Oleh: Yohanes Mau
Berawal dari mimpi memeluk yang tak terpeluk. Rindu semakin membara. Tangan terulur namun tak menggapai.
Di atas pohon besar mengalirlah percikan sejuk energi cinta yang bertahan hidup hingga detik ini. Kini hidup bagai telur di ujung tanduk.
Hidup tak menentu. Di situasi dunia yang tidak selesai berdamai dengan pandemi ini manusia hanya sabar menanti. Sampai kapan semesta pulih seperti yang dulu lagi.
Covid-19 semakin menggila dengan aneka variannya. Bisnis vaccine telah mendunia. Walaupun penelitian belum sampai seratus persen.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan agar semua orang harus vaksin dengan alasan utana agar terlindung dari virus corona dan bisa melindungi yang lain dari penyebaran virus.
Lantas muncul pertanyaan, untuk apa vaksin kalau penelitinya belum tuntas dan mereka yang tervaksin lengkap dua kali tusukan saja masih terinfeksi dan mati. Padahal sebelumnya tidak ada sakit.
Kalau saja masalah seperti ini masih saja bertahan selama merajanya pandemi ini maka jalan terbsik hentikan vaksin dengan segala tetek bengek sandiwara yang masih membumi.
Biarkanlah manusia melakonkan hidup sesuai harapan dan kerinduannya. Jangan takut-takuti mereka dengan adanya angka kematian. Biarlah kematian itu menunggumu di ambang pintu napas hidup.
Cukupkan dirimu dengab hati yang kuat sambil ikuti protokol kesehatan yang ada secara baik dan benar. Vaksin ditiadakan saja karena belum bisa menolong manusia. Biarkanlah manusia menolong diri sendiri secara bijak.
Aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam mewajibkan masyarakat untuk vaksin adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia. Setiap manusia punya kebebasan untuk hidup.
Mengapa mesti dipaksakan dengan cara halus. Yang tidak memiliki sertifikat vaksin tidak bisa melakukan perjalanan antar daerah dan antar negara.
Aturan konyol ini yang membuat rakyat kecil stress dan terkena corona. Akhirnya imun tubuh menurun dan meniggal.
Hentikan segera mafia penipuan berbalut bisnis ini dan kembalilah kepada kesadaran semula. Coba tengoklah jauh ke depan ada apa di balik vaksin yang hasil penelitian saja belum seratus persen tapi sudah mulai dicoba-coba.
Kasihan dunia ini. Manusia yang diwajibkan untuk vaksin ada yang masih terinfeksi Covid-19 dan meninggal. Kalau begitu untuk apa dunia masih gencar dengan vaksin ini?
Kalau benar tujuan vaksin untuk melindungi sistem tubuh dari serangan Covid maka berikut beberapa hal urgen yang mesti dilakonkan oleh pemerintah dan para tenaga medis: pertama, sebelum dilakukan vaksin seseorang harus tes kadar antibodi di dalam tubuh.
Tuannya adalah untuk mengetahui zat daya tahan tubuh yang sudah ada di dalam tubuh. Kalau daya tahan tubuh masih kuat hadapi terpaan virus mengapa mesti diwajibkan untuk vaksin lagi? Tidak perlu lagi vaksin karena antibodi masih mantap.
Kedua, tak perlu kabarkan setiap hari angka yang terinfeksi dan meninggal karena Covid-19. Cukup pertegaskan untuk ikuti protokol kesehatan secara baik dan benar. Itu saja sudah cukup.
Biarkan manusia tampil melakonkan hidup sebagaimana adanya. Jangan mengekang mereka. Berikanlah kebebasan agar mereka bisa bertanggung jawab dengan anugerah hidup yang telah Tuhan titipkan.
Ketiga, hapus segala macam lockdown yang berlangsung dalam waktu yang tak menentu. Buka lagi tempat-tempat ibadat biar manusia tetap datang dan ungkapkan rasa syukur di dalam rumah ibadat.
Lockdown dan tutup pintu rumah ibadat adalah cara lain membuat manusia jauh dari Tuhan. Maka jalan terbaik hapuskan lockedown dan perlakukan situasi new normal berdasarkan protokol kesehatan yang ketat.
Saya yakin dunia akan baik-baik saja kalau pemerintah di seluruh dunia ikuti tawaran sederhana ini.
Manusia hanyalah kawanan kecil yang sedang menahan pedih dan luka yang tak tertahankan oleh aneka aturan yang mengikat ruang gerak mereka.
Jalan terbaik yang mesti dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia adalah berikan kebebasan kepada manusia untuk melestarikan hidup yang telah Tuhan anugerahkan ini.
Jangan memaksa kehendak dan kebebasan manusia untuk menjaga dan merawat napas hidupnya. Pemerintah hadir hanya sebagai teduhan yang menyejukkan hati masyarakat kecil.
Pemerintah hanya naungan sejuk dalam situasi apa pun. Namun tidak boleh memaksa dengan mewajibkan masyarakat untuk vaksin. Karena vaksin Covid-19 tidak 100 persen menolong.
Gumtree-Zimbabwe-Afrika, 21/08/2021.
Penulis warga Belu Utara NTT-Indonesia. Kini sedang bertualang di Zimbabwe