Ruteng, Vox NTT- Dr. Mantovanny Tapung dosen di Unika Ruteng mengatakan, buku Mengenang Tokoh P. Servulus Isaak, SVD: Discernment Gagagsan, Nilai, dan Sikap Hidup akan diluncurkan di Caffee for Rest, Borong pada Sabtu, 8 Januari 2022.
“Buku yang berjumlah 654 halaman, dengan 35 artikel yang merupakan karya dari 35 penulis dari kalangan akademisi, praktisi, jurnalis, pencinta sastra, keluarga Pater Servulus, dan sejumlah orang lainnya yang mengenalnya dari dekat,” terang Mantovanny di Sekretariat Perennial Institute Waso Ruteng, Kamis (06/01/2022).
Mantovanny sendiri merupakan salah satu editor buku tersebut. Ia menjelaskan, pembedah buku ini nanti ialah Dr. Marsel R. Payong, M.Pd seorang dosen Unika St. Paulus Ruteng/Direktur Perennial dan P. Dr. Paulus Tolo, SVD Provinsial SVD Ruteng/Dosen STIPAS St. Sirilus Ruteng), dan Pius Rengka, SH. MSc, staf khusus Gubernur NTT.
“Yang diundang dalam kegiatan bedah buku ini juga berasal dari berbagai latar belakang profesi, guru, dosen, mahasiswa, birokrat, politisi, jurnalis, aktivis, pastor, dan biarawan/wati,” terang Sekretaris Eksekutif Perennial Institute itu .
Kegiatan peluncuran, kata dia, didukung oleh Unika St. Paulus Ruteng, Lembaga Perennial Institute, Stefanus Gandi Family, Lembaga Politician Academy, Caffee for Rest, Cakrawala NTT, Ciko (Cenggo Inung Kopi Online), The Alecto Band, Kopi Tuk, dan Kelompok Kasih Insanis ODGJ.
Menurut Mantovanny, Pater Servulus adalah seorang dosen/guru yang sangat baik dan bersahaja. Pater Servulus, dua periode menjadi Ketua STFK Ledalero (1994–2003), dan sesudahnya ia diminta berpindah ke Ruteng.
Saat itu, STKIP Santu Paulus Ruteng tengah mengalami prahara. Kehadiran Pater Servulus dianggap solusi yang tepat. Semua imam baik SVD maupun projo adalah muridnya.
Dengan demikian ia hadir benar-benar sebagai bapa bagi semua. Prahara itu pun perlahan menuju akhir yang baik.
Mantovanny menceritakan, di STKIP Ruteng, pastor yang tamat di SMP Kisol (1957-1960) dan SMA Seminari Mataloko (1960-1964) ini bisa melakukan perannya dengan baik.
Dua periode (2005 – 2011) kepemimpinannya bisa meletakkan dasar yang kuat Sekolah Tinggi yang kini telah menjadi Universitas Katolik (UNIKA) Santu Paulus itu. Setelahnya dia dipilih menjadi Provincial SVD Ruteng satu periode (2011-2014).
Ia berumur 70 tahun dan 40 tahun imamat, sebuah periode di mana ia bisa lebih fokus pada pelayanan yang disenanginya.
Pada tanggal 1 Februari 2021, Pater Servulus meninggal dunia di Rumah Sakit Komodo, Labuan Bajo.
“Pater Servulus Isaak, SVD sudah pergi. Ada banyak kegiatan untuk mengenangnya. Selain doa dan perayaan misa, salah satu yang juga relevan demi mengenang semua gagasan, nilai dan sikap hidup adalah dengan membuat bunga rampai,” jelas Mantovanny.
Berkoordinasi dengan Program Studi Pendidikan Teologi FKIP Unika St. Paulus Ruteng, maka diinisiasilah penerbitan bunga rampai yang bertema: “P. Servulus Isaak, SVD: Discernment Gagasan, Nilai dan Sikap Hidup”.
Bunga rampai ini diisi dengan beragam artikel dari perspektif filsafat, pendidikan, biblis/pastoral, interreligius, politik, dan sosial budaya, yang mana semuanya didedikasi untuk sang imam, guru, dan penyembuh, Servulus Isaak, SVD.
Menurut Mantovanny, mendiang Pater Servulus Isaak, SVD telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sekaligus sebagai imam, guru dan penyembuh.
Tugas dan tanggung jawab ini sudah dijalankan dengan penuh dedikasi dan komitmen penuh.
Karya-karya pelayanan begitu tampak ketika mendiang menjadi pengajar sekaligus pimpinan di STFK Ledalero dan STKIP St. Paulus Ruteng.
Sebagai misionaris Societas Verbi Divini (SVD), Pater Servulus telah menunjukan bakti diri untuk kepentingan banyak orang dan terutama misi untuk mengembangkan tri tugas gereja dalam membesarkan kerajaan Allah di dunia, yakni pelayanan (diakonia), persekutuan (koinonia) dan marturia (kesaksian).
Sebagaimana Yesus sang guru sejati, Pater Servulus juga telah menjalankan pelayanannya dari satu tempat ke tempat lain, menyembuhkan orang sakit (seperti sakit pendarahan, sakit demam), memberikan makan banyak orang, menyembuhkan yang kerasukan setan, dan lain-lain.
Pater Servulus juga seorang anggota tarekat yang taat, di mana setia bertekun dalam doa dan pelayanan misa. Seperti murid perdana, Pater Servulus telah menjalankan jati diri sebagai imam SVD yang setia berkumpul bersama rekan biara untuk memecahkan roti dan berdoa.
“Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambal memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”; Kisah Para Rasul 2:41- 47).
“Pater Servulus juga telah bermarturia dengan mengikuti teladan Yesus yang berani bersaksi tentang Allah yang mengutusnya dan diri-Nya. Ia bersaksi melalui pengajaran demi pengajaran yang dibingkai dalam sebuah perumpamaan sehingga membuat orang-orang pun (mahasiswa) dapat menangkap maksud dan isi pengajarannya dengan lebih mudah,” sambung Mantovanny.
Aktivitas pelayanan (diakonia), persekutuan (koinonia) dan marturia (kesaksian) yang sudah dijalankan oleh Pater Servulus merupakan bagian dari eksplisitasi ketajaman dan kearifan (discernment) gagasan, nilai dan sikap hidup yang ada dalam dirinya, baik ketika berlaku sebagai imam, guru dan penyembuh.
Ketajaman dan kearifan (discernment) gagasan, nilai dan sikap hidup sudah membekas pada banyak orang, baik secara personal, komunal maupun sosial.
Mantovanny mengatakan, secara personal, gagasan kritis dan kreatif dalam dirinya telah turut membesarkan lembaga pendidikan dan gereja lokal.
Sementara secara komunal dan sosial, nilai dan sikap hidup sudah dihayatinya dengan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan sesama konfrater imam religius dan sekuler, dan para rekan pengajar; bahkan bermurah hati untuk menyerahkan sebagian natura bagi orang-orang yang membutuhkan.
Selain itu, kecerdasan dialektis dan adaptif dengan berbagai tuntutan zaman, menunjukkan, seorang Servulus Isaak, SVD adalah pribadi yang visioner di era saat ini dan masa depan, serta memiliki ragam perspektif meng enai kehidupan di dunia dan akhirat.
Penulis: Ardy Abba