*Oleh: Marianus Fahmy
(Guru SMPN 6 Borong)
Eksistensi dunia pendidikan hari ini, mengalami kemunduran atau kemerosotan. Hal ini terjadi karena dunia sedang mengalami masalah yang sangat krusial, yakni pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.
Masalah pandemi Covid-19 bukan hanya menjadi masalah untuk bangsa Indonesia, tetapi dunia.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) pun telah mengeluarkan pernyataan terkait dengan pandemi Covid-19.
Bahwa Covid-19 adalah salah satu jenis virus yang berbahaya serta mematikan di dunia. Maka, setiap negara perlu tangani penyakit ini secara serius.
Semua elemen negara dan masyarakat harus bahu-membahu berperang melawan virus yang berbahaya ini.
Karena pandeni Covid-19 ini sangat berbahaya maka semua sektor yang ada dalam kehidupan masyarakat mengalami keterpurukan.
Keuangan negara pun dibabat habis oleh Covid-19. Refocusing anggaran pun dilakukan negara hanya digunakan untuk penanganan Covid-19. Semua sistem negara pun menjadi porak poranda.
Pembangunan banyak yang mangkrak, ekonomi mengalami kemerosotan, dunia pendidikan pun mengalami kemunduran secara signifikan.
Aktivitas pendidikan dihentikan untuk sementara. Hal ini berdampak pada generasi penerus bangsa.
Ketika pemerintah tidak secepatnya menangani masalah pandemi Covid-19, bukan tidak mungkin banyak generasi bangsa yang mengalami kebodohan dan buta aksara pun kembali naik di papan statistik pendidikan Indonesia.
Hancurnya generasi bangsa ketika kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah dihentikan.
Jika kegiatan belajar mengajarnya tidak berjalan atau dihentikan, sementara maka di sana tidak ada terjadi transformasi pengetahuan antara guru dan murid.
Marianus Fahmy, Guru SMPN 6 Borong Lulus Tes Program ‘Guru Motivator Literasi’
Langkah pemerintah menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar di setiap sekolah adalah kebijakan yang sangat tepat.
Tujuannya adalah untuk memperkecil dan memperlambat penyebaranluasan Covid-19.
Selain itu, dalam tenggang waktu yang singkat pula pemerintah mengambil sekaligus membuat kebijakan baru.
Salah satunya adalah dengan menggunakan metode belajar dari rumah (BDR).
Ketika ini tidak diputuskan secara cepat oleh pemerintah, maka generasi bangsa pasti tidak dapat menikmati kembali pendidikan yang didapat selama ini.
Dampaknya memang pasti tidak efektif, tetapi ini adalah strategi yang dikeluarkan pemerintah agar sekolah-sekolah tetap menjalankan kegiatan belajar tatap muka dan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya walaupun dilakukan dari rumah.
Sehingga kegiatan transformasi ilmu pengetahuan antara guru dan murid tetap berlangsung.
Saya seorang guru mata pelajaran IPS kelas IX pada SMP Negeri 6 Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pada kesempatan ini, saya akan menjelaskan masalah yang ditemukan di lapangan atas kebijakan pemerintah pusat dengan penerapan metode belajar dari rumah (BDR).
Ada banyak kesulitan yang dialami saat penerapan kebijakan ini. Namun, sebagai guru mata pelajaran IPS, saya harus beradaptasi dengan itu semua.
Akan tetapi, permasalahan terbesar saat sekolah dengan penerapan metode belajar dari rumah adalah pada peserta didiknya.
Semangat mereka untuk sekolah pun perlahan-lahan melemah. Alasannya adalah tuntutan terhadap peserta didik atas penerapan metode belajar dari rumah.
Seperti peserta didik yang tidak memiliki HP android, harga pulsa internet yang mahal dan ditambah dengan jaringan internet yang tidak stabil (hilang muncul-hilang muncul).
Selain masalah di atas, masalah lainnya adalah berhubungan dengan topografis tempat tinggal peserta didik.
Ada sebagian besar peserta didik saya, yang datang sekolah harus menyebrangi sungai dan melewati tempat-tempat yang sangat curam. Sebagiannya lagi tinggal di wilayah yang tidak memiliki akses internet. Inilah yang menjadi kesulitan utama bagi saya atas penerapan belajar dari rumah.
Maka untuk itu, sebagai guru mata pelajaran IPS pada kelas IX SMP Negeri 6 Borong, tentu saya harus kreatif dan berinovasi.
Salah satunnya dengan menciptakan strategi baru. Yaitu strategi kunjungan rumah. Dengan menggunakan strategi kunjungan rumah ini, para peserta didik pun kembali meningkat.
Strategi Pembelajaran Kunjungan Rumah
Pandemi Covid-19 mengubah semua pola pendidikan yang lazim dilakukan oleh guru di setiap sekolah. Terutama guru mata pelajaran IPS Kelas IX.
Di tengah pandemi Covid-19 seperti ini guru harus beradaptasi dan perlu berinovasi. Guru dituntut harus kreatif dan berinovasi.
Salah satu inovasi yang dilakukan guru di tengah pandemi Covid-19 adalah dengan cara mengubah strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang dilakukan guru di tengah pandemi Covid-19 seperti ini adalah dengan melakukan kunjungan rumah dari setiap peserta didik.
Hal ini perlu dilakukan guru karena kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berhubungan dengan metode belajar dari rumah.
Jika hal ini tidak dilakukan, maka peserta didik pasti mengalami kesulitan untuk belajar dan menerima materi pelajaran yang disajikan guru.
Apalagi jika peserta didik yang gagap teknologi. Terutama gagap mengoprasikan android atau yang lainnya mungkin ada peserta didik yang tidak memiliki android.
Selain dua hal ini kendala lain belajar dari rumah adalah gangguan jarinagn internet. Maka, hal seperti inilah perlu diatasi oleh guru.
Untuk itu, strategi pembelajaran kunjung rumah harus dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran.
Selain strategi pembelajaran kunjung rumah, salah satu strategi yang dilakukan guru di tengah pandemi Covid-19 adalah strategi mendesain materi pelajaran.
Guru harus mampu mendesain materi pelajaran secara sederhana, mudah untuk dipahami dan yang paling penting materi pembelajaran tersalur kesetiap peserta didik.
Selain strategi pembelajaran metode pembelajar juga perlu diperhatikan. Hal ini perlu karena mengingat waktu penyajian materi sudah tidak normal lagi seperti kegiatan belajar secara normal sebelum pandemi Covid-19.
Pembelajaran yang dilakukan guru yang paling relevan saat pandemi Covid-19 adalah dengan belajar kontekstual.
Artinya, guru harus menguasi subtopik dari setiap materi yang disajikan kepada setiap peserta didik. Kemudian harus mampu menghubungkan materi dengan konteks kehidupan nyata.
Ini memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang disajikan. Apa lagi terkait dengan mata pelajar IPS.
Tuntutan yang paling besar di sini untuk guru adalah mengubah materi menjadi pengetahuan kontekstual. Jika itu tidak dapat dilakukan, maka ilmu yang disajikan tidak akan kesampaian pada peserta didik.
Pembelajaran IPS sangat dekat dengan kehidupan peserta didik. Terutama yang berhubungan dengan kehidupan sosial.
Karena itu, daya imajinasi seorang guru itu harus hadir secara konteks pula. Jika guru mampu melakukan itu bukan tidak mungkin peserta didik akan dengan mudah memahami setiap subtopik yang disajikan.
Semangat Belajar Siswa
Pelaksanaan strategi pembelajaran kunjugan rumah yang saya lakukan selama pandemi Covid-19 ternyata bermanfaat.
Semangat peserta didik atas strategi yang saya lakukan ini sangat tinggi. Banyak peserta didik merasa bangga dan terbantu.
Karena saya selalu kunjung mereka dari rumah ke rumah. Di sini pembelajaran tatap muka tetap dijalankan dengan mentaati protokol kesehatan.
Materi-materi dari mata pelajaran IPS yang saya bawakan juga ternyata mudah ditangkap dan dimengerti oleh peserta didik. Dari pada pembelajaran yang dilakukan dengan cara belajar dari rumah dengan mengandalkan belajar melalui dalam jaringan (Daring).
Selain itu, kedekatan emosional saya dengan mereka pun juga semakin baik. Harapan lanjut sekolah dari peserta didik pun semakin tinggi.
Walaupun sebelumnya mereka mengalami pesemis dengan pola penerapan belajar dari rumah.
Namun, di saat saya menggunakan strategi pembelajaran kunjungan rumah semangat mereka untuk belajar pun sangat tinggi.
Strategi pembelajaran kunjugan rumah seperti ini juga bentuk kepedulian saya terhadap peserta didik. Terutama disaat situasi pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan bangsa Indonesia secara khususnya.
Bagi saya, guru dalam situasi seperti ini tidak lagi sifatnya menunggu ditempat. Guru harus bergerak dan menggerakan.
Semua perangkat pendidikan harus disiapkan secara baik. Baik itu yang berkaitan dengan mendesain materi pembelajaran maupun bagaimana cara saya menyajikan materi yang kompleks menjadi materi yang sederhana.
Ketika saya mampu melakukan itu dengan baik. Maka, peserta didik saya tidak lagi bosan dan jenuh dengan setiap materi yang disajikan. Mereka malah menginginkan agar saya tetap berada di tengah mereka setiap hari.
Namun, ketika materi yang saya sajikan sulit dipaham oleh peserta didik. Tentu mereka tidak menginginkan saya berlama-lama dan emosional mereka pun tidak akan menyatu dengan pribadi saya.
Karena atas dasar itu bukan tidak mungkin semangat peserta didik pun untuk mengikuti pelajaran IPS pasti sangat kecil. Maka, proses transformasi pengetahuan pun pasti tidak efektif dan rasa jenuh pun akan muncul.
Jika sudah demikian, maka strategi lain harus dilakukan dan penerapannya pun pasti berbeda dari apa yang saya lakukan selama ini.
Namun, Puji Tuhan strategi pembelajaran kunjugan rumah yang saya lakukan ini ternyata sangat efektif.
Pesan untuk Para Guru di Seluruh Indonesia
Untuk sahabat guru di seluruh Indonesia, mungkin selama masa pandemi Covid-19 kita jarang bertatap muka dengan peserta didik atau mungkin mengalami pengalaman yang sama.
Seperti masalah peserta didik yang tidak memiliki android, jaringan internet yang tidak stabil dan harga pulsa internet yang begitu mahal.
Maka, saya sebagai guru mata pelajaran IPS kelas IX SMP Negeri 6 Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menawarkan kepada kita semua tentang strategi pembelajaran kunjungan rumah yang saya terapkan selama ini.
Terutama penerapan strategi pembelajaran kunjungan rumah seperti ini dalam situasi sekolah di tengah pandemi Covid-19.