Oleh: Yohanes Mau
Pemerhati masalah sosial, politik, dan kemanusiaan. Warga Lamaknen-NTT.
Kini tinggal di Zimbabwe-Afrika.
Cinta pertama mekar saat hati terpaut kepada seorang gadis pada pandangan pertama. Di sana pula tempat berlabuhnya hati untuk menata hari esok menjadi kaya makna lebih dari kemarin-kemarin yang telah pergi.
Jika sudah menetapkan hati dan mencintai maka sekali-kali janganlah tinggalkan dia sendirian di tengah gejolak hidup yang tak menentu ini.
Yakinkanlah hati bahwa dia figur terbaik yang Tuhan sedang siapkan untuk menemani suka dan duka, untung dan malang hidup ini menuju pintu bahagia.
Bersama melewati hari dan waktu. Bersama bergandeng tangan dan berlangkah menggapai mimpi-mimpi tentang esok yang lebih baik.
Hidup mesti dinapaskan dengan energi cinta agar tetap ada dan berguna bagi orang lain. Seperti yang tertulis di dalam penggalan puisi John Donne; “No man is an island.”
Tiada manusia di sebuah pulau. Hidup itu tidak mungkin akan hidup kalau hanya dilakonkan oleh seorang diri. Maka hidup itu ada dan diadakan agar dilakonkannya secara bersama .
Manusia tercipta lebih dari satu untuk mengadakan yang lain. Tujuan utamanya adalah agar jangan ada keterputusan generasi.
Tercipta menjadi makluk sosial yang senantiasa berintraksi satu sama lain untuk memaknai dan melakonkan hidup ini menjadi lebih baik.
Hidup manusia akan menjadi kaya makna ketika setiap individu mampu keluar dari lingkaran dinding keegoismean diri menuju realitas sosial nyata hari ini.
Tampak jelas di dalam realitas nyata terpancar aneka tawaran sejuk. Di dalam hidup bersosial dengan yang lain sebenarnya kita sedang membuka kekosongan diri untuk diisi oleh yang lain.
Kehadiran yang lain menjadi pemenuhan kekurangan yang ada di dalam yang lain menuju kepenuhan sejati. Kepenuhan sejati hanya bisa terjadi bila ada kesediaan hati untuk menerima yang lain sebagai bagian dari kekitaan yang tak terputuskan.
Keterhubungan di antara kedua hati yang berbeda terjadi di dalam hari dan waktu. Di dalam setiap momen perjumpaan selalu meninggalkan kisah.
Kisah tentang kebajikan untuk berlangkah dengan pasti menuju esok dengan hati yang kuat. Hati yang kuat memecah misteri hidup yang masih terselubung bersama hari.
Hati mesti siap menahan risiko. Kadang diwarnai pilu dan air mata yang tak tertahankan. Dan itu hanyalah gesekan-gesekan ringan yang menantang setia langkah di jalanan panjang ini.
Hari dan waktu adalah keutuhan yang senantiasa berjalan bersama tanpa kenal lelah. Keduanya berjalan tanpa henti.
Tak pernah mengeluh di tengah derasnya musim dan badai. Namun keduanya secara otomatis berotasi mengitari bumi dan segala isinya. Entah kapan selesai akal manusia tak daya untuk memahaminya.
Manusia hanyalah debu yang lenyap dihempas angin dalam waktu yang tak menentu. Yang terbaik adalah janganlah berhenti bersujud di pelataranNya dan mengemis cinta.
Hanya bersama cinta Tuhan segalanya bisa bertahan bersama hari dan waktu. Segala indah yang masih memanjakan mata dan orang-orang terkasih yang meneduhkan hati hanyalah sementara.
Yang abadi adalah Tuhan. Dekatkan hati dan teruslah bersyukur selagi masih ada napas.Manusia memahami cinta yang artinya suka sekali, sayang benar.
Rasa suka, rasa sayang yang terlahir dari lubuk hati terdalam untuk suatu subyek. Subyek itulah yang menjadi titik centre dari luapan hati kedua makluk. Homo sapiens. Makluk berpikir. Makluk yang mampu berpikir untuk menjatuhkan pilihan hidup demi hari esok yang lebih baik.
Genggam cinta bersama dan menyatu di dalamnya oleh kedua hati yang berbeda adalah kesesuaian yang turut direstui oleh semesta beserta segala isinya. Cinta jenis ini akan bertahan di tengah derasnya badai hidup.
Cinta ini setia walau dihempas badai tornado, bahkan seroja sekali pun ia tak kan goyah. Masih adakah cinta jenis ini di tengah gencarnya kemajuan teknologi informasi media sosial yang sedang mengglobal? Masihkah adakah kata setia diantara kedua hati yang telah menyatu sedari pandangan pertama?
Mungkin saja masih ada. Yang setia bertahan dalam badai hidup ini adalah pribadi yang konsisten dan merasa yakin bahwa pilihan pertama adalah yang terbaik.
Sekali memilih untuk setia maka hingga kapan pun tetap setia karena yang dipilih itu bukan oleh karena kemauan dan keinginan sendiri tetapi lebih dari itu Tuhan dan semesta pun turut merestuinya.
Maka kalau telah memilih hati dan menetapkannya, jangan sekali-kali menyakiti, apalagi meninggalkan dan membiarkannya terkapar dan merana tanpa arah yang pasti.
Peluklah erat cinta dan jangan biarkan hati tergores oleh sembilu zaman.Pandangan pada cinta pertama, meyakinkan bahwa hatimu adalah hatinya, dan hatinya adalah hatimu.
Rasakan kepastiannya lewat tatapan mata. Rasakan hangat cintanya lewat detakan jantung yang berdetak bersama hari dan waktu. Janganlah tahan-tahan untuk ungkapkan rasa yang masih ada.
Tercipta beda untuk melengkapi yang tercecer menuju keutuhan. Dunia hanyalah tempat berlakon untuk menggapai keabadian di dalam bahagia. Tiada yang lain lagi. Tiada yang balut palsu. Hadir dengan hati dan bersosial atas nama cinta.