Kupang, Vox NTT – Fraksi Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menanggapi pernyataan Direktur Bank NTT Alex Riwu Kaho.
Alex menyatakan, pandangan umum Fraksi DPRD NTT pada sidang paripurna merupakan informasi yang tidak benar.
Sedikitnya ada dua aspek yang disoroti Fraksi Golkar dalam pemandangan umumnya. Pertama, aspek potensi kerugian Bank NTT. Kedua, aspek indikasi pelanggaran hukum akibat ketidakpatuhan terhadap SOP mitigasi risiko pada Bank NTT.
Berdasarkan LHP BPK, sebut Fraksi Golkar, ada potensi kerugiaan Bank NTT sebesar Rp50 miliar dalam pembelian Medium Term Note (MTN) PT PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP)
“Karena PT SNP sudah dinyatakan pailit dan kegiatan usahanya dibekukan oleh OJK, tidak berselang lama setelah terjadi transaksi pembelian MTN PT SNP oleh Bank NTT,” tulis fraksi Golkar DPRD NTT dalam tanggapannya yang ditandatangani oleh Ketua Fraksi Golkar DPRD NTT, Hugo Rehi Kalembu dan Sekretaris Mohammad Ansor, Sabtu (20/11/2021).
Dalam pandangan umum itu juga, Fraksi Golkar menyebut Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, telah menindaklanjuti rekomendasi BPK dan telah dimuat dalam portal BPK.
Jalan Ruteng-Labuan Bajo Bak Kali Meluap dan Aksi Penyelamatan Aset Negara
Namun, bukan berarti serta merta menyelesaikan potensi kerugian Bank NTT sebesar Rp50 miliar dan upaya menghentikan upaya penjernihan indikasi pelanggaran SOP yang bisa berujung pada masalah hukum seperti yang ditemukan oleh BPK.
“Sehingga, masalah masih tetap ada dan masalah tidak selesai yang disampaikan oleh Dirut Bank NTT,” tulis fraksi Golkar DPRD NTT.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba