Ruteng, Vox NTT- Aprilianus Marko Jolo Jahang merupakan putra pertama asal Kabupaten Manggarai yang tercatat sebagai orang yang berhasil menoreh prestasi dalam turnamen olahraga Kempo tingkat dunia di Turki.
Marko menduduki posisi puncak setelah berhasil menggeser kompetitor lain dari 29 negara yang berbeda. Ia pun mendapatkan medali emas dalam ajang olimpiade bergengsi itu.
Sejak beredarnya kabar raihan prestasi itu, nama Marko sontak diperbincangkan. Berbagai pujian pun datang. Tidak hanya dari teman-teman Kempo, masyarakat Manggarai pun turut memberi ucapan profisiat. Marko benar-benar menjadi kebanggan masyarakat Manggarai.
Prestasi yang diraihnya pun merupakan buah dari ketekunan dan kerja kerasnya. Ia telah memanen hasil dari perjuangan dan loyalitasnya selama bergelut di dunia Kempo.
Kisah Marko bergabung di dunia Kempo bermula dari cita-citanya sejak kecil. Ia bercita-cita menjadi polisi. Berkat dorongan menjadi polisi itu, ia pun bertekad untuk bergabung di salah satu olahraga bela diri yakni Kempo. Ia meyakini bahwa dengan bergabung di dunia beladiri, cita-citanya menjadi seorang polisi bisa terwujud.
“Saya dari dulu bercita-cita menjadi polisi. Salah satu syarat menjadi polisi yaitu mengikuti olahraga beladiri. Sehingga saya termotivasi untuk mengikuti beladiri Kempo,” jelas Marko yang adalah siswa kelas XI SMKN 1 Wae Ri’i itu.
Marko pun resmi bergabung pada tahun 2015 yang lalu. Kala itu, ia tidak sedikitpun bermimpi untuk menjadi pemenang dalam setiap turnamen yang digelar. Ia hanya bermimpi bahwa kelak ia bisa menjadi seorang abdi negara yang setia.
Selama Marko bergabung, ia selalu menggunakan kesempatan latihan dengan sebaik-baiknya. Ia selalu mengikuti latihan yang dijadwalkan dan selalu mengikuti arahan pelatih.
Tidak berselang lama setelah bergabung, Persatuan Kempo Indonesia (Porkemi) mengadakan kejuaraan antara Dojo yang diselenggarakan di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai tepatnya di STM. Marko keluar sebagai pemenang dan berhasil meraih juara satu untuk pertama kalinya.
Prestasi perdana tingkat lokal ini menjadi pelecut semangat Marko untuk lebih gigih dalam berlatih. Ia bertekad untuk meraih prestasi sampai ke tingkat nasional hingga tingkat dunia. Dengan begitu, ia dikenal oleh banyak orang melalui skill yang dimilikinya.
Berangkat dari situ, Marko kemudian diutus mengikuti kejuaraan perdana tingkat nasional di Bandung. Marko berangkat bersama 15 orang delegasi lainnya dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Marko mendapat raihan medali emas dalam turnamen tersebut.
Setelah itu, Porkemi naik level menjadi Federasi Kempo Indonesia (FKI). Pada organisasi FKI ini banyak kejuaraan-kejuaraan dunia yang diselenggarakan. Adapun kejuaraan yang dimaksudkan seperti di Portugal, Tunisia dan Turki.
“Di Portugal kemarin, yang mendapat juara satu medali emas yaitu Mohamad Kevin Salaodan Santosa, teman saya yang dari Jawa Timur. Dia mendapat perolehan medali emas di kategori 16 tahun,” jelas Marko.
Setelah itu, Marko mengikuti kejuaraan dunia di Tunisia. Di sana, Marko mendapat medali perunggu. Tidak berhenti di situ, Marko juga mengikuti ajang World Kempo Championships 2021 yang diselenggarakan di Antalya, Turki, Kamis (28/10/2021) waktu setempat.
Di sana, Marko berhasil mengalahkan atlet dari 29 negara. Ia membawa pulang medali emas. Dengan begitu, Marko tercatat sebagai orang pertama Manggarai yang berhasil sabet medali emas dalam turnamen Kempo tingkat dunia.
Berkat prestasi yang diraih Marko dan teman-temannya di Turki, Indonesia menduduki posisi keempat umum dari 29 negara yang ikut. Ia pun bertekad untuk berjuang lebih maksimal lagi agar Indonesia bisa menduduki posisi juara satu umum.
“Ke depannya saya harus optimistis lagi supaya dapat yang lebih. Karena kemarin Indonesia mendapat peringkat keempat umum dari 29 negara. Target kami dan para sense kami menjadi juara satu umum dari 29 negara,” tutup siswa jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) SMKN 1 Wae Ri’i itu.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba