Labuan Bajo, Vox NTT– Pengamat kebijakan publik Stefanus Gandi menilai perhatian Pemerintah Daerah Manggarai Barat terhadap aspek kesehatan masih rendah.
Stefan menyatakan hal itu sebagai respons atas pemberitaan media massa tentang dua kisah miris proses kelahiran ibu hamil di Mabar yang terjadi dalam bulan November 2021 ini.
Pertama, kisah pahit yang boleh dialami Oktaviana Lastri Yono (18) pada Senin, 18 November 2021 malam. Ibu hamil asal Kampung Mbore, Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling itu terpaksa harus digotong menuju fasilitas kesehatan yang memadai agar bisa melahirkan anak pertamanya.
Warga setempat terpaksa menggotongnya karena kondisi Kampung Mbore yang belum memiliki akses jalan aspal. Warga setempat kesulitan mengakses transportasi karena batas akhir ujung aspal hanya sampai di Kampung Culu, masih sepanjang tiga kilometer hingga Kampung Mbore yang belum diaspal.
Kedua, kisah kelahiran yang miris juga menimpa Fenita Ngedes (26). Ibu hamil asal Kampung Baang, Desa Golo Ndari, Kecamatan Welak itu terpaksa ditandu saat hendak melahirkan di Puskesmas Datak pada Senin, 29 November 2021.
Fenita ditandu lantaran akses jalan di desa itu rusak parah dan tidak dapat dilalui mobil. Jarak Kampung Baang menuju Puskesmas Datak sangat jauh sekitar 5 kilometer.
BACA JUGA: Miris! Ibu Hamil di Mabar Melahirkan dalam Tandu
Perjalanan mereka baru sekitar 2 kilometer, Fenita terpaksa melahirkan anaknya dalam tandu. Proses kelahiran bayinya yang berjenis kelamin laki-laki itu dibantu oleh Bidan Desa Ernesty Suharni Inggur.
Dua kisah ini kemudian memantik perhatian Stefan. Ia bahkan menyatakan, perhatian pemerintah cenderung mengabaikan aspek kesehatan masyarakat dalam urusan pembangunan.
“Isu-isu terkait pelayanan kesehatan seperti ini sebetulnya sudah terjadi berulang-ulang dan akan terulang juga di desa lainnya, mengingat akses jalan layak untuk kendaraan mobil yang belum merata,” ujar Stefan saat dihubungi VoxNtt.com, Selasa (30/11/2021) pagi.
Fasilitas kesehatan tingkat desa atau puskesmas menurut dia, seharusnya menjadi harapan utama bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak.
“Peningkatan kapasitas serta tenaga medis yang berkompeten juga menjadi harapan banyak warga. Nah, ini yang belum maksimal di Manggarai seluruhnya,” imbuhnya.
Stefan kembali menegaskan, komitmen dan perhatian Pemda Manggarai Raya terhadap fasilitas kesehatan tergolong rendah dan cenderung diabaikan.
Padahal faskes tingkat desa adalah solusi terbaik untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan masyarakat pedesaan, sehingga tidak harus berbondong-bondong ke kota.
Sebelumnya dikabarkan, Ketua DPRD Mabar Martinus Mitar menyebut di tahun 2022, kejadian serupa tidak akan terjadi.
Sebab menurut dia, pemerintah akan memasukkan pengerjaan jalan tersebut di dalam APBD tahun 2022.
“Akan dimasukkan dalam APBD tahun 2022. Jalan Mamis, Mbore, sampai Warsawe. Tahun 2022 dipastikan sudah mulai dikerjakan,” ujar Martinus kepada VoxNtt.com pada Jumat, 12 November 2021 lalu.
Mantan Kades Golo Bilas itu meminta masyarakat Mbore agar bersabar menunggu penetapan APBD tahun 2022, untuk kemudian jalan tersebut dapat dikerjakan.
“Mohon kepada masyarakat Mbore untuk bersabar. Apa yang dilakukan ini merupakan bagian dari menjawab keluhan masyarakat,” lanjutnya.
BACA JUGA: Ibu Hamil di Mabar Digotong karena Jalan Rusak, Andre Garu Prihatin
Dia menambahkan, di tahun 2022, masyarakat akan lebih merasa nyaman dan tidak akan ada lagi kejadian ibu hamil ataupun orang sakit yang digotong.
Senada dengan Mitar, Bupati Mabar Edistasius Endi mengatakan, di tahun 2022 tidak akan ada lagi kejadian serupa.
Menurut Edi, ruas jalan yang menghubungkan Wae Racang Dali, Rehok, Baang, Kotok hingga Ranggu telah dianggarkan dalam Rancangan APBD tahun 2022.
“Jadi tahun depan sudah kita siapkan anggaran 1 Miliar untuk ruas jalan itu yaitu Wae Racang Dali, Rehok, Baang, Kotok hingga Ranggu. Tadi juga kami (Pemerintah) bersama DPRD sudah menandatangani nota kesepakatan RAPBD tahun 2022,” ungkap Bupati Edi saat dikonfirmasi VoxNtt.com, Senin, 29 November 2021 malam.
Penulis: Ardy Abba