Ruteng, Vox NTT- Pemerintah Kabupaten Manggarai menerima sertifikat atas pencapaian 100 persen bebas dari buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF) di Aula Nuca Lale Kantor Bupati Manggarai, Selasa (12/10/2021).
Penyerahan tersebut langsung dilakukan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengenbangan Daerah (Bappelitbangda) Nusa Tenggara Timur (NTT), Kosmas D. Lana.
Acara penyerahan tersebut bersamaan dengan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia 12 Oktober 2021.
Saat bersamaan juga Pemkab Manggarai menandatangani komitmen bersama untuk 100 persen akses Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 171 desa/kelurahan di kabupaten yang sedang dipimpin Bupati Herybertus G.L Nabit itu.
Selama kurang lebih 3 tahun memang Pemkab Manggarai telah berupaya untuk pemenuhan sarana Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang mendukung implementasi kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (STBM-GESI).
Berbagai kampanye dan advokasi telah dilakukan Pemkab Manggarai yang berkolaborasi dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan telah menjangkau lebih dari 300.000 jiwa.
Bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit mengatakan, capaian ODF tersebut membuktikan bahwa masyarakatnya beradab.
“Untuk mencapai pilar-pilar selanjutnya kita harus melibatkan sebanyak mungkin pihak sampai ke desa-desa untuk menggerakkan masyarakat,” ujar Bupati Hery dalam rilis Plan Indonesia yang diterima VoxNtt.com.
Pemkab Manggarai bersama Plan Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk memperhatikan sarana STBM-GESI bagi seluruh lapisan masyarakat termasuk kaum penyandang disabilitas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi NTT tahun 2017, jumlah kaum penyandang disabilitas di Manggarai sebanyak 3.116 yang tersebar di 12 kecamatan.
Dengan kurangnya akses bagi kaum penyandang disabilitas, komitmen ini merupakan gebrakan yang mendukung kesetaraan gender dan inklusi sosial di Kabupaten Manggarai.
Selanjutnya, pembelajaran dari penghargaan ini dapat memperkaya metode atau strategi yang bisa digunakan oleh kabupaten/kota lain di Provinsi NTT serta provinsi lainnya untuk mencapai target STBM pada tahun 2030 nanti.
Sementara itu, perwakilan dari Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Cabang Kabupaten Manggarai, Aloisia D.P. Kung, mengatakan sanitasi merupakan hak semua orang termasuk penyandang disabilitas.
Menurut Aloisia, memikirkan tuntas sanitasi saja tidak cukup. Harapannya juga tentu saja memikirkan aksesibilitas untuk semua.
Sebab, lanjut dia, ketika orang kesulitan mengakses sarana sanitasi, maka peluang untuk kembali Open Defecation (OD) atau tidak melakukan CTPS itu besar.
“Semua orang akan berpotensi menjadi penyandang disabilitas ke depannya, sehingga membangun fasilitas sanitasi yang aksesibel menjadi bagian dari mempersiapkan masa depan,” ujar Aloisia.
Kepala Bappelitbangda NTT, Kosmas D. Lana, menyampaikan selamat kepada Pemkab Manggarai yang beberapa waktu lalu resmi ditetapkan sebagai kabupaten ke-4 di Provinsi NTT yang mendeklarasikan stop buang air besar sembarangan.
“Ini sesuatu prestasi yang luar biasa. Yang kelihatannya sepele, tetapi menurut kita semua dampaknya sangat luar biasa,” kata Kosmas dalam sambutannya.
Ia menjelaskan, stop buang air besar sembarangan di Manggarai sudah diverifikasi oleh tim dari Provinsi NTT bekerja sama dengan Plan Indonesia.
Verifikasi tersebut berdasarkan sejumlah variabel, indikator, dan kriteria dan semua aspek ini sudah terpenuhi oleh Pemkab Manggarai.
“Kita coba memberitakan kepada NTT, untuk nantinya membuat satu deklarasi komitmen, untuk mencanangkan pillar kedua cuci tangan pakai sabun, nanti rampung pada bulan Desember,” katanya.
Untuk diketahui, dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), pilar kedua adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
Kosmas kembali mengingatkan bahwa Manggarai merupakan kabupaten ke-4 di NTT yang mendeklarasikan pilar kedua STBM tersebut. Hal ini beralasan bahwa Manggarai memiliki air yang berlimpah.
“Tidak ada kabupaten di NTT yang airnya dibuang percuma (seperti Manggarai). Banyak sekali air karena hutan kita masih bagus,” terang Kosmas.
Setelah dilakukan verifikasi terhadap pilar kedua ini, ia berharap tahun depan Manggarai mesti menjadi kabupaten pertama yang melaksanakan pilar kedua cuci tangan pakai sabun.
Beri Penghargaan
Plan Indonesia berkomitmen untuk menjaga capaian 100 persen ODF di Kabupaten Manggarai.
Salah satu upaya yang akan dilakukan untuk menjaga momentum ini, Plan Indonesia akan memberikan penghargaan bagi desa-desa yang mampu memberikan inovasi dalam upaya percepatan STBM.
Area Program Manager Plan Indonesia James Ballo mengatakan, pemberian penghargaan ini akan dilakukan untuk memberikan motivasi kepada semua komponen masyarakat yang terlibat dalam kegiatan sanitasi serta berkreasi untuk menjamin sarana yang ada dapat digunakan semua pihak.
“Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 6 adalah menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua lapisan masyarakat,” jelas James.
Ia mengatakan, situasi pandemi Covid-19 semakin menyakinkan bahwa dukungan pembangunan di bidang air, sanitasi dan kebersihan sangatlah penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
Oleh karena itu, lanjut James, air bersih dan sarana sanitasi ini harus dinikmati oleh semua orang, termasuk anak-anak, ibu hamil, lansia, dan kelompok disabilitas agar bisa sehat.
Penulis: Ardy Abba