Jakarta, Vox NTT- Serikat Pemuda NTT Jakarta mendesak Presiden Joko Widodo agar memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memeriksa Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat.
Desakan pemeriksaan tersebut sebagai buntut atas pernyataan Gubernur Viktor yang diduga bernada rasis kepada masyarakat Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur.
Ketua Umum Serikat Pemuda NTT Jakarta, Saverius Jena, mengungkapkan kejadian itu bermula ketika Gubernur Viktor berdialog dengan tokoh masyarakat adat setempat terkait status tanah yang akan dikelola untuk peternakan sapi jenis premium.
“Namun, di tengah proses dialog berjalan, Viktor Bungtilu Laiskodat melontarkan kata “monyet” kepada salah satu warga yang juga ikut serta dalam pertemuan tersebut,” ujar Saverius dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Jumat (03/12/2021) malam.
Selain perkataan rasis, kata dia, Viktor juga mengeluarkan perkataan yang bersifat intimidatif, seperti akan memenjarakan warga apabila berbeda dengannya.
Menurut Saverius, insiden diskriminasi berbentuk rasis yang dilakukan Gubernur Viktor sejatinya merupakan ekspresi dari arogansi kekuasaan.
Ia juga menilai Gubernur Viktor telah melecehkah harkat dan martabat masyarakat adat Sumba Timur sebagai warga Negara Indonesia yang juga memiliki hak terbebas dari segala bentuk diskriminasi.
Hal ini sebagaimana semangat yang terkandung dalam bunyi UUD 1945 pasal 28I ayat 2 “setiap orang bebas dari segala perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif”.
“Maka dari itu, kami mendesak Presiden Joko Widodo agar segera memerintahkan Kapolri mengusut tuntas dugaan tindak pidana rasisme dan penghinaan yang dilakukan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat,” ujar Saverius.
Serikat Pemuda Nusa Tenggara Timur Jakarta juga mengecam keras tindakan rasisme yang telah dilakukan Gubernur Viktor terhadap masyarakat adat Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur.
Saverius juga mendesak agar menghentikan segala bentuk diskriminasi dan kekerasan lain terhadap masyarakat adat Sumba pada khususnya, dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya.
Tidak hanya itu, ia juga mendesak Viktor untuk turun dari jabatannya sebagai Gubernur NTT.
“Kami juga mendesak Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk segera PERDA pengakuan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat adat di Nusa Tenggara Timur,” tegas Saverius.
Untuk diketahui, para mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Pemuda NTT Jakarta menggelar unjuk rasa di Jakarta, Jumat siang.
Mereka ialah, Organda Lingkarmata, Barisan Anak Timur UBK, Perkumpulan Mahasiswa Basodara (PMB), Flobamorata Utama, IMS-J, Himpunan Mahasiswa Muslim (HIMAU), IKAMALALE, FORMAPENA Jabodetabek, Keluarga Besar Mahasiswa Pemuda Lembata, dan Gerakan Mahasiswa Pelajar Rote (GEMPAR)
Penulis: Ardy Abba