Cinta di Tepi Pantai
Sewaktu hujan merintik dan bertabur di cinta yang kelam
Kian kita bersenda gurau bersama ombak putih
Perasaan menjadi layu dan berpura-pura malu
Sementara itu kita saling menatap di laut yang luas
Buram hati terus memaksa untuk mengungkapkan
Perlahan kita mulai sebuah perbincangan awal
Kisah cinta bermain di dalam percikan ombak rayuan
Menanti pelukan itu dan kita berpaling dari kebisuan
Mungkinkah kita tidur dalam angan kemesraan
Telah sejam yang lalu sajak cinta berlabuh di lubuk hati
Genggaman memberikan kehangatan yang semakin dalam
Cinta di tepi pantai pun menggelora bersama kebisuan senja
Latung Tunu
Misteri Senja
Kelam bertanya tentang dinamika rindu
Bujukan silam berpapasan dengan secangkir kopi manis
Telah habis puanku di makan oleh rindu yang usang
Tepi pantai pun menantikan kehangatan sang senja itu
Kemarilah sayangku kita makan malam bersama
Senja tak lagi berteman dengan cinta kita
Mungkinkah misteri senja telah tenggelam dalam angan
Lalu rahasia cinta menangis di pundak kerinduan
Perlahan paradigma itu memeluk cintanya
Kemesraan menatap di balik kebisuan malam
Di seberang sana ada seribu aksara yang sedang merengek
Meminta cinta untuk berpaling membawa sekuntum mawar
Latung Tunu
Di Taman Kota
Di kala keremangan berjumpa di ujung malam
Sendiri menyepi berselimut bibir manis
Pelukan pertama memberi hasrat kepada malam
Entah mengapa ada kehangatan di balik tembok tua
Bisikan cinta menggelora bersama kemesraan di taman kota
Begitukah permainanmu di persimpangan rindu
Berawal pula kisah kelam pada cinta yang hakiki
Terjalin tatapan yang menggema di dalam angan
Di balik kisah yang manis kita pun sedang bercumbu
Rindu pun demikian menangis di sudut itu
Bahasa tubuh bermain kata tak lagi berhenti
Lalu binar mata memberikan kedipan yang seksi di malam itu
Latung Tunu