desa Dafala, Kecamatan Tasifeto Timur Pekerjaan yang sudah diselesaikan pada 10 Februari 2021.
Selain itu, Pembangunan Listrik jalur Sabuk Merah Perbatasan Atambua – Motaain sepanjang 4,2 kms untuk mendukung Layanan Premium PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Motaain yang disuplai dari 2 Penyulang. Pekerjaan ini pun telah diselesaikan pada Mei 2021.
Terakhir, pembangunan jaringan listrik di Dusun Manekiik, Desa Sarabau, Kecamatan Tasifeto Timur yang pembangunan Jaringannya akhirnya dituntaskan pada 13 Agustus 2021 lalu, dilanjutkan dengan penyambungan ke pelanggan baru.
Seluruh pekerjaan ini dipantau secara rutin oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Semoga dengan Terangnya desa dan dusun di NTT, menjadi wujud kerja nyata PLN di tengah masa pandemi dan menambah kesejahteraan bagi masyarakat,” ujar Jatmiko.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba