Kefamenanu, Vox NTT-Pelaksanaan program Bedah Rumah Tidak Layak Huni (Berarti) di Desa Oekopa, Kecamatan Biboki Tanpah, Kabupaten TTU, terancam mangkrak.
Pasalnya, hingga saat ini dari total 123 unit rumah yang dianggarkan baru 14 rumah yang diatap.
Padahal program yang menelan anggaran senilai Rp3,075 miliar tersebut dikerjakan menggunakan APBD induk Kabupaten TTU tahun anggaran 2020.
Terpantau VoxNtt.com beberapa waktu lalu, terlihat sebagian besar rumah baru diselesaikan bagian temboknya.
Bahkan terdapat beberapa unit rumah yang baru dikerjakan bagian fondasinya.
Terlihat pula material berupa pasir, batako, dan besi beton tersimpan di bagian sebelah fondasi yang dibangun.
Beberapa warga yang ditemui VoxNtt.com mengaku keterlambatan tersebut bukan karena kelalaian dari masyarakat penerima manfaat. Namun pemilik PB. Kania yang bertindak sebagai supplier bahan material untuk program Berarti di Desa Oekopalah yang terlambat dalam menurunkan bahan bangunan.
Ketua BPD Oekopa Eduardus Monemnasi kepada VoxNtt.com membenarkan adanya keterlambatan dalam pelaksanaan program Berarti di desa itu.
Menurut dia, hal itu terjadi lantaran PB. Kania selaku supplier terlambat dalam penurunan bahan material.
“Yang di atap baru sekitar 10 persen dari 123 rumah, ada sebagian yang bahkan baru slof bawah,” sesalnya.
Eduardus pada kesempatan itu berharap pihak terkait dari pemerintah daerah bisa turun ke Desa Oekopa untuk melihat pelaksanaan program Berarti.
Ia menilai pelaksanaan program Berarti yang sangat dibutuhkan masyarakat Desa Oekopa saat ini karena akan berpengaruh pada pelaksanaan program lainnya yang turun ke desa tersebut.
“Kami minta dari pihak terkait turun untuk melihat langsung pelaksanaan program Berarti di Desa Oekopa,” tuturnya.
Paulus selaku ketua KMPS program Berarti di Desa Oekopa kepada VoxNtt.com juga mengakui adanya keterlambatan dalam pelaksanaan program Berarti di desanya. Itu terjadi lantaran suplai bahan dari PB.Kania selaku supplier masih terhambat.
Selain itu, tambahnya, keterlambatan tersebut terjadi lantaran lambatnya pencairan anggaran.
Dari total anggaran Rp 3,075 miliar, kata dia, yang belum dicairkan hingga saat ini masih terdapat di rekening KMPS sebesar Rp1,2 miliar.
“Supplier sebenarnya siap, hanya terkendala di pencairan anggaran, sampai saat ini masih ada Rp1,2 miliar di rekening KMPS,” ujarnya.
Paulus melanjutkan, selain faktor anggaran, keterlambatan juga terjadi karena faktor banyaknya kesibukan masyarakat penerima program.
Selain itu kendala tenaga tukang juga menjadi salah satu penyebab rendahnya progres pelaksanaan program Berarti di Desa Oekopa.
“Bahkan 3-4 rumah hanya harap 1 tukang saja, makanya lambat,” ujarnya.
Sementara itu, Minggus Pasi pemilik PB.Kania selaku supplier program Berarti di Desa Oekopa mengaku dirinya siap untuk menyelesaikan pendropingan bahan material hingga tuntas.
Pendropingan Material dari Supplier Terlambat
Terpisah, Vinsen Ketmoen selaku PPK pada program Berarti di Desa Oekopa saat dikonfirmasi VoxNtt.com di ruang kerjanya mengakui adanya keterlambatan dalam pelaksanaan program Berarti di Desa Oekopa.
Hal itu terjadi lantaran supplier lambat dalam menurunkan material bahan bangunan.
Hal itu terlihat bahwa hingga saat ini progres penurunan bahan bangunan oleh supplier di Desa Oekopa baru mencapai 60%.
“Anggaran yang dicairkan juga baru 60,44 persen,” tuturnya.
Vinsen melanjutkan, pelaksanaan program Berarti sesuai jadwal awal, masa adendum selesai tanggal 30 Juni 2021.
Namun kemudian dilakukan adendum kedua yang akan berakhir per 15 September mendatang.
Setelah masa adendum pertama selesai, jelasnya, KMPS Desa Oekopa kemudian melakukan kerja sama lagi dengan UD. Sion untuk membantu pendropingan Material.
Kesepakatannya dalam waktu 1 minggu seluruh material harus sudah selesai didroping.
Namun sayangnya hingga saat ini pendropingan material ke Desa Oekopa pun masih jauh dari harapan.
“Kita juga sangat menyayangkan, kita sudah tegur ke KMPS secara lisan juga supplier-nya tidak seperti apa sehingga masih terus seperti ini,” pungkasnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba