Larantuka, Vox NTT- Direktur Stefanus Gandi (SG) Institut, Stefanus Gandi, mengajak mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Larantuka, Kabupaten Flores Timur, agar setelah tamat bisa menjadi katekis merangkap pengusaha.
“Kami di kota menyebutnya (katekis) pendakwah. Jadi, adik-adik ini punya peran besar menjadi pewarta Sabda Allah. Itu berarti belajar dulu isi kitab suci, baru membentuk karakter kita orang Katolik agar kita bisa menarasikan nilai-nilai kekatolikan di tengah masyarakat umum,” ujar Stefan saat seminar bertajuk ‘Urgensi Literasi Jurnalistik, Kewirausahaan dan Digital di Era Disrupsi’ di Kampus STP Larantuka, Rabu (26/01/2022).
Secara disiplin ilmu, lanjut dia, kuliah di Sekolah Tinggi Pastor berarti sedang menyiapkan diri menjadi katekis.
Di tengah dinamika kehidupan yang terus berkembang, masyarakat atau umat tentu saja membutuhkan sosok panutan. Di sisi lain, umat juga membutuhkan sosok yang bisa membangkitkan kemampuan ekonominya. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi calon katekis.
“Jadi, saya membayangkan adik-adik ini selain bisa menjadi katekis juga menjadi pengusaha. Artinya, dua-duanya dijalankan sekaligus, itu malah lebih baik,” kata Direktur Indojet Sarana Aviasi itu.
Menurut Stefan, menjadi pengusaha juga merupakan sosok yang juga sedang menebarkan kebaikan. Sebab, pengusaha juga bisa membantu dan mempekerjakan banyak orang.
“Katekis berposisi sebagai orang yang sedang mewartakan kerajaan Allah agar umat bisa menjalankan nilai-nilai kekatolikan, pengusaha juga bisa memberikan magnet untuk menebarkan nilai-nilai kebaikan,” kata Stefan.
Perkembangan Digital Diharapkan Bantu Wartakan Sabda Allah
Sementara itu, Ketua STP Reinha Larantuka Pater Piter Tukan, SVD mengharapkan perkembangan digital saat ini bisa membantu para katekis untuk terus melakukan karya pewartaan Sabda Allah di tengah masyarakat.
Menurut Pater Piter, pola-pola pewartaan saat ini harus lebih adaptatif dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Pater Piter kembali mengingatkan agar pola pewartaan Sabda Allah di era digital diharapkan lebih optimal. Selain mahasiswa yang bisa menggunakan pola pewartaan digital ini, para dosen juga diharapkan bisa menggunakan hal yang sama dalam melakukan tugas pewartaan.
“Para katekis bisa menggunakan digital untuk mewartakan Sabda Allah. Kami juga bisa belajar bisa menggunakan teknologi apakah itu jurnalistik dan kewirausahaan karena banyak kegunaan untuk kami baik bagi para dosen dan mahasiswa,” ujarnya.
Ia pun menilai, literasi jurnalistik kewirausahaan yang digaungkan oleh Stefanus Gandi (SG) Institut dan Perennial Institut dari Flores Barat hingga Flores Timur, sangat relevan dengan dengan perkembangan teknologi yang semakin modern bahkan tidak bisa dihindari.
“Program katekis diharapkan bisa menggunakan digital sebagai wadah mewartakan Sabda Allah mewartakan Yesus Kristus di tengah kita,” ujarnya.
Sebab itu, ia kembali mengapresiasi atas kepedulian Stefanus Gandi Institut dan Perennial Institut yang menggerakan literasi jurnalistik kewirausahaan dan digital di Pulau Flores.
“Saya mewakili Civitas Akademika STIPAS Larantuka menyampaikan terima kasih kepada kelompok ini (SG Institut dan Perennial Institut). Semoga kami bisa belajar bagaimana menggunakan digital entah itu ada bubungan dengan jurnalistik kegiatan para wartawan untuk kami dan dalam hubungan dengan itu banyak kegunaan untuk kami,” ujarnya.
Penulis: Ardy Abba