Kupang, Vox NTT-Meski massa pendukung Jefri Riwu Kore (Jeriko) saling dorong dengan sejumlah polisi yang diturunkan untuk mengamankan jalannya aksi damai di luar gedung Grand Mutiara Kupang, Sabtu (05/02/2022) pagi, namun ratusan kader Partai Demokrat tetap serius mengikuti kegiatan konsolidasi partai di lantai dua aula itu.
Massa yang menamai diri sebagai simpatisan Jeriko itu, rupanya masih kekeh menolak putusan DPP yang menjadikan Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Demokrat NTT, menggantikan Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore.
Sedari pagi, mereka sudah bergerombolan menuju lokasi kegiatan konsolidasi Partai Demokrat.
BACA JUGA: Ketua Demokrat NTT Kutuk Keras Aksi Demonstrasi Simpatisan Jeriko
Sementara, kegiatan konsolidasi kader Demokrat NTT di dalam aula Grand Mutiara jalan terus.
Kegiatan yang dihadiri seluruh Ketua DPC Demokrat Kabupaten dan Kota di NTT, Anggota DPRD Provinsi serta Kabupaten Kota dari Partai Demokrat, juga calon pengurus DPD Demokrat NTT.
“Tadi pagi pukul 07.00 saya sedang sarapan, tiba-tiba nyamuk gigit pipi saya dan secara spontan saya pukul pakai tangan, nyamuknya mati,” demikian kalimat satir Ketua DPD Demokrat NTT terpilih, Leonardus Lelo membuka sambutannya.
Leo menegaskan, acara konsolidasi adalah bentuk kegiatan merajut kembali, bertemu dan mempererat seluruh kader Demokrat NTT yang sejak Musda kali lalu terjadi gesekan.
BACA JUGA: Soal Keputusan DPP Demokrat, Pengamat: Demokrasi di Parpol Mulai Hidup
“Musda sudah sesuai dan saya ditetapkan sebagai Ketua Demokrat NTT, saya mengajak kita untuk berpikir membesarkan Partai Demokrat di NTT. target kita memenangkan Pilpres, Pilgub dan Pileg,” tegasnya.
Kata Leo, perbedaan dalam politik adalah hal yang biasa dan bagian dari demokrasi.
Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny Kabur Harman mengatakan, Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono, memiliki hasil survei dengan urutan kedua.
“Itu fakta politik bukan saya. Itu hasil rekaman suara rakyat oleh lembaga survei. Maka siapapun calon Presiden pasti akan memilih Ketua Umum kita sebagai Wakilnya. Yang menang apabila berjuang bersama rakyat. Selalu mendengarkan aspirasi dan harapan rakyat,” kata Anggota Komisi III DPR RI itu.
“Kita punya agenda supaya menang. Kalau ada agen politik di 3.400 desa setiap hari bertemu orang omong tentang partai kita. Memasang baliho partai kita dan ketua umum kita setiap desa. Teman-teman yang mau maju harus punya prinsip. Di depan ada kompetitor. Makin banyak partai politik. Survei selalu menempatkan partai kita dalam lima besar. Peluang kita ada. Partai kita selalu naik dalam setiap survei,” kata dia menyambung.
Tentang polemik aksi unjuk rasa pendukung Jeriko, Benny mengatakan, dalam politik perbedaan adalah hal yang wajar.
Menurutnya, demokrasi akan terasa hidup jika ada perbedaan. Akan tetapi, dirinya tidak setuju jika simbol partai dibakar dan diinjak-injak.
“Kalau boleh cukup saya yang dimaki-maki. Foto saya diinjak-injak tidak apa-apa kasihan Ketua Umum kita yang tidak tahu apa-apa. Partai ini harus diisi oleh kader yang punya militansi yang membela partai ini. Apalagi bagi mereka yang pernah mendapatkan manfaat dari partai ini lalu menghina itu adalah sikap yang tidak beradab,” tegasnya.
Benny sendiri menghargai aksi unjuk rasa tersebut, namun tidak boleh berlebihan. Sebab kompetitor sebenarnya, kata dia, di luar Partai Demokrat.
“Saya tidak ingin ada agen partai luar yang ingin merusak partai kita.
Persaingan dalam dunia politik itu biasa. Politik tanpa persaingan itu tidak baik. Akan tetapi adalah persaingan yang sehat,” tandasnya.
Pantauan VoxNtt.com, selain mempererat hubungan seluruh Kader Demokrat di NTT, terlihat sejumlah kader baru yang ingin bergabung dengan Partai Demokrat juga hadir dalam konsolidasi tersebut.
Rencanannya, pada 3 Maret mendatang pelantikan Badan Pengurus DPD Demokrat NTT akan digelar di Kupang. Ketua Umum, AHY juga diagendakan untuk hadir dalam kegiatan itu.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba