Oleh: Leo Manuk
Indonesia adalah bangsa yang pluralis. Dia mempunyai banyak keberagaman. Ada banyak suku, ras agama, dan budaya.
Adanya banyak suku, ras, agama, dan budaya tidak membuat bangsa Indonesia terlepas dari yang namanya toleransi. Dalam praktik kehidupan bermasyarakat, kita selalu menghargai yang namanya perbedaan.
Sistem penerapan pluralisme yang baik di tengah masyarakat tentu saja mampu mengantar bangsa Indonesia jauh dari berbagai konflik.
Sejak dulu, masyarakat Indonesia selalu mempunyai nilai-nilai sosial yang luhur dan lahir dari sejak dini. Hal ini untuk menciptakan suasana hidup rukun dalam kehidupan bersama.
Karena itu, hal sederhana harus kita lihat dari pluralisme ini adalah bahwa bangsa Indonesia selalu membuka kebebasan kepada masyarakat untuk bebas memeluk agama masing-masing, dengan keunikan, kekhususan setiap agama terutama kepercayaan.
Terlepas dari semua ini, kita bisa melihat apa yang menjadi dasar pegangan bangsa Indonesia selalu saling hidup rukun dan damai.
Sebagai manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita bersyukur kepada para pejuang negara, atas musyawarah bersama hadirlah satu dasar negara yaitu Pancasila yang selalu mempersatukan bangsa Indonesia hingga saat ini.
Dasar negara Pancasila sangatlah berpengaruh besar terhadap bangsa Indonesia. Lima sila dalam Pancasila memberikan pengaruh pada keberagaman bangsa Indonesia.
Sehingga tidak heran sampai sekarang bangsa Indonesia terus berdiri dengan kokoh dan kuat karena memang landasannya sangat kuat.
Dasar negara Indonesia Pancasila dan pluralitas bangsa Indonesia mampu menghantarkannya berada pada satu rasa nasionalisme yang sangat tinggi di dalam masyarakat.
Itu semua karena ada satu landasan yang kuat dari bangsa Indonesia. Pancasila adalah nama dari satu semangat dan jiwa dari realitas pluralisme nusantara yang menghidupkan bagi setiap warganya.
Ini adalah salah satu jalan tengah dari bangsa Indonesia, yang mampu mendamaikan pluralisme. Sehingga bangsa ini terus maju dengan berbagai pluralisme.
Hal ini tidak terlepas dari perjuangan mempertahankan dan mengamalkan Pancasila. Dengan demikian juga segala daya upaya, usaha dan kebijakan mempertahankan dan mengamalkan Pancasila hanya dapat dipertanggungjawabkan dalam pengakuan iklas dan penghargaan tanpa syarat terhadap pluralisme.
Demikianlah kemajekukan membentuk satu kesatuan yang bernama Pancasila.
Tanggung Jawab Kaum Muda di Tengah Arus Globalisasi
Di tengah arus globalisasi yang sangat pesat ini, tanggung jawab sebagai kaum muda bangsa sangatlah besar.
Kaum muda bangsa Indonesia harus berani dan terus maju mempertahankan pluralisme bangsa Indonesia dengan baik terutama Pancasila sebagai dasar negara.
Karena itu semangat nasionalisme dari kaum muda bangsa haruslah tetap stabil dan tetap kokoh. Hendaknya tidak terjadi perselisihan di antara kaum muda dan antaragama.
Sebagai kaum muda cobalah kita ingat konflik agama yang terjadi seperti di Ambon, Maluku. Konflik ini adalah salah satu konflik yang sangat besar.
Sebagai kaum muda di era globalisasi, kita harus mengambil hal positif dari konflik ini. Kaum muda harus belajar dari konflik ini. Tugas kaum muda adalah membuat bangsa Indonesia menjadi nyaman, aman, dan tenteram.
Meskipun kita berbeda tetapi haruslah terus mencintai bangsa terutama Pancasila.
Sebagai kaum muda bangsa Indonesia, kita juga harus jujur mengatakan bahwa globalisasi itu mendatangkan keuntungan atau kebaikan bagi kita.
Memang globalisasi juga membawa nilai-nilai baru bagi kita di tengah masyarakat.
Namun sebenarnya tidak semua nilai baru itu bersifat negatif, dalam arti bahwa tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Marilah sebagai kaum muda, kita memberi diri yang total kepada bangsa ini. Kita mengabdi secara takwa kepada bangsa Indonesia. Kita harus rela berkorban seperti para pejuang yang dengan gagah berani mengangkat senjata mempertahankan bangsa Indonesia dari musuh-musuh penjajah.
Filosofi Bhineka Tunggal Ika “berbeda-beda tetapi tetap satu” harus selalu mendarah daging pada semua lapisan masyarakat terutama kaum muda. Kita harus melihat cinta antarsesama dan jadikan perbedaan sebagai sebuah kekuatan bangsa Indonesia.
Penulis adalah mahasiswa Fakultas Filsafat Unwira kupang. Sekarang menetap di Seminari Tinggi St. Michael Penfui Kupang