Betun, Vox NTT- Nama Maximus Nahak pernah berada di atas puncak setelah ia berhasil menyabet juara pada pertandingan tinju Asia kelas menengah versi World Boxing Association (WBC) tahun 2016 lalu.
Petinju asal Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur itu meraih juara setelah menumbangkan petinju asal Korea Selatan Eun-chan Lee dengan kemenangan knockout (KO) pada ronde ketiga. Keduanya berlaga di Seoul, Korea Selatan pada Juni tahun 2016 lalu.
Kejayaannya mulai memudar setelah ring tinju sepi akibat pandemi Covid-19. Ia kemudian banting stir menjadi tukang ojek online di seputar Kota Tangerang, Banten.
Maxi mengaku terpaksa harus beralih menjadi tukang ojek online untuk menyambung hidup di tanah rantaun.
Mengenal Sosok Maxi Nahak, dari Sopir Angkot hingga Menjadi Atlet Tinju Internasional
Menurutnya, akibat pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan dunia dua tahun terakhir ini, perhelatan tinju menjadi sepi, bahkan tidak ada.
“Akibat pandemi Covid-19, tidak ada tinju. Ya saya tidak ada job lagi. Akhirnya, jadi tukang ojek online saja untuk sambung hidup,” ungkap Maxi saat ditemui VoxNtt.com di Sasana Tinju Sasando, daerah Kota Tangerang, Kamis (07/10/2021).
Sebagai kepala rumah tangga, Maxi mengaku dalam kondisi apapun ia harus kuat untuk menopang kehidupan sehari-hari keluarganya.
“Apapun itu, saya kerjakan. Mumpung tinju masih sepi, saya ojek online saja dulu,” katanya.
Sebagai informasi, saat ini Maxi berdomisili di daerah Pintu Air Sepuluh, Kota Tangerang, Banten. Sudah belasan tahun ia menetap di sana.
Di halaman rumahnya yang sempit dan padat itu, dibuatnya sasana tinju sederhana bernama Sasando Boxing Camp.
Tidak ada alat peraga tinju yang memadai. Meski begitu, berkat niat dan tekad yang kuat, ia pernah menjadi juara tinju.
“Kita seadanya saja. Tapi yang terpenting adalah semangat untuk juara,” ujar Maxi.
Ia pun berharap pandemi Covid-19 segera berakhir agar pergelaran tinju kembali dijalankan.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba