Bajawa, Vox NTT– Kubangan kerbau menjadi istilah yang dianggap cocok menggambarkan kondisi ruas jalan Kurubhoko-Nangge, Desa Nginamanu Kecamatan Wolomeze, Kabupaten Ngada.
Kondisi seperti ini telah menjadi sajian warga setempat sudah sejak lama hingga di masa Andreas Paru, Bupati Ngada saat ini.
Saat warga setempat menggelar pesta pernikahan, Matias Rema Esi anggota DPRD Ngada dari Dapil V yang menjadi salah satu undangannya.
Matias, bahkan harus rela melepas sepatu dan menggulingkan kedua ujung celana panjangnya agar tak keciprat pekatnya lumpur saat melintas di atas jalan itu.
Yang warga setempat tahu kalau Matias Rema Esi hadir ke wilayah itu hanya sekadar memenuhi udangan sama seperti tamu undangan lainnya.
Namun di luar itu, sekembalinya dia dari Kampung Nangge, melalui Fraksi PAN Kabupaten Ngada kemudian menyampaikan usulan peningkatan jalan menuju kampung Nangge dalam Pemandangan Umum Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) terhadap pengantar nota keuangan atas rancangan peraturan daerah tentang rencana anggaran pendapat dan belanja daerah Kabupaten Ngada tahun 2022.
Usulan faksi PAN itu sejalan dengan harapan warga Kampung Nangge. Mereka berharap hadirnya Matias Rema Esi di kampung mereka dapat memantau langsung kondisi infrastruktur menuju kampung itu agar mereka tak kesulitan lagi membawa hasil bumi mereka ke pasar.
Selain peningkatan infrastruktur jalan, Fraksi PAN juga meminta pemerintah agar turut memperhatikan kondisi 2 unit menara telekomunikasi yang berada di wilayah desa Nginamanu dan desa Lanamai I.
Kedua warga desa itu saat ini belum memiliki akses telekomunikasi lantaran Pemerintah Kabupaten Ngada melalui dinas tehnis terkait belum mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB).
” Padahal, semakin banyak Tower di Kabupaten Ngada bakal mengafirmatif peningkatan PAD. Urusan IMB tidak boleh ada indikasi pungutan liar tanpa ada payung hukum yang jelas,” kata Matias.
Fraksi PAN Ngada juga menyoroti minimnya intervensi anggaran pemerintah pada sektor pariwisata. Pariwisata, kata Matias, menjadi salah satu dari empat sektor unggulan sesuai janji kampanye Bupati Ngada, Andreas Paru dan Wakilnya Raimundus Bena, yang hingga saat ini belum direalisasikan sama sekali.
Sektor pariwisata yang diperjuangkan Fraksi PAN Ngada adalah pembangunan 10 unit bungalow (penginapan) di dalam kompleks objek wisata permandian air panas, Mengeruda, Kecamatan Soa.
Menurut Matias, pembangunan 10 unit bungalow di lokasi wisata air panas Desa Mengeruda dapat menambah pendapatan asli daerah Kabupaten Ngada yang kondisinya saat ini sangat rendah.
“Jika itu digunakan untuk membangun 10 Bungalow (penginapan) di sekitar air panas dengan biaya sekitar 250 juta per unit, maka anggaran yang kita butuhkan hanya sekitar Rp2,5 miliar. Jika itu disewakan nanti dengan harga permalamnya Rp300 ribu maka kita bisa mendapatkan PAD Rp3 juta per hari. Jika dikalikan sebulan maka bisa mendapatkan Rp90 juta, dikalikan dalam setahun sebesar Rp1,080 miliar,” kata Matias.
Menurut Matias, penginapan di dalam tempat wisata air panas Desa Mengeruda dapat memantik minat wisatawan domestik dan mancanegara untuk “stay” di tempat itu.
“Apalagi, letaknya sangat strategis karena dekat sekali dengan Bandar udara Soa,” tutupnya.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba
Bupati Mabar Ancam Cabut Izin Tempat Usaha Jika Tidak Siapkan Tempat Parkir yang Layak