Labuan Bajo, Vox NTT- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengadakan audiensi dengan beberapa Deputi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 10-11 Januari 2022.
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengatakan, selaku perpanjangan tangan Kemenparekraf, lembaga yang dipimpinya perlu mendapatkan berbagai masukan dari deputi Kemenparekraf terkait.
Di balik masukan tersebut diharapkan Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas terus dikembangkan menjadi destinasi pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan dan berkelas dunia.
Menurut Shana, hal itu diwujudnyatakan melalui program kerja BPOLBF di tahun 2022, di samping mengawal persiapan Labuan Bajo menjadi venue side event KTT G20 agar maksimal.
Audiensi yang dikemas dalam kunjungan kerja ini merupakan agenda rutin awal tahun BPOLBF untuk menyampaikan kinerja selama tahun 2021, dan juga dimaksudkan untuk menyelaraskan program kerja tahun 2022 dengan Kedeputian Kemenparekraf.
Kunjugan kerja ini penting dilakukan untuk melihat kolaborasi dan dukungan yang bisa digarap bersama pada tahun anggaran 2022, terutama yang berkaitan dengan persiapan Labuan Bajo sebagai venue side event KTT G20.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf (D7), Muhammad Neil El Himam, dalam audiensi yang digelar di ruang rapat Lt. 18 Gedung Kementerian BUMN mengungkapkan, audiensi ini merupakan awal yang baik dalam pelaksanaan program kerja masing-masing pihak di tahun 2022 ini.
“Melalui audiensi ini kita bisa saling matching program dan saling dukung jika ada yang bisa kami dukung, begitu pula sebaliknya sehingga di tahun ini kita bisa lebih sukses dan recovery baik di bidang pariwisata maupun produk ekrafnya,” ujarnya.
Selain mengadakan audiensi dengan Deputi 7, BPOLBF juga mengadakan audiensi bersama Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Deputi 6) dan Deputi Bidang
Kebijakan Strategis (Deputi 1) Kemenparekraf.
Deputi 6 Kemenparekraf Rizky Handayani, dalam audiensi yang digelar di Ruang Rapat Lt. 22 Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Senin (10/01), memberikan beberapa masukan dalam persiapan Labuan Bajo menuju KTT G20.
Masukan itu seperti perlu disediakannya akses sarana dan prasarana jalur laut di Labuan Bajo sehingga lama tinggal wisatawan bisa bertambah.
“Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas harus mampu menarik perhatian wisatawan, jadi selain akses udara dan darat, Labuan Bajo juga harus memiliki akses sarana dan prasarana jalur laut yang memadai seperti kapal pesiar utama agar lama tinggal wisatawan di kawasan laut dan darat lebih lama lagi dan akses wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo tidak hanya menggunakan pesawat tetapi juga bisa melewati jalur laut,” ujar Rizky.
Lebih lanjut, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan tersebut juga menyampaikan harapannya agar BPOLBF menyiapkan semacam brosur atau E-Brosur produk ekraf sehingga dapat dipromosikan saat G20 nanti.
Selain itu, perlu ada upaya pengenalan Labuan Bajo secara masif melalui konten yang ringan, mudah dijangkau dan terus menerus di titik-titik strategis seperti di hotel dan penginapan, juga di area publik sehingga bisa dinikmati semua kalangan.
Mendukung pernyataan yang disampaikan Deputi 6, Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengatakan, lama tinggal wisatawan merupakan salah satu target yang sedang diupayakan.
“Saat ini, kami terus berusaha agar lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo bisa lebih lama, kami juga sedang berupaya agar para wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo tidak hanya datang dan turun di Bandara lalu langsung menuju kapal, tetapi wisatawan yang datang berkunjung dan menginap di hotel-hotel atau penginapan di daratan Labuan Bajo sembari melihat pemandangan dan destinasi alternatif lain, dan juga kita dorong untuk menjelajahi kawasan Flores lainnya,” jelas Shana.
Shana juga menyampaikan kesiapan Labuan Bajo sebagai salah satu lokasi side event G20 sudah mulai bergerak dengan pendataan sarana amenitas seperti hotel, restauran, kapal wisata, yang sudah mendapatkan sertifikat CHSE.
Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada para tamu yang nantinya akan datang ke Labuan Bajo serta masyarakat Labuan Bajo sendiri juga mendapatkan rasa aman dan nyaman.
Hal senada disampaikan Deputi 1 Kemenparekraf yang membidangi Kebijakan Strategis, Raden Kurleni Ukar. Ia menyampaikan, semua program kerja BPOLBF dan persiapan G20 harus memberi manfaat kepada masyarakat lokal.
“Apapun rencana pengembangan pariwisata harus mengutamakan kesejahteraan dan keterlibatan masyarakat lokal. Momen Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas dan tempat berlangsung G20 dimanfaatkan untuk dapat menambahkan kesejahteraan masyarakat setempat,” tegasnya.
Penulis: Ardy Abba