Kupang, Vox NTT- Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (HIVOS) meresmikan dimulainya iImplementasi Program Voices for Just Climate Action (VCA) atau Suara untuk Aksi Perubahan Iklim Berkeadilan.
HIVOS tidak sendirian, namun menggandeng empat mitra koalisinya dalam peluncuran yang berlangsung di Kupang, Selasa (18/01/2021) sore. Keempatnya yaitu Koalisi Sipil, Koalisi Kopi, Koalisi Pangan Baik dan Koalisi Adaptasi.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi NTT melalui Kepala Bappelitbangda Kosmas D Lana, saat beraudiensi dengan koalisi menyebut bahwa pihaknya sudah mempunyai target mengenai adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Harapannya kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap koalisi dalam program VCA ini dapat dikolaborasikan untuk bisa mencapai target RPJMD NTT.
Sebab, hal ini merupakan isu lintas kabupaten/kota. Karena itu, pembinaan dan pengendaliannya bersama Provinsi NTT harus berbasis budaya.
Ridwan Arif perwakilan Koalisi Sipil dari Koalisi Indonesia, mengatakan kerja sama Yayasan HIVOS dan empat koalisi ini sangat penting untuk menggali dan mengamplifikasi aksi-aksi perubahan iklim berbasis lokal dengan kolaborasi multipihak.
Aksi-aksi ini diharapkan dapat mendorong kebijakan alam yang sudah ada dan merencanakan pembangunan daerah rendah emisi, serta adaptif dari dampak perubahan iklim.
“Suara anak muda kini tengah menjadi bagian yang sangat penting karena anak muda adalah agent of change. Sudah saatnya cerita positif soal inisiatif pergerakan anak muda di NTT untuk perubahan iklim juga dapat dikonsumsi oleh rekan-rekannya di regional lain melalui peningkatan kapasitas kampanye dan akses pada corong media kampanye yang strategis,” kata Christian Natalie, perwakilan Koalisi Kopi dari Hutan Itu Indonesia.
Puji Sumedi, perwakilan Koalisi Pangan baik dari Yayasan Kehati, menegaskan perubahan cara pandang dan kesadaran akan perubahan iklim sangat penting.
Sistem ketahanan pangan pun sangat perlu agar adil dan berkelanjutan untuk semua kelompok masyarakat.
Hal ini bisa dibangun melalui pelestarian dan revitalisasi sistem pangan lokal yang memiliki nilai budaya dan daya tahan yang tinggi terhadap dampak perubahan iklim.
Puji menambahkan, pembelajaran yang didapatkan dari masyarakat sipil terkait keadilan iklim adalah upaya mitigasi dan strategi adaptasi.
Hal yang telah dilakukan ini perlu diperkuat dengan adanya platform yang mudah diakses dan ada dokumentasi yang dikompilasi menjadi referensi.
Program VCA, kata dia, percaya bahwa masyarakat sipil dan berbagai kelompok marjinal harus secara inklusif menjadi bagian utama dalam transisi iklim yang berkeadilan.
Caranya adalah dengan secara aktif berperan dalam menentukan prioritas iklim yang mensinergikan antara kebutuhan pembangunan dan pengakuan hak.
Program ini menyakini semua pemangku kepentingan memiliki wawasan yang unik untuk berkontribusi dan memberikan rekomendasi tentang bagaimana bersama mendorong transisi iklim yang berkeadilan secara inovatif dan sesuai dengan kekuatan daerahnya masing-masing.
Sebagai informasi program ini akan berlangsung selama lima tahun hingga tahun 2025.
Terdapat tiga intervensi strategis dalam VCA. Ketiganya yakni, pertama, penguatan kapasitas timbal balik.
Kedua, pengaturan agenda dan gerakan dalam aksi iklim melalui proses bercerita. Ketiga, lobi dan advokasi bersama membuat arus kebijakan dan keuangan responsif.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba