Labuan Bajo, Vox NTT- Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Arif Suhartono, memyampaikan Laporannya dalam Peresmian Penggabungan Pelindo dan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), NTT, Kamis (14/10/2021).
Dia mengatakan, pada tanggal 1 Oktober 2021 yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, penggabungan PT Pelindo 1, 2, 3 dan 4 akhirnya dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang direncanakan.
“Penggabungan Pelindo telah diwacanakan sejak lebih dari 15 tahun yang lalu namun baru dapat terealisasi,” ungkapnya.
Semuanya dapat direalisasi berkat dukungan dari pemerintah lebih khusus sejumlah kementerian dan elemen terkait.
“Hal ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah yang luar biasa khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan serta kementerian terkait lainnya dan juga dukungan dari Parlemen khususnya Komisi V dan VI yang senantiasa membantu kami dalam keseluruhan prosesnya,” kata Arif.
Dirut Arif menyebut, pengelolaan layanan kepelabuhan selama ini dilakukan secara terpisah. Sedangkan kapabilitas dari masing-masing Pelindo tidaklah sama baik dari sisi keuangan, sumber daya manusia dan experience.
“Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan performansi atas layanan yang diberikan yang pada akhirnya berdampak kepada ketidak efisienan sistem logistik nasional,” ujarnya.
Penggabungan BUMN layanan kepelabuhanan kata dia, diharapkan dapat mewujudkan industri kepelabuhanan nasional yang lebih kuat melalui konektivitas maritim di seluruh Indonesia.
“Sehingga dapat membantu menurunkan biaya logistik nasional secara bertahap, serta meningkatkan kinerja dan daya saing BUMN di bidang kepelabuhanan di tingkat global,” harapnya.
Selain itu, Dirut Arif menjelaskan, penggabungan menjadi satu Pelindo juga memudahkan koordinasi dalam pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di sekitar pelabuhan di daerah-daerah.
Dengan demikian dapat mendorong peningkatan konektivitas dengan hinterland, yang akan berdampak pada meningkatnya kegiatan perekonomian daerah pada berbagai wilayah di Indonesia.
Dirut Arif menambahkan, penggabungan Pelindo juga membuka kesempatan perusahaan untuk go global.
“Hal ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas tahun 2019 sebesar 16,7 juta TEUs. Penggabungan ini juga menyatukan sumber daya keuangan, peningkatan leverage dan memperkuat permodalan perusahaan,” katanya.
Menurut dia, maju tidaknya Industri kepelabuhanan dan logistik di Indonesia tentu bukan hanya karena penggabungan Pelindo semata, namun perlu juga didukung oleh kerja keras dan sinergi antarstakeholder kepelabuhanan: seperti Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang terkait, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Untuk itu kami memohon dukungan dan kerja sama agar Pelindo dapat terus menjalankan misinya dan mewujudkan visinya untuk “Menjadi Pemimpin Ekosistem Maritim Terintegrasi dan Berkelas Dunia” ,”harapnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengapresiasi kecepatan pembangunan terminal pelabuhan tersebut.
“Saya juga sangat mengapresiasi, dikerjakan secara cepat, di bulan Agustus 2020 dimulai kemudian hari ini bisa kita selesaikan. Alhamdulillah,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo dibangun kata Jokowi, untuk memisahkan kegiatan logistik/barang dengan angkutan penumpang yang sebelumnya bercampur di pelabuhan yang lama.
Hal tersebut dilakukan untuk mendukung pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium.
“Pelabuhan Wae Kelambu ini kita memang ingin pelabuhan yang lama itu bersih karena memang di sana adalah wilayah dan daerah wisata sehingga kita geser ke sini,” imbuhnya.
Jokowi menjelaskan, terminal Multipurpose yang berfungsi sebagai terminal khusus logistik ini juga bertujuan memperkuat konektivitas maritim dan menopang kelancaran arus logistik di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dia berharap, terminal dan pelabuhan baru ini bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama.
“Kita harapkan ini bisa kita pakai dalam jangka 15-20 tahun yang akan datang masih memungkinkan, visible, untuk angkutan barang-barang yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, utamanya di Kabupaten Manggarai Barat,” tandasnya.
Selain itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam laporannya menyebut bahwa pelabuhan baru ini merupakan pelabuhan kelas 3.
Menhub Budi berharap format pelabuhan ini bisa dikembangkan di tempat lainnya di Tanah Air.
“Kami harapkan ini menjadi satu pelabuhan yang menjadi format baru pelabuhan yang akan dikembangkan di beberapa tempat di Indonesia. Harapannya pelabuhan ini akan membuat Labuan Bajo tidak lagi padat dan menjadi destinasi yang baik,” ujar Menhub Budi.
Turut hadir dalam acara tersebut yaitu Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, dan Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba