Labuan Bajo, Vox NTT- Media massa dianggap salah satu unsur penting dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan di wilayah Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama).
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyadari pembangunan pariwisata berkelanjutan tidak bisa berjalan sendiri tanpa keterlibatan semua pihak.
Sebab itu, lembaga yang dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2018 tersebut dengan serius menggemakan konsep pentahelix.
Pentahelix pariwisata sendiri merupakan konsep kerja kolaboratif yang melibatkan 5 (lima) unsur penting yakni, akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah dan media massa.
“Peran media sebagai pembawa perubahan melalui jurnalisme menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dalam pertukaran informasi global,” ujar Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina saat membuka kegiatan media gathering di Hotel Jayakarta Labuan Bajo, Minggu (21/11/2021).
Menurut dia, komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi berbagai pihak terutama peran serta para jurnalis dan pegiat media lainnya sangat penting dalam membangun pariwisata berkelanjutan di wilayah Floratama.
Sebab itu, Shana mengharapkan agar karya para jurnalis bisa menghasilkan pemberitaan yang ramah pariwisata. Diharapkan pula pemberitaan bisa menggambarkan wajah pariwisata yang bersahabat di wilayah Floratama.
Hal ini tentu saja menjadi salah satu kunci penting yang bisa menjamin rasa aman, serta tumbuhnya kepercayaan publik terhadap pariwisata Floratama.
Shana juga mengharapkan lewat pemberitaan media massa dan keterlibatan berbagai elemen lainnya, pariwisata tidak hanya menggantungkan diri pada kemapanan infrastruktur, tetapi juga pada kemapanan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kami mohon dukungan teman-teman media membantu mengawal pekerjaan besar ini secara bersama untuk membangun pariwisata berkelas dunia, berkelanjutan, inklusi dan menjawab tantangan pariwisata NTT,” pinta Shana.
Garis Besar Kerja BPOLBF 2022
Dalam kegiatan media gathering tersebut Shana juga memaparkan konsep kerja BPOLBF secara garis besar pada tahun 2022 mendatang.
Di bidang Otoritatif, BPOLBF bakal melaksanakan pembangunan lahan otorita seluas 400 hektare di hutan Bowosie Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Masih di bidang otoritatif, BPOLBF akan malaksanakan kerja operasional badan layanan umum.
“Kita akan membangun akses jalan dulu di sana, dengan fasilitas dasar bangunan kantor maupun bangunan lain, lalu kita akan mulai menjadi badan layanan umum, sehingga dengan konsep badan layanan umum ini kita sudah bisa melakukan kerja sama-kerja sama strategis untuk bisa mem-support pengembangan ekonomi kreatif,” jelas Shana.
Kemudian, BPOLBF akan melakukan pemasaran investasi lahan otorita.
Sementara di bidang koordinatif, pihak Shana akan melakukan rebound atau melambungkan sektor pariwisata pasca-pandemi Covid-19.
Kemudian, menata big data pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf). Untuk diketahui, penggunaan teknologi big data sebagai acuan memajukan Parekraf menjadi salah satu langkah strategis Menteri Parekraf Sandiaga Salahudin Uno.
BPOLBF memastikan pengelolaan data dilakukan dengan baik agar bisa mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan di Labuan Bajo.
Masih di bidang koordinatif, BPOLBF akan menyelesaikan Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo.
Penulis: Ardy Abba