Kupang, Vox NTT- Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berjanji akan memberikan solusi atas kesulitan yang dihadapi petani bawang, terutama terkait distribusi pasca-panen.
Ia menjanjikan itu saat hadir dalam panen perdana komoditas bawang merah varietas Lokananta dengan metode tanam True Seed Shallots (TSS) di Kelurahan Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Selasa (28/09/2021).
“Hasil yang luar biasa, terkait hal ini kami akan bantu untuk mendapatkan solusi dari kendala distribusi setelah panen, terlebih ada beberapa daerah di NTT juga yang susah bawang, contohnya Sumba dan tentu saja akan kita kirim juga keluar NTT,” ungkapnya dikutip dari rilis Biro Administrasi Pimpinan NTT.
Gubernur Viktor pun meminta agar para kelompok tani konsisten dalam meningkatkan hasil produksi dan tidak boleh malas.
Ia juga menuntut para pendamping penyuluh pertanian bersama kepala dinas pertanian provinsi dan kabupaten untuk selalu turun ke lapangan bersama para petani.
Menurut dia di NTT, khususnya di Kabupaten Kupang, memiliki potensi yang luar biasa.
Di sana, ada lahan yang sangat luas dan menjanjikan yang tentu saja dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang pertanian.
“Maka dari itu jangan pernah sia-siakan semua potensi lahan pertanian tersebut,” tegas Gubernur Viktor.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Kupang Korinus Masneno mengatakan, kegiatan menanam bawang merah ini juga merupakan salah satu bentuk pemulihan ekonomi.
Ia berharap program pengembangan bawang merah varietas Lokananta oleh para kelompok tani di Kelurahan Oesao juga dapat diadopsi di daerah-daerah lain di Kabupaten Kupang.
“Lahan pengembangan tanaman bawang merah ini melibatkan dua kelompok tani yakni Kelompok Tani Maju Bersama dan Fajar Pagi dengan luas lahan satu hektar di mana estimasi panen kita mencapai 20 ton,” jelas Bupati Korinus.
Menurut dia, potensi panen tanaman bawang merah cukup tinggi, apalagi tidak memakan waktu terlalu lama. Sebab itu diharapkan petani dapat mengelola dengan baik melalui teknologi TSS.
“Sehingga ujung-ujungnya kesejahteraan petani dapat kita capai. Saya pun berharap program ini dapat kita maksimalkan di daerah-daerah lain di Kabupaten Kupang, dikarenakan kita punya potensi lahan yang bagus,” harap Bupati Korinus.
Untuk diketahui, Teknologi pemanfaatan TSS (True Seed Shallots) merupakan alternatif untuk produksi bawang merah yang lebih efektif dan efisien dibandingkan penggunaan tanam umbi.
TSS adalah biji bawang merah yang ditanam dalam waktu tertentu (4-5 bulan) dan diproses sebagai benih.
Jika biasanya untuk menanam bawang merah dengan luas lahan satu hektare membutuhkan umbi benih sebanyak 1,2 ton – 2 ton, namun dengan metode tanam TSS, jelas lebih efisien karena ukurannya yang hanya sekitar 0,05 gram.
Sehingga kebutuhan benih untuk lahan satu hektare hanya membutuhkan sekitar 3 – 7 kg benih.
Hal ini jelas akan menghemat biaya operasional produksi dan memiliki prospek yang tinggi untuk pasar ekspor.
Penulis: Ardy Abba