Ruteng, Vox NTT- Direktur Indojet Stefanus Gandi mendukung kelancaran peluncuran dan bedah buku Bunga Rampai Mengenang Tokoh P. Servulus Isaak, SVD; Discernment Gagasan, Nilai, dan Sikap Hidup”
Bedah buku tersebut akan berlangsung di Cafee for Rest, Borong pada Sabtu, 8 Januari 2022.
“Menurut saya peluncuran buku ini sangat penting dalam membangun literasi dunia pendidikan dan sosial budaya,” kata Stefan, Jumat (06/01/2022).
Menurut dia, pengenalan tentang dunia literasi menjadi basis penting dalam membangun pemahaman sosial kemasyarakatan.
Para tokoh di berbagai bidang kehidupan banyak menghadirkan inspirasi khusus bagi kaum muda era digital. Keteladanan dan nilai hidup yang mereka jalani adalah sumber pembelajaran penting tentang bagaimana menyikapi realitas dan tantangan kehidupan.
Kegiatan ini, menurut Stefan, sangat penting didukung dalam kaitannya dengan diseminasi nilai-nilai sosial kultural dan religius di tengah tantangan globalisasi dan revolusi teknologi informasi dewasa ini.
Stefan yang juga pengamat kebijakan publik dan konsen dalam literasi kewirausahaan itu menegaskan, di era digital dengan masifnya berbagai informasi media sosial ini, sangat penting kesadaran tentang nilai-nilai sosial budaya dan edukatif.
“Tantangan besar dari informasi yang berseliweran dan bahkan berbau hoaks dapat menjadi jebakan jika tidak dibarengi dengan literasi yang cukup,” kata Branch Director NTT 1, Politician Academy itu.
Ia menegaskan pentingnya perhatian dunia akademik dan pelaku politik maupun kebijakan publik untuk mendukung kegiatan-kegiatan literasi demi terbangunnya kesadaran dan kemelekan informasi.
Sebagai penggiat literasi kewirausahaan, Stefan menyebutkan, dunia kewirausahaan digital (digital entrepreneurship) penting untuk menjadi pegangan pemahaman pengembangan ekonomi kemasyarakatan.
Menurut dia, kewirausahaan yang dipengaruhi oleh atau memanfaatkan transformasi digital dalam bisnis dan masyarakat adalah literasi penting bagi masyarakat saat ini.
Prinsip-prinsip dasar kewirausahaan masih berlaku dan dapat diaplikasikan di dunia kewirausahaan digital ini, seperti: menumbuhkan pola pikir kewirausahaan, mengidentifikasi peluang yang baik, mengenal pelanggan dalam memenuhi ketentuan legal, maupun berupaya untuk meningkatkan modal.
“Dalam kewirausahaan digital, perubahan mendasar terletak pada upaya untuk aktif dalam aktivitas bisnis dan terkoneksi dengan masyarakat yang telah melek digital,” katanya.
Ia pun mengungkapkan beberapa hal yang membuat kendala-kendala berwirausaha dapat diminimalisasi dalam era digital ini.
Hal tersebut antara lain, dengan membuat upaya berwirausaha menjadi lebih cepat, lebih terjangkau, lebih mudah, bahkan menciptakan banyak kesempatan kolaborasi sehingga suatu usaha menjadi lebih efektif.
Dikatakan, dunia digital menawarkan sumber daya baru yang sangat luas bagi para wirausahawan untuk memanfaatkan, mulai dari pengumpulan data terbuka, konten, kode, dan layanan yang tumbuh secara eksponensial hingga kontribusi online pengguna dan komunitas di seluruh dunia.
Dunia digital juga menyediakan cara baru untuk menggabungkan sumber daya ini.
“Dunia tulis menulis juga adalah dunia bisnis, karena menyangkut tersebarnya informasi gagasan, pemikiran dan kreativitas intelektual bagi banyak orang,” ujar Stefan.
Oleh karena itu, lanjut dia, penting sekali agar karya-karya monumental seperti buku Kenangan Pater Servulus ini disebarluaskan agar kontennya dapat dibaca banyak orang dan menjadi referensi tambahan bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Terkait dukungannya bagi kegiatan peluncuran buku ini, Stefan menyebutkan bahwa hal ini juga menjadi bagian dari promosi karya-karya intelektual bagi kemaslahatan umum.
Melalui sejumlah perspektif para penulis dalam konten buku ini, ada banyak hal baru yang penting disimak dan di dalami lintas sektoral.
“Oleh karena isi bukunya berasal dari aneka ragam perspektif, buku ini kiranya menginspirasi banyak pihak untuk melakukan suatu kebaikan bagi orang banyak sebagai mana nilai-nilai yang diwariskan oleh Pater Servulus selama hidupnya,” katanya.
Penulis: Ardy Abba