Labuan Bajo, Vox NTT- OJK Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan Evaluasi Kinerja BPR Provinsi NTT Semester II tahun 2021 dengan tema “Penguatan Strategi Pertumbuhan BPR dan Optimalisasi Proses Bisnis Perbankan” di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Rabu (24/11/2021).
Kepala Kantor OJK Provinsi NTT Robert HP. Sianipar mengatakan, kegiatan Evaluasi Kinerja tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam rangka menyampaikan informasi terkait dengan evaluasi kinerja dari 12 BPR yang ada di Provinsi NTT.
“Adapun informasi yang disampaikan mencakup perkembangan tingkat kesehatan bank, perkembangan pos keuangan utama (penghimpunan dan penyaluran dana), pencapaian target keuangan sesuai RBB, kualitas aset, kondisi likuiditas dan permodalan, restrukturisasi Covid-19 dan Supervisory Concern dari OJK,”ungkapnya
Dengan evaluasi ini, kata dia, BPR diharapkan dapat mengetahui hal-hal yang perlu ditingkatkan/diperbaiki pada tahun 2022, dan memperoleh masukan dalam melakukan penyusunan Rencana Bisnis tahun 2022. Sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan industri BPR dan mampu berkontribusi terhadap perekonomian di Provinsi NTT.
Dia optimistis industri keuangan dan industri BPR di NTT tumbuh positif. Ketahanan permodalannya pun diharapkan kuat.
“Kita juga membangun optimisme jadi industri keuangan ekonomi, mulai perlahan bangkit ini, BPR juga berkontrbusi,” tegasnya
Robert juga menyebut, berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2021 secara year on year mengalami pertumbuhan sebesar 3,51%.
“Apabila dilihat dari sisi produksi, sektor Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami pertumbuhan sebesar 14,06%. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen sektor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 29,16%,” katanya.
Untuk Provinsi NTT sendiri kata dia, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021 turut tumbuh namun masih berada di bawah kinerja nasional yaitu hanya sebesar 2,37% secara year on year.
“Apabila dilihat dari segi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Kontruksi sebesar 15,48%. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 6,66%,” ungkapnya.
Untuk diketahui, sampai dengan saat ini di Provinsi NTT terdapat 12 (dua belas) BPR yaitu sebanyak 7 (tujuh) BPR di Kota Kupang, 2 (dua) BPR di Atambua, 1 (satu) BPR di Larantuka, 1 (satu) BPR di Ruteng dan 1 (satu) BPR di Waingapu dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 4 (empat) kantor cabang yang terdapat di Labuan Bajo, Betun, Waikabubak dan Kabupaten Kupang serta 8 (delapan) Kantor Kas.
Adapun total aset BPR di Provinsi NTT sampai dengan posisi September 2021 yaitu sebesar Rp912 Miliar, DPK sebesar Rp677 Miliar dan Kredit sebesar Rp673 Miliar.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba