Ruteng, Vox NTT- Salah satu keluarga di Kelurahan Bangka Leda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, terpaksa harus setia dalam kondisi gelap karena ketiadaan uang untuk membeli meteran listrik.
Keluarga tersebut dikepalai oleh Stanislaus Lanoe (53). Ia berprofesi sebagai petani. Terkadang, ia juga menjadi sopir ketika pemilik mobil membutuhkan jasanya.
Namun, aktivitas menjadi petani dan sopir itu terhenti sejak dua tahun yang lalu. Sejak tahun 2019 itu, Stanislaus menderita paru-paru basah. Kondisi demikian berpengaruh pada penghasilan mereka yang tidak tentu.
Stanislaus dan istrinya Sofia Banul (49) telah dikaruniai lima orang putri. Dari kelima putri mereka, hanya yang sulung yang sudah menyelesaikan pendidikan sarjana. Namun, hingga sekarang juga belum bekerja.
Putri yang kedua sudah merantau di Bali sejak dua tahun yang lalu. Ia memilih merantau karena kondisi keuangan keluarga yang tidak cukup mampu membiayai pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan tiga putri lainnya masih duduk di bangku sekolah yakni dua orang di bangku SMA dan satu orang yang bungsu masih SD.
Keluarga Stanislaus mengandalkan penerangan lampu pelita sejak mereka membangun rumah pertama kali yakni pada tahun 2006. Mereka terpaksa bertahan karena ketiadaan uang untuk membeli meteran listrik.
Kondisi itu berhasil diketahui oleh Kapolres Manggarai AKBP Mas Anton Widyodigdho. Ia lalu bekerja sama dengan PLN Rayon Ruteng untuk memberikan bantuan meteran gratis berkapasitas 900 Kva kepada keluarga Stanislaus.
Tidak hanya itu, Bhayangkari Cabang Manggarai pun juga terlibat memberikan bantuan sembako.
Kapolres bersama Bhabinkamtibmas Kelurahan Watu, Andy Dharma Elim Salata dan Berto, Bhabinkamtibmas Kelurahan Bangka Leda serta rombongan Bhayangkari mendatangi rumah Stanislaus pada Jumat (15/09/2021) siang. Saat sampai di rumah, mereka diterima secara adat oleh keluarga.
Setelah ucapara adat selesai, mereka diarahkan pihak keluarga untuk masuk ke rumah. Di dalam rumah, Kapolres menekan tombol stop kontak guna mengetes lampu yang baru saja dipasang. Seisi rumah lalu bertepuk tangan ria karena Stanislaus sudah boleh menikmati listrik.
Di sela-sela kegiatan tersebut, Mas Anton menceritakan awal mula hingga ia terpanggil untuk membantu.
Menurutnya, kisah berawal dari informasi yang disampaikan oleh Bhabinkamtibmas kelurahan setempat.
Mengetahui kondisi keluarga tersebut, Mas Anton terpanggil untuk membantu. Apalagi, tiga orang putri dari keluarga tersebut masih di bangku sekolah dan mengalami kendala penerangan dalam hal belajar.
“Ini bagian dari kepedulian Polres Manggarai. Kebetulan Bhabin kita menginformasikan bahwa masih ada warga kita yang belum teraliri listrik dalam kondisi tidak mampu. Jadi kemarin kita bertemu dengan pihak PLN untuk memasang instalasi listrik,” jelas Mas Anton.
Mas Anton menyampaikan bahwa melalui bantuan yang diberikannya itu, ia ingin mengajak semua pihak baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat umum untuk peduli terhadap sesama yang membutuhkan bantuan.
“Harapannya ini menjadi stimulus bagian yang lain agar pemerintah, swasta dan sebagainya bisa membantu masyarakat yang kurang mampu terutama masalah penerangan yang sampai saat ini pun masih menemukan masyarakat yang belum tersentuh aliran listrik. Padahal ini kan di kota,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Mas Anton juga mengharapkan agar pemerintah memperhatikan khusus anak-anak mereka yang masih di bangku sekolah.
Apalagi, salah satu anak yang nomor tiga memiliki prestasi akademik yang bagus. Ia pernah mendapat juara satu umum waktu masih di SMPN 6 Langke Rembong dan pernah juara satu lomba olimpiade Matematika dan IPA tingkat Kabupaten Manggarai.
“Harapannya pemerintah mesti memfasilitasi anak yang berprestasi ini. Karena sayang kalau anak yang berprestasi seperti ini tidak melanjutkan pendidikan hanya karena keterbatasan biaya. Itu sayang sekali. Nanti kan kalau misalnya dia bisa ke jenjang yang lebih tinggi lalu setelah itu dia sukses pasti dia punya peran dalam membangun Manggarai,” tambahnya.
Ia kemudian menekankan tentang pentingnya bekerja sama dalam rangka mewujudkan daerah dan masyarakat Manggarai yang maju.
“Mari kita sama-sama untuk membantu. Kalau ada rezeki lebih mari kita sama-sama membantu. Kalau kita menginginkan Manggarai ini maju maka mari kita bekerja sama, berkolaborasi meringankan beban dari saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan,” tutupnya.
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Bhayangkari Cabang Manggarai Ny Reza Mas Anton.
Ia menjelaskan, dirinya terpanggil untuk membantu karena mendengar informasi bahwa ada yang membutuhkan bantuan.
Ia dan beberapa anggota Bhayangkari Manggarai pun bersepakat untuk bersama-sama dengan Kapolres memberikan bantuan sembako.
Pemberian bantuan sembako itu juga sejalan dengan konsep peringatan hari kesatuan gerak Bhayangkari yang ke 69 tahun, yakni gerakan sosial kemanusiaan.
“Dalam rangka memperingati hari kesatuan gerak Bhayangkari yang ke 69 tahun, kami Bhayangkari Cabang Manggarai melakukan kegiatan sosial kepada masyarakat yang kurang mampu. Bantuan yang kami serahkan ini adalah sembako,” jelasnya.
Ia kemudian mengharapkan agar bantuan tersebut bisa bermanfaat bagi keluarga Stanislaus.
“Harapan kami adalah bantuan yang diserahkan ini bisa bermanfaat bagi keluarga ini. Walaupun jumlahnya tidak seberapa,” tutupnya.
Terpisah, Sofia Banul, istri dari Stanislaus Lanoe mengucapkan terima kasih kepala Kapolres dan Bhayangkari Manggarai serta PLN Ruteng yang telah memberikan bantuan.
“Senang karena Tuhan hadir melalui Pak Kapolres. Harapan saya semoga mereka selalu sehat dan umur panjang serta rezeki berlimpah,” ujar Sofia.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba