Ruteng, Vox NTT – Anggota DPR RI Yohanis Fransiskus Lema menyerahkan bantuan Combine Harvester untuk Kampus Universitas Katolik Indonesia (Unika) St. Paulus Ruteng.
Alat berat yang diserahkan Ansy Lema untuk membantu praktik perkuliahan Fakultas Pertanian, Peternakan dan Teknologi di kampus itu.
Penyerahan Combine Harvester berlangsung di Unika Santu Paulus Ruteng, Jumat (22/10/2021). Penyerahan dilakukan oleh Bupati Manggarai Herybertus G.L.Nabit kepada Rektor Unika Santo Paulus Ruteng Romo Dr. Yohanes Servatius Lon, MA, disaksikan para dekan, dosen, dan mahasiswa dari Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Teknologi Unika Santo Paulus Ruteng.
Ansy Lema mengaku pada Juni 2021 lalu, ia mengunjungi Kampus Unika St. Paulus Ruteng.
“Saat itu saya mendengar aspirasi Rektor, para dosen, dan mahasiswa perihal kebutuhan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung kegiatan perkuliahan akademik di Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Teknologi,” kata Ansy Lema dilansir dari fanpage Facebook-nya.
Sebagai wujud komitmen untuk mendukung secara konkret kegiatan perkuliahan Fakultas Pertanian, Peternakan dan Teknologi Unika Santu Paulus, ia kemudian menyerahkan bantuan alsintan pascapanen berupa 1 unit Combine Harvester Multiguna.
Ansy Lema menjelaskan, bantuan Combine Harvester Multiguna merupakan hasil perjuangan aspirasi dan kerja samanya dengan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), dalam hal ini, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP).
Selain Combine Harvester, bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan, Ansy Lema memberikan bantuan 1 unit Traktor Roda Empat kepada Unika Santo Paulus Ruteng.
Traktor Roda Empat tersebut sementara dikirim ke Ruteng oleh Kementan RI.
“Tahun ini saya juga telah menyerahkan bantuan alsintan prapanen dan pascapanen kepada sejumlah kelompok tani di Manggarai dengan rincian 1 Unit Pemipil Jagung Roda Tiga, 5 Unit Perontok Padi, 15 Unit Pompa Air 3 Dim,” ungkap politisi PDIP itu.
Tidak hanya itu, ada pula bantuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) kepada 4 kelompok wanita tani (KWT). Tiap kelompok menerima Rp75 juta. Sehingga total bantuan P2L untuk empat KWT sebesar Rp300 juta.
“Saya tentu menyadari bahwa Kabupaten Manggarai bukan termasuk Daerah Pemilihan (Dapil) Nusa Tenggara Timur II (Timor, Sumba, Rote, Sabu) yang merupakan Dapil saya,” katanya.
Meski begitu, lanjut dia, sebagai putra asli NTT, ia harus berpikir lebih terbuka. Bukan hanya membantu masyarakat di Dapilnya, tetapi juga harus memberikan perhatian dan kepedulian untuk seluruh NTT.
Menurut Ansy Lema, fokus perhatian dan porsi kerja untuk Dapil NTT II harus tetap diprioritaskan, tetapi tidak boleh menghambat pelayanan aspirasi masyarakat dari wilayah lainnya di NTT.
Apalagi NTT menurut dia, adalah satu keluarga, sehingga harus tolong-menolong dan bergotong-royong untuk mengembangkan sektor pertanian di provinsi kepulauan tersebut.
Dia menambahkan, globalisasi teknologi saat ini menghasilkan mekanisasi pertanian, melalui kreasi dan pemanfaatan berbagai alsintan. Penggunaan alsintan bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani.
Ia pun berharap, bantuan Combine Harvester dan Traktor Roda Empat dapat membantu mahasiswa Fakultas Pertanian Unika Ruteng untuk belajar dan praktik langsung pemanfaatan alsintan pra maupun pascapanen.
Sebagai generasi petani masa depan Manggarai, Ansy Lema mengharapkan mahasiswa agar dapat menjadi agen penggerak transformasi pertanian modern yang berkelanjutan ketika telah menjadi alumni.
“Akhirnya, saya meyakini kehadiran Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Teknologi Unika Santo Paulus dapat berkontribusi menghasilkan ilmuwan-peneliti pertanian dan peternakan unggul yang mampu menghasilkan riset, temuan, dan inovasi ilmiah dari laboratorium,” ucap Anggota Komisi IV DPR RI itu.
Menurut Ansy Lema, Indonesia masih kekurangan peneliti-santis dalam bidang pertanian dan peternakan.
Sebab itu, ia berharap Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Teknologi Unika Santo Paulus Ruteng mengisi kekurangan ini, dengan menghasilkan petani, peternak dan ilmuwan yang unggul dalam melakukan inovasi dan kreasi untuk mentransformasi arah baru menuju kedaulatan pangan bangsa.
Penulis: Leo Jehatu
Editor: Ardy Abba