Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd
Ka SMPK Frateran Ndao
“Karakter, dalam jangka panjang, adalah faktor penentu dalam kehidupan individu dan bangsa.” – Theodore Roosevelt
“Karakter hanyalah kebiasaan yang berlangsung lama.” – Plutarch
“Batu fondasi untuk sukses yang seimbang adalah kejujuran, karakter, integritas, iman, cinta, dan kesetiaan”…Zig Ziglar
Sejak tahun 2017, SMPK Frateran Ndao dan semua sekolah-sekolah Yayasan Mardiwiyata telah mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), dengan berbasis kelas (sekolah), berbasis keluarga dan berbasis masyarakat.
Dengan demikian, SMPK Frateran Ndao sesungguhnya menerapkan lima (5) hari sekolah, sesuai dengan permendikbud No. 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah, yang merupakan turunan atau penjabaran dari Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Oleh karena itu, PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati (etika), olah rasa (estetika), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinstetik), dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang disebut dengan tri pusat pendidikan.
PPK merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). PPK merupakan upaya untuk menumbuhkan dan membekali generasi penerus, agar memiliki bekal karakter baik, keterampilan literasi yang tinggi, dan memiliki kompetensi unggul abad 21, yaitu mampu berpikir kritis (Critical Thinking), kreatif (Creativity), komunikatif (Communication), dan kolaboratif (Collaboration), kasih sayang (Compassion) dan komputasi logis (Computational logic).
Dan pada awalnya ditahun 2017, pendidikan karakter begitu ramai diperbincangkan di ruang publik, teristimewa pada satuan pendidikan, termasuk sekolah-sekolah di bawah naungan Yayasan Mardiwiyata, khususnya SMPK Frateran Ndao.
Belakangan ini, sepertinya gaung pendidikan karakter, terasa sirna seiring munculnya wabah Coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Padahal pendidikan karakter yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah solusi terbaik untuk menjawabi ketimpangan atau distorsi anak bangsa yang terkadang perilakunya kebablasan.
Namun, faktanya pendidikan karakter pada setiap satuan pendidikan hingga kini hanya tinggal nama tanpa makna.
Padahal juga, gagasan merdeka belajar yang diusung oleh mendikbud Nadiem Makarim muaranya adalah pendidikan karakter.
Dapat kita bisa lihat sekarang ini, ketika UN (Ujian Naasional) menjelma menjadi AN (Asessmen Nasional), yang mana instrumentnya ada 3, yaitu AKM (Literasi dan Numerasi), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Jadi, sesungguhnya orientaasi pendidikan mendikbud Nadiem adalah pada pendidikan atau nilai karakter.
Maka, dalam AN yang dimulai tahun 2021 ini, salah satu instrumennya adalah survei karakter, dan tentunya mengacu pada lima nilai karakter utama, yakni Religius, Nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas.
Tetapi, sayangnya roh pendidikan karakter terasa hilang, dan karena itulah SMPK Frateran Ndao, ditahun ajaran baru 2021/2022 ini, kembali menyalakan api pendidikan karakter yang mulai redup dan suram, melalui pojok literasi peserta didik, dan dihidupkan kembali jam PPK sebelum kegiatan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas).
Dan kami berharap dengan adanya pojok literasi peserta didik dan jam PPK di SMPK Frateran Ndao, maka asa PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) di SMPK Frateran Ndao kembali nyala dan hidup dalam diri civitas SMPK Frateran Ndao.
Dan implementasi PPK pada satuan pendidikan SMPK Frateran Ndao melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Ada delapan belas (18) Nilai Karakter Versi Kemendiknas dan Penjelasannya, yang merupakan kristalisasi dari nilai karakter utama, yakni:
- 1. Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (kepercayaan) lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama (kepercayaan) lain. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, religius dapat diaplikasikan lewat doa sebelum dan sesudah KBM, membaca kitab suci, tidak membully atau perundungan, tidak mengeluarkan kata-kata kotor atau makin, saling membantu, dllnya.
- Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Dalam konteks SMPK Fratean Ndao, jujur dapat diaplikasikan dengan cara tidak berbohong kepada orang tua, guru dan teman, tidak menyontek saat Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT).
- Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama (kepercayaan), suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, toleransi dapat diaplikasikan lewat menciptakan ketenangan atau keheningan saat berdoa.
- Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, disiplin dapat diaplikasikan lewat hadir tepat waktu di sekolah dan tertib berbusana, mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Juga patuh dan taat terhadap orang tua, guru dan aturan lembaga.
- Kerja Keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, kerja keras dapat diaplikasikan lewat tekun dan giat dalam belajar- mengajar, belajar dan mengajar dengan hati, selalu meng-update dan meng-upgrade diri, sehingga berkompeten, berkualitas, bernas.
- Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, kreatif dapat diaplikasikan lewat belajar tanpa disuruh, menggunakan waktu untuk hal-hal yang positif, dan mengajar dengan metode yang bervariasi.
- Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, mandiri dapat diaplikasikan lewat mengerjakan tugas dari sekolah sendiri, membantu dan mengerjakan tugas pribadi di rumah
- Demokratis: cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, demokratis dapat diaplikasikan lewat musyawarah, diskusi, dialog.
- Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, rasa ingin tahu dapat diaplikasikan lewat umpan balik saat PBM (Proses Belajar Mngajar), lewat tugas kokurikuler, juga lewat berliterasi.
- Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok/golongannya. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, semangat kebangsaan dapat diaplikasikan lewat semangat belajar dan mengajar, semangat bekerja sama – sama dan sama – sama bekerja.
- Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, cinta tanah air dapat diapliksasikan lewat mencintai diri sendiri (membersihkan diri, mandi, gosok gigi tiap hari), seragam yang bersih, kelas bersih (sampah dibuang pada tempat sampah), ketika ada sampah di kelas atau diluar kelas harus dengan kesadaran memungut sampah itu dan dibuang pada tempat sampah, tidak membuang sampah sembarangan di manapun kita berada. Juga harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mengenakan batik bebas atau motif daerah pada setiap jumat pertama tiap bulan.
- Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, menghargai prestasi dapat diaplikasikan lewat tekun belajar, tekun mengikuti bimbingan, tekun berkarya sehingga meraih prestasi. Di eja lebih jauh, menghargai prestasi dapat berarti kemauan yang diikuti oleh tindakan untuk berprestasi dengan belajar terus dan terus belajar.
- Bersahabat/Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, bersahabat/komunikatif dapat diaplikasikan lewat tidak memilih-milih teman, tidak rasis, tidak eksklusif, tidak pilih kasih, tetapi supel, semua adalah anandao.
- Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Dalam konteks SMPK Frateran cinta damai dapat diaplikasikan lewat tidak saling bermusuhan, hidup rukun dan damai, semua sebagai satu keluarga Spater Ndao.
- Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, gemar membaca dapat diaplikasikan lewat kegiatan literasi selama 15 menit sebelum KBM, dan pojok literasi peserta didik. Juga melalui keikutsertaan dalam GSMB (Gerakan Sekolah Menulis Buku), dalam proses.
- Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, peduli lingkungan dapat diaplikasikan lewat piket kebersihan kelas dan lingkungan atau halaman sekolah.
- Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, peduli social, dapat diaplikasikan lewat aksi solidaritas kemanusiaan, ketika terjadi bencana, sakit dan kematian dan atau kunjungan ke panti sosial.
- Tanggung-jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, tanggungjawab dapat diwujudkan lewat menjalankan tugas yang diberikan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Juga, tanggungjawab dapat diaplikasikan lewat loyalitas, dan dedikasi serta komitmen yang kuat untuk menjalankan tugas yang diberikan.
Jadi, 18 nilai PPK di atas, merupakan kristalisasi dari nilai karakter yang merupakan nilai utama, yakni:
- Religius (Religion): berkaitan dengan agama. Setiap civitas SMPK Frateran Ndao pasti memiliki agama. Maka, sebagai insan beragama sudah pasti memiliki iman kepada Tuhan. Oleh karena itu, setiap civitas SMPK Frateran Ndao, harus menjalin relasi yang intim dan intens dengan Tuhan, mulai dari bangun tidur di rumah, dengan sujud bersyukur. Sedangkan implementasi pada satuan pendidikan SMPK Frateran Ndao, yakni ibadat pagi, berdoa sebelum dan sesudah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), membaca kitab suci. Hasil yang diharapkan adalah sikap, perilaku, tutur kata dan tindakan mencerminkan seorang yang beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai religius ini, dibangun dari rumah, dari keluarga, oleh orangtua sebagai guru utama dan pertama, dalam menumbuhkan nilai karakter religius.
- Nasionalisme: berkaitan dengan cinta tanah air. Tanah air Indonesia sangat luas sekali dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote. Maka, dalam konteks SMPK Frateran Ndao, cinta tanah air dimulai dari tanah air “diri sendiri”, teristimewa peserta didik. Dia harus mencintai dirinya, menerima diri apa adanya, merawat dan membersihkan dirinya sebelum berangkat ke sekolah (mandi dan gosok gigi), mengenakan seragam yang bersih sesuai aturan, membersihkan kelas dan memungut sampah diluar kelas ketika sedang berjalan.
Juga diajarkan pada peserta didik untuk belajar menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Nasionalisme dapat diaplikasikan melalui kegiatan upacara bendera di hari Senin, apel pagi, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu nasional lainnya, untuk secara tidak langsung menanamkan jiwa nasionalis.
- Gotong Royong: bekerja bersama-sama dan sama-sama bekerja. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, gotong royong dapat diaplikasikan lewat piket kebersihan kelas. Atau kerjasama dalam proyek akhir, atau kerjasama lewat diskusi kelas. Itu berarti makna kerjasama tidak ada yang jadi “penonton”, semua harus terlibat atau semua harus ambil bagian atau turut serta atau aktif. Bukan hanya tentang melakukan suatu hal bersama-sama, tetapi gotong royong ini juga, bisa tentang pengambilan keputusan bersama. Peserta didik diajarkan bagaimana berkomitmen atas keputusan yang telah diambil bersama-sama.Mereka juga akan mengenal apa itu musyawarah untuk mufakat, tolong menolong, empati, dan solidaritas.
- Integritas: kata yang berasal dari bahasa latin, yaitu integer, yang artinya utuh, dan lengkap. Dalam etika, integritas dianggap sebagai kejujuran dan kebenaran atau ketepatan tindakan pada diri seseorang. Ada 3 arti integritas yang sudah tersebar dikalangan umum, yaitu:((1) integritas memiliki arti jujur (2) kehidupan yang seimbang dan teratur (3) berada dalam integritas artinya melakukan segala sesuatu secara alami tanpa usaha yang berlebihan. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, dapat diaplikasikan lewat tidak berbohong kepada orang tua, guru dan teman. Tidak menyebarkan berita hoax, juga tidak menyontek saat ulangan atau ujian. Dan jika menemukan barang yang bukan miliknya langsung diserahkan ke guru atau kepala sekolah, dan tidak mencuri, tidak membully. Dan akhirnya integritas menjadikan peserta didik, orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan, dan pekerjaan. Peserta didik perlu tahu bahwa mereka harus punya komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Juga perlu ditanamkan sejak dini bahwa setiap insan muda harus belajar konsisten dalam perkataan dan tindakan, dengan berdasarkan pada kebenaran.
- Mandiri: tidak bergantung pada orang lain. Dalam hal ini tidak bermaksud peserta didik untuk “mengerdilkan” sikap sosialnya. Namun, mandiri disini dimaksudkan membantu peserta didik untuk belajar mempergunakan tenaga, waktu, dan pikiran untuk mewujudkan keinginannya. Dalam konteks SMPK Frateran Ndao, mandiri dapat diaplikasikan lewat mengerjakan tugas dari sekolah sendiri, membersihkan alat makan sendiri, mencuci dan menyetrika pakaian sendiri. Oleh karena itu, mandiri berarti diri yang mantap.
Demikianlah tulisan ini, sekedar menggugah nurani kita bahwa betapa pentingnya pendidikan karakter.
Sebab, karakter sesungguhnya adalah kunci kesuksesan individu. Oleh karena itulah, maka SMPK Frateran Ndao mengupayakan untuk menyalakan atau menghidupkan kembali api pendidikan karakter yang mulai redup, suram.
Dan semoga dari SMPK Frateran Ndao, lahirlah insan Mardiwiyata yang cerdas dan berkarakter. Dari Endenesia untuk Indonsia.