Ruteng, Vox NTT- Di ujung pena media massa buah keberhasilan Afni mulai muncul. Pasalnya, pasca-diberitakan berbagai media mulai 12 Agustus 2021 lalu, bantuan kepada keluarga pemilik nama lengkap Kristina Viani Varnilan itu terus berdatangan.
Kisah kehidupan putri sulung dari pasangan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) Siprianus Judin dan Bergita Gumbul, warga Dusun Muwur, Desa Wae Mantang, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur itu memang sangat memprihatinkan.
Bagaimana tidak, ia rela menelan pil pahit saban hari karena harus merawat ayah dan anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa dan dipasung di sebuah gubuk reyot.
Tidak hanya itu, putri remaja berparas cantik itu harus menjadi tulang punggung keluarga sejak tiga anggota keluarganya mulai duduk kaku di atas kayu pasung.
BACA JUGA: Kisah Afni dan Yohanes, Memilih Putus Sekolah Demi Merawat Orangtua
Pasca-kisahnya digulirkan ke ruang publik lewat sajian berita mendalam para awak media, hingga kini bantuan terus bermunculan, termasuk Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng.
Afni dipastikan akan menerima beasiwa kuliah kebidanan selama 3 tahun di Fakultas Kesehatan Unika St. Paulus Ruteng.
Peluang ini tidak disia-siakan Afni. Pada Jumat (20/08/2021), Afni resmi mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di Unika St. Paulus, tahun akademik 2021/2022.
Di kampus katolik itu, Afni diterima oleh Ketua Yayasan Santu Paulus, RD. Ledobaldus Roling Mujur, Pr sekira pukul 10.10 Wita di ruang kerjanya.
Kepada wartawan RD. Roling mengatakan, Yayasan Unika Santu Paulus Ruteng akan menanggung biaya kuliahnya Afni di Fakultas Kesehatan jurusan Kebidanan.
BACA JUGA: PJM Salurkan Bantuan untuk Keluarga ODGJ
“Yayasan menanggung biaya pendidikan selama tiga (3) tahun tidak ada biaya lain. Sedangkan biaya hidupnya, itu yang perlu dikoordinasikan dengan pihak-pihak lain,” terang RD. Roling.
“Sedangka biaya kuliahnya, kurang lebih hampir Rp50 juta semuanya selama tiga tahun itu, itu Yayasan backup seluruhnya,” sambung dia.
BACA JUGA: Respons Pemberitaan Media, Bupati Manggarai Kunjungi Tiga Pasien ODGJ di Rahong Utara
Upaya jemput bola pihak Unika Ruteng terhadap keluarga Afni bukan tanpa sebab. Menurut RD. Roling, kampus itu sangat peduli dengan keluarga Afni.
Sempat Dorong Ikut Kursus
Sebelumnya, lanjut dia, Yayasan St. Paulus dan Afni sempat melakukan diskusi terkait pilihan pendidikan, apakah memilih kuliah kebidanan atau mengikuti kursus.
Diskusi tersebut dipandang penting untuk bisa memetakan waktu dengan baik, mengingat Afni merupakan anak sulung dan bertanggung jawab dalam menjaga adik-adiknya.
BACA JUGA: Publik Tergugah untuk Keluarga ODGJ, Persatuan Jurnalis Manggarai Apresiasi
“Itu harus bisa dipastikan agar tidak mengganggu waktu kuliahnya Afni ini, karena pada umumnya kuliah kesehatan keperawatan dan kebidanan itu, butuh waktu yang ekstra, bukan hanya teori, tetapi banyak waktu praktiknya, apalagi pratiknya itu bukan hanya di sini, bahkan bisa sampai ke Bali,” terang RD. Roling.
Ia menjelaskan, selama ini Afni mempertimbangkan kondisi waktu tersebut.
Sebab itu, Yayasan Unika Santu Paulus Ruteng sempat memberikan pilihan lain kepada Afni untuk mengikuti kursus.
“Kami ada pikiran lain juga, kalau Afni ini ikut kursus, itu pikiran lainnya, tapi tergantung Afni, ikut kursus lalu Yayasan membiayai dan selesai kursus lalu Yayasan mem-backup modalnya,” jelas RD. Roling.
Pilihan itulah yang dikembangkan dalam diskusi antara Yayasan St. Paulus Ruteng dengan Afni. Namun rupanya Afni lebih memilih jurusan Kebidanan untuk menata karier masa depannya.
Penulis: Leo Jehatu
Editor: Ardy Abba