Oleh: Ardy Abba
Pada 11 November 2021, setidaknya ada 94 desa di Kabupaten Manggarai yang menyelenggarakan Pilkades serentak. Pesta demokrasi di tingkat desa yang dijalankan setiap enam tahun tersebut sangat ramai, terutama saat melihat bagaimana masyarakat memberikan glora dukungan terhadap masing-masing calon kades di kabupaten itu.
Lain dulu lain sekarang. Setelah digulirkan dana desa sejak tahun 2015 konstalasi politik Pilkades tidak lagi sepi seperti dulu. Antusias masyarakat begitu tinggi, meski memang datang dari beragam motivasi. Tetapi yang pasti dari sisi auforia demokrasi, Pilkades tidak kalah dengan Pilbup, Pilgub dan Pilpres.
Arakan-arakan massa dan kendaraan saat kampanye para calon kades semakin marak dijalankan menjelang hari pemilihan 11 November 2021. Suguhan janji para calon kades sembari mengajak memilih pun ikut memberikan andil besar dalam meramaikan suasana kampanye.
Dari sisi auforia yang terlihat, dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian masyarakat desa mengganggap Pilkades cukup menyenangkan. Sembari memekikan semangat dukungan, mereka tampak terbawa penuh tawa dan canda.
BACA JUGA: Sudah Saatnya Basmi Garong Dana Desa
Dari beragam cara kampanye para calon kades, puncak momentumnya adalah adanya kesempatan memilih. Dengan begitu, Pilkades juga sebagai salah satu momentum arah perubahan pembangunan di desa.
Dalam Pilkades inilah pekikan ‘hati-hati memilih pemimpin’ harus terus didengungkan hingga bisa mengetuk nurani pemilih. Sebab jika salah memilih calon kepala desa, maka dampaknya bisa berantakan selama 6 tahun ke depan.
BACA JUGA: Cegah Korupsi Dana Desa dengan Transparansi Anggaran
Masyarakat di desa tentu mempunyai tanggung jawab atas pilihannya, bukan memilih atas dasar iming-iming dan kepentingan tertentu. Masyarakat mesti secara mandiri dan sadar melihat komitmen para calon kades.
John C. Maxwell, ahli kepemimpin dunia, menyebut komitmen pemimpin membuka pintu menuju prestasi. Komitmen adalah janji serius untuk terus maju dan bangkit. Jadi jika seseorang ingin mencapai suatu tujuan maka harus punya komitmen.
Demikian juga para calon kades harus punya komitmen menuju perubahan dan perbaikan pembangunan di level desa. Dia harus rela berkorban demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sekali lagi, komitmen dari seorang kepala desa sangatlah dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembangunan. Sebab tanpa komitmen kepala desa, arah pembangunan di desa pasti menemui kesulitan.
Penting Melihat Rekam Jejak
Di tengah gelontoran miliaran dana ke desa, hendaknya momentum Pilkades tidak sekadar dianggap hura-hura. Pilkades tidak boleh dianggap untuk kemenangan keluarga, suku, dan etnis. Apalagi jika momentum ini hanya dianggap untuk memuluskan jalannya praktik jahat politik uang (money politics).
Jika ditelusuri lebih jauh memang pembangunan di tingkat desa saat ini sedang digerogoti persoalan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Praktik jahat ini bahkan sudah menjadi budaya dan sudah menggurita di tengah masyarakat.
BACA JUGA: BPD Jangan Hanya Makan Gaji Buta
KKN adalah produk dari relasi sosial-politik dan ekonomi yang harus berani katakan praktik jahat dan tidak manusiawi. Kemenangan meraih kekuasaan di desa dianggap sebagai sebuah privilege bagi kelompok tertentu, serta bersifat tertutup. Jika menang dalam pertarungan Pilkades, maka cenderung menempatkan lawan politik sebagai obyek yang tidak punya akses untuk berpartisipasi dalam pembangunan di desa.
Contoh, jika calonnya menang maka aparat desa harus diambil dari tim atau keluarganya. Praktik pemerintah semacam lahir dari kontrak politik. Ada juga daftar penerima bantuan dari dana desa hanya menyasar ke kelompok pendukungnya. Bisa juga penyerapan tenaga kerja untuk pembangunan di desa hanya dari kelompok tertentu. Tentu masih banyak lagi praktik KKN ini yang masih bertumbuh subur di desa-desa.
BACA JUGA: Ruang Suram Keterbukaan Informasi di Desa
Karena itu, para pemilih di desa mesti menganggap Pilkades sebagai titik awal perubahan karena sentuhan pembangunan pemerintah. Dalam konteks ini, masyarakat harus lihai melihat rekam jejak calon kades. Sebab rekam jejak calon kades, sangat menentukan arah pembangunan di desa.
Saya salah satu orang yang memandang visi misi para calon hanyalah formalitas belaka. Sebab ada banyak kasus bahkan para calon tidak paham dengan visi misi yang dibuatnya. Dalam kasus lain, visi misi calon sangat rapi namun ujung-ujungnya korupsi.
Yang dibutuhkan dari calon kades sebenarnya perpaduan rekam jejak yang baik, komitmen dan visi misi itu sendiri. Karena itu, masyarakat pemilih mesti komprehensif melihatnya. Selamat melihat rekam jejak pemimpin di desa!