Oleh: Emilianus Dani
(Siswa kelas XII Seminari Kisol)
Homo Sapiens dan Warisannya
Manusia adalah binatang berakal budi. Konsekuensinya sebagai binatang berakal budi adalah manusia mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat yang membuatnya dibedakan dengan binatang lain.
Kemajuan kehidupan manusia ditandai dengan ditaklukannya api oleh homo sapiens yang kemudian membawa pengaruh besar terhadap kehidupannya selanjutnya.
Secara fisik, gigi manusia menjadi lebih kecil dibanding sebelumnya yang besar dan tajam karena mencabik makanan mentah.
Di samping itu juga memandeknya usus karena pecernaan menjadi relatif lebih mudah, dibarengi bertambah besarnya volume otak manusia.
Api adalah suatu penemuan terbesar sepanjang sejarah yang juga memberi perbedaan yang tegas antara manusia dengan binatang.
Penemuan api yang berpenngaruh besar terhadap perkembangan otak manusia membawa manusia pada sebutan Animale Rationale (binatang berakal budi).
Dengan adanya api di sisi manusia membuatnya dapat mengendalikan segala sesuatu di sekitarnya, termasuk terhindar dari ancaman binatang lain yang lebih buas.
Selain itu, api juga membuka pola pikir baru dari manusia. Contohnya, sebelum ditemukannya api, perempuan tidak mempunyai peranan khusus, beda halnya pasca penemuan api, perempuan mempunyai peranan untuk menjaga api selagi laki-laki berburu.
Tidak bisa dipungkiri bahwa penemuan api membawa manusia kepada kemajuan yang pesat. Namun kemajuan-kemajuan yang dialami manusia sudah barang tentu menggandeng sejumlah konsekuensi.
Produk Manusia Modern
Kemajuan kehidupan purba tentunya sangat berbeda dengan kemajuan yang kita rasakan sekarang. Manusia purba lebih bijaksana mengendalikan temuan besarnya dan juga lebih praksis dalam membina hubungan antar manusia dengan alam.
Contohnya pembukaan lahan baru dengan cara membakar namun tidak menyebabkan kebakaran lahan yang hebat. Lalu apakah manusia modern juga membina hubungan yang baik dengan alam?
Pada tahun 1994, manusia menyusun sebuah model hubungan antara manusia dengan alam. Di beberapa negara hal ini praksis dijalankan. Sementara di beberapa negara lain termasuk Indonesia sama sekali belum dijalankan hingga saat ini.
Pada era kontemporer, kemajuan terjadi dan menyerap ke berbagai unsur kehidupan manusia, sosial, budaya, politik,ekonomi, ilmu pengetahua, dan sebagainya. Khususnya dalam bidang ekonomi, kemajuan membuka batas batas antar negara untuk meningkatkan daya saing ekonominya yang juga diikuti melonjaknya kebutuhan dan produksi dalam negeri.
Kemajuan tentunya tak hanya membawa dampak dampak positif, tetapi juga dengan dampak negatifnya yang luput dari perhatian banyak orang. Dampak negatif ini pada umumnya merupakan konsekuensi logis yang acapkali atau bahkan tidak direspons sama sekali karena manusia tenggelam dalam euforia kemajuan yang membawa segala hal menarik dan yang instan instan.
Kemajuan yang menarik ini mengalihkan perhatian manusia dari alam yang menjadi korban eksploitasi kemajuan.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu dampak positif dari kemajuan. Namun kemajuan pulalah yang membutakan dan menghalaukan pandangan pemerintah terhadap konsekuensi logis dari kemajuan itu sendiri.
Karena pada dasarnya kemajuan merupakan hasil dari eksploitasi alam secara besar-besaran. Dengan demikian alam adalah korban dari kemajuan. Sebagai contoh, di Indonesia khususnya di Kalimantan didirikan beratus ratus tambang yang di kemudian hari menjadi masalah bagi penduduk sekitarnya.
Masalah yang hadir dari tambang ini adalah masalah masalah mendasar. Menurut pengakuan warga di sekitar tempat galian tambang- dalam sebuah film dokumenter berjudul ‘Sexy Killers’- setelah diadakannya tambang pasokan air bersih berkurang termasuk air untuk mengairi sawah, retaknya rumah rumah karena tanah yang menurun, bahkan kematian karena tenggelam di bekas galian tambang yang tidak direklamasi.
Masih banyak keluhan keluhan lain yang diabaikan begitu saja oleh pemerintah dengan alasan sudah menjadi ajalnya meninggal di bekas galian tambang. Atau proses hukum yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dalam film Sexy Killers semuanya terkuak hingga ujung pimpinan Indonesia, Ir. H. Joko Widodo.
Berita yang lebih aktual mengatakan bahwa air laut di sekitar ibu kota meninggi hingga 4 meter. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh apa yang kita sebut sebgai ‘pemanasan global’.
Sebagai akibatnya es di kutub mencair dan daerah yang pertama tama dialiri adalah daerah khatulistiwa, dan Indonesia tepat berada di garis khatulistiwa. Dan problem ini tidak lain tidak bukan adalah produk manusia modern sebagai hasil dari kemajuannya.
Suatu hari nanti juga diperkirakan akan terjadi peperangan yang ditimbulkan oleh berkurangnya air sebagai akibat juga dari pemanasan global. Ini tentunya bukan tidak mungkin terjadi karena jika kita perhatikan sekitar, apakah air suangai yang duluu masih sama dengan yang sekarang?
Pertumbuhan penduduk bumi terjadi sangat pesat sampai tahun 2020 mencapai 7 miliyar dan tidak ada yang bisa menghentikan dunia. Lalu bagaimana cara meminimalisir hal tersebut?
Adalah cukup sulit untuk mmembendung hal tersebut sebab segala konsekuensi logisnya terlambat dalam penangananya, sementara kemajuan berjalan lebih cepat dan tidak diimbangi dengan berkembangnya moralitas manusia. Keterlambatan pada umumnya ini terjadi karena terlalu tenggelamnya manusia dalam euforia kemajuan.
Kemajuan adalah hasil dari perkembangan otak manusiayang juga memberi perbedaan yang tegas antara mansuia (binatang berakal budi) dengan binatang.
Perkembangan otak manusia menjadi manusia yang tidak beriringan dengan perkembangan moralitasnya, menjadi ancaman bagi alam dan tentunya termasuk mansuia itu sendiri.
Penemuan api yang merupakan cikal bakal berkembangannya otak manusia bukan saja menaklukan alam , binatang, tetapi juaga menaklukan dirinya sendiri.
Dengan demikian, perkemnbangan otak manusia adalah penaklukan bagi penghancuran atas dirinya sendiri yang secara bertahap telah dirasakan oleh 1 dari 1000 orang di dunia.