Sang Pemimpi
(Perihal Aku dan Kita dalam Mengejar Cita)
Fajar merekah cerah
Saat sinar menerobos sisa gelap
Saat hangat menyapa lembut wajah
Dan senyum menutup mimpi yang lelap
//
Sebuah lonceng bergema nyaring
Membangunkan sang Pemimpi
Dari mimpi yang panjang
Perhal putihnya jubah yang kian rapuh ditelan usia
//
Pagi yang indah
Mengajak sang pemimpi tuk melangkah
Menelusuri setiap jejak kelam
Demi menemui lorong-lorong impian
//
Dentang lonceng kembali mengajak
Mengingatkan pada siapa ia bertekuk
Sebelum jalan meninggalkan bekas tapak
Pada pencarian di jalan setapak.
//
Dia berdidi di hadapan-Nya
Membalutkan setiap dan melepaskan ikrar
Pada impian yang telah digantungnya
Pada mimpi yang ingin ia kejar.
Perihal Menunggu
Kala senja telah pamit
Aku masih saja tetap menunggu
Pada sebuah jejak
Yang pergi tanpa pamit
Perihal tentang dia yang belum sempat berakhir.
Dan pada akhirnya,
Aku masih saja tetap menunggu
Pada kala senja yang telah pamit
Pergi tanpa berpamit
Karena menunggu aku menjadi sendu