Kupang, Vox NTT- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Emanuel Cahyadi bersama rombongan DPP GMNI menemui Julie Sutrisno Laiskodat di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda NTT), Kamis (28/10/2021).
Di hadapan Emanuel dan Jajaran DPP GMNI, Julie Sutrisno Laiskodat memaparkan program-program yang sudah dilakukan oleh Dekranasda NTT di bawah Kepemimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Yosep Adrianus Nae Soi.
Menurutnya, sektor pariwasata ditetapkan sebagai prime mover pembangunan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.
Oleh karena itu, sebagai bagian tidak terpisahkan dari Pemerintah Provinsi NTT, Dekranasda dalam kiprahnya harus mengeksekusi program-program tersebut ke masyarakat.
“Pariwisata itu menyambung semua hal baik sektor pertanian, peternakan dan kelautan serta apapun juga semua hal masuk. Kami di Dekranasda NTT adalah mencari potensi-potensi yang ada di kabupaten/kota di NTT. Setiap kabupaten itu berbeda-beda potensinya. Sejak tahun 2019 saya itu meng-hunting semua potensi yang ada. Salah satu kelompok masyarakat yang kami targetkan adalah kelompok kaum muda. Kami mengajak mereka untuk berkarya,” jelas Julie.
Ia menjelaskan, kelompok kaum muda bermitra untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat baik secara ekonomis dan mendatangkan penghasilan bagi mereka.
Julie mencontohkan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021, Dekranasda NTT berkolaborasi dengan Komunitas Bonsai NTT melakukan bazar dan pameran tanaman Bonsai di Alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT.
“Kami ingin potensi – potensi seperti Bonsai tidak hanya dilakukan oleh para pegiatnya sekadar hobi, tetapi juga menjadi usaha bisnis yang membuka lapangan kerja, menghasilkan uang dan keterampilan seni, seni budi daya bonsai yang bernilai estetis,” katanya.
Di bidang lainnya, demikian Julie, Dekranasda juga konsen dalam mengurus UMKM yang bergerak di berbagai bidang seperti tenun ikat, seni kriya, kuliner, kajanan yang berbasis potensi lokal serta berbagai macam diversifikasi pangan lokal. Contohnya, daun Kelor yang saat ini sudah naik kelas menjadi beraneka produk.
Minuman dingin berbahan dasar kelor dengan sistem franchise yang dikelola oleh kelompok milenial. Saat ini di Kota Kupang, kata dia, sudah memberdayakan puluhan UMKM dan dikelola oleh anak-anak muda.
“Dua bulan lalu kami me-launching di Kota Kupang yang namanya Haydrink dari bahan dasar kelor. Kelor NTT itu juara 1 di dunia. Kami modalin para milenial yang mau berwirausaha. Kalau di Jakarta itu seperti minuman Boba. Kami melibatkan anak-anak muda. Saya ditantang oleh mahasiswa Poltekes Kupang, Bunda bagaimana di saat seperti ini kami bisa berwirausaha dan menghasilkan penghasilan. Itu yang kemudian memacu kami untuk menghadirkan Haydrink berbahan dasar kelor pertama di Asia Tenggara,” jelasnya.
Perhatian Dekranasda NTT terhadap kelompok muda, kata Julie Laiskodat, adalah bagaimana mendorong mereka untuk menjadi pebisnis.
Untuk produk Kopi kata dia, hampir semua kabupaten di NTT ada komoditas ini. Oleh karena itu, Dekranasda NTT menggandeng kelompok milenial untuk bergerak di segala lini produk unggulan.
Dekranasda NTT akan memfasilitasi alat untuk menjaga standar mutu dalam penyajian kopi.
“Contoh salah satu anak muda di Kabupaten Alor. Anak karang taruna kami bantu alat untuk anti plastik. Produknya adalah sedotan yang terbuat dari rumput. Selain itu juga ada produk sabun, sampo dan beraneka produk lainnya dari bahan Kelor yang dikerjakan oleh anak muda dan didampingi oleh Dekranasda NTT,” kata Julie.
Pada kesempatan itu juga Julie Sutrisno Laiskodat meminta GMNI untuk mendesain diskusi virtual dengan topik pengembangan UKM di NTT sebagai langkah awal untuk mengaktualisasikan pemikiran-pemikiran konstruktif yang sudah disampaikan oleh organisasi kemahasiswaan nasional itu.
Sementara, Ketua Umum DPP GMNI, Emanuel Cahyadi pada kesempatan itu memberikan apresiasi kerja-kerja nyata yang dilakukan oleh Dekranasda NTT di bawah kepemimpinan Julie Sutrisno Laiskodat.
Ia mengatakan, kiprah GMNI secara organisatoris, selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan advokasi dan pendampingan terhadap persoalan sosial kemasyarakatan.
“Kader-kader kami di lapangan juga terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan termasuk pendampingan UMKM. Di NTT kami berharap GMNI bisa bersinergi dengan Dekranasda NTT dalam memberdayakan anak-anak muda. Kader kami di Manggarai Timur juga yang punya produk kopi,” ujarnya.
Cahyadi juga berjanji akan menindaklanjuti diskusi virtual dengan topik pengembangan UKM di NTT dalam beberapa waktu ke depan.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GMNI NTT Marianus K Haukilo mengatakan, GMNI di NTT sudah memiliki cabang di 12 kabupaten.
Selain bergerak di bidang advokasi masyarakat, kader-kader GMNI juga konsen di bidang pengembangan UMKM.
Ia berharap GMNI bisa menjadi partner Dekranasda NTT untuk mengembangkan sektor UMKM di NTT.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan ibu ketua Dekranasda NTT, ibu Julie Sutrisno Laiskodat yang sudah berkenan bersilaturahmi dengan GMNI. Sebagai organisasi kader, GMNI akan terus kritis dan memberikan pikiran konstruktif dan ideologis serta harapan kita dapat bersinergi dalam mengembangkan potensi dan sumber daya di NTT,” jelasnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba