Betun, Vox NTT- Ceicilia Bere Buti istri Wakil Bupati Malaka, Kim Taolin, menepis isu bahwa dirinya tidak akur dengan Maria Nahak istri Bupati, Simon Nahak.
Kabarnya, isu miring tersebut hingga kini menyeruak di media sosial, khususnya Facebook.
“Itu isu murahan. Saya baik-baik saja dengan ibu bupati. Kami melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan selalu kompak. Perbedaan pandangan itu hal biasa dalam organisasi, intinya tujuan kita adalah masyarakat Malaka agar lebih baik ke depannya,” ujar Ceicilia kepada VoxNtt.com, Jumat (01/10/2021).
Ia bahkan menegaskan bahwa ada oknum tertentu di tubuh Deskranasda Malaka yang berusaha mengadu-domba dirinya dengan istri bupati.
“Kemarin saya dan ibu bupati kegiatan di Bene-Bene, Kecamatan Botin Leobele. Tapi oknum admin halaman Facebook PKK-Deskranasda sengaja hilangkan saya saat posting foto di media sosial itu,” kata Ceicilia, kesal.
Menurut dia, oknum itu sengaja menghilangkan fotonya saat memosting kegiatan tersebut untuk menebarkan isu negatif di media sosial.
“Kecewa saja. Saya di sampingnya ibu bupati selalu saat kunjungan. Tapi oknum admin crop foto saya. Keterlaluan itu,” ujar Ceicilia.
Meski memang selama beberapa bulan ini keduanya tampak berjalan masing-masing, namun hal itu menurut dia, bukan berarti lagi tidak akur.
“Saya ada tim khusus sendiri. Tidak selamanya harus sama-sama dengan ibu bupati. Kadang dalam situasi dan kondisi tertentu, kami harus bersama. Kita bagi wilayah tapi dengan visi dan misi yang sama,” pungkas Ceicilia.
Ia pun berpesan untuk masyarakat Malaka agar tidak terpengaruh dengan oknum penebar isu negatif. Sebaliknya, Ceicilia meminta masyarakat agar selalu mendukung semua kegiatan Deskranasda Malaka.
“Admin halaman Facebook PKK-Deskranasda harus ditindak tegas. Merusak situasi saja,” tegasnya.
Untuk diketahui, sejak suami mereka dilantik April lalu menjadi bupati dan wakil bupati Malaka, dua srikandi ini giat melakukan terobosan dan berkunjung ke masyarakat.
Keduanya kerap menangani pemberdayaan kaum perempuan di bidang kerajinan tangan semisal tenun ikat dan industri rumahan.
“Fokus kita adalah produksi kain tenun yang berkualitas dan mempunyai nilai jual tinggi di provinsi NTT dan umumnya Indonesia. Kita fasilitasi dan suport kaum perempuan untuk giat produksi kain tenun ikat,” ujar Ceicilia.
“Untuk mewujudkan misi itu, mau tidak mau, suka tidak suka, kami harus turun langsung ke masyarakat,” imbuh dia.
Terobosan yang dilakukan oleh istri bupati dan wakil bupati itu disambut baik oleh masyarakat Malaka.
“Pemimpin memang harus turun langsung ke masyarakat. Ya biar bisa tahu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan apa keluhan mereka selama ini,” ungkap Meri Luruk, warga Malaka yang berdomisili di Kota Betun.
Warga lain berharap kepada kedua istri pejabat tersebut untuk melakukan gebrakan perubahan yang muaranya demi kesejahteraan masyarakat Malaka.
“Kita berharap, ibu bupati dan ibu wakil bupati selalu kompak dalam menjalankan tugas sebagai ibu dari seluruh lapisan masyarakat Malaka,” kata Anny Leong, salah satu warga Malaka yang gemar bertani.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba