Betun, Vox NTT- Badai Seroja memorakporandakan pesisir selatan Kabupaten Malaka pada Minggu dini hari, 4 April 2021 lalu.
Kala itu, ribuan warga mengungsi. Ribuan rumah pun rusak berat akibat amukan angin disertai hujan dan banjir. Tak luput jembatan panjang di jalan strategis nasional di Kabupaten Malaka juga ikut putus.
Jembatan itu menghubungkan Kecamatan Malaka Tengah dan 4 kecamatan di seberangnya yakni, Kecamatan Malaka Barat, Weliman, Rinhat dan Wewiku.
Setelah hampir setahun badai Seroja berlalu, kini jembatan tersebut sudah diperbaiki dan siap digunakan.
Pengerjaan jembatan memang banyak menemukan kendala akibat cuaca dan mobilisasi alat berat yang jauh dari Kupang, ibu kota Provinsi NTT. Namun tampak sekarang sudah segera digunakan.
Sebelum diperbaiki, masyarakat menyebrang melewati jembatan alternatif yang disiapkan PT. Wika, kontraktor pembangunan jembatan tersebut.
Setelah hampir rampung, pemandangan jembatan tersebut berbeda dari sebelumnya. Dulunya, berwarna perak pucat, kini jembatan panjang tersebut berwarna merah putih.
Bupati Malaka Simon Nahak memberi nama jembatan itu Jembatan Merah Putih. Sebelumnya, jembatan yang terletak di Desa Haitimuk itu dikenal dengan nama Jembatan Benenai.
Hal ini karena di bawah jembatan tersebut, mengalir sungai Benenai, sungai terpanjang di Kabupaten Malaka.
Menurut Bupati Simon, pemberian nama Jembatan Merah Putih mengandung tentu saja ada makna filosofisnya.
“Mengapa harus Merah Putih, karena setiap 17 Agustus Merah Putih selalu berkibar di seluruh pelosok tanah air, tidak hanya di darat, tapi di laut dan udara, Merah Putih lambang Bendera Nasional selalu memberikan semangat yg menggelora dalam diri setiap menyanyi lagu Nasional Indonesia Raya”….bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya…” ungkap Bupati Simon.
“Semangat nasionalisme ini terus membuat saya semangat untuk membangun Indonesia dari Malaka,” katanya lagi.
Semua Jembatan di Malaka Dicat Merah Putih
Semangat membangun Indonesia dari Malaka (pinggiran) inilah membuat Simon Nahak terus melakukan lobi ke pusat untuk kepentingan pembangunan di kabupaten itu.
“Saya sedang memperjuangkan 7 jembatan lagi dan setiap jembatan yang dibangun di Malaka saya selalu usulkan agar semua jembatan harus dicat Merah Putih,” ujar Simon.
Alasan mendasarnya menurut dia, adalah letak Kabupaten Malaka yang berbatasan darat dengan Timor Leste dan laut dengan Australia.
“Seperti yang saya perintahkan kepada Pimpro (pimpinan proyek PT. Wika) dengan tukang-tukang yang memperbaiki jembatan Benenai sekarang harus cat Merah Putih, karena letak Kabupaten Malaka berbatasan dengan 2 negara darat laut Timor Leste dan laut Australia,” ungkapnya.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba