Oleh: Fancy Ballo
Antonio M. Pernia, SVD, mantan Superior Jeneral SVD, pernah berujar dengan nada empati aditif sebagai berikut:
“Memang, saya yakin adalah suatu sikap yang tidak realistis untuk kebalinya hari-hari tatkala komunitas-komunitas kita berlimpahan dengan para Bruder. Kita tidak boleh kendur dalam perjuangan kita untuk menggalangkan panggilan Bruder. Pada saat yang sama kita makin menyadari bahwa masa depan panggilan Bruder di dalam serikat kita akn ditentukan oleh berapa banyak jumlah bruder yang kita miliki, melainkan sejauh mana meyakinkan mereka menghayati panggilan mereka sebagai Bruder, tanpa peduli betapa pun jumlah mereka sedikit”.
Ungkapan keprihatinan di atas mengandung dua pesan yang sangat berarti bagi posisi eksistensial panggilan Bruder dalam Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini (SVD) dalam bahasa Latin.
Pertama, mengandung pesan advertensi kepada segenap anggota SVD untuk menggalang dengan serius panggilan untuk menjadi Bruder.
Kedua, pesan bonafiditas bagi identitas panggilan Bruder. Pesan ini mendorong sikap empati yang mendalam bagi seluruh anggota SVD agar memiliki kepedulian yang sama, bahwa kehadiran Bruder adalah penting sebagai rekan kerja dalam pelayanan.
Sebab karisma yang kuat dalam komunitas Serikat SVD sebagaimana amanat Konstitusi Serikat nomor 104 ialah bahwa kita melaksanakan pelayanan misioner kita dalam satu ikatan persaudaraan yang terdiri dari awam dan klerus.
Identitas Bruder SVD
Seorang Bruder SVD adalah seorang misionaris biarawan dan seorang pelayan yang peka pada perasaan dan kebutuhan-kebutuhan orang lain.
Sebagai bagian dari anggota Gereja, Bruder memberikan kesaksian yang hidup akan Kabar Baik (Injil) di tengah dunia. Bruder adalah pelayan Geraja Allah yang tidak ditahbiskan.
Namun sebagai biarawan dia terikat dalam janji kaul (janji kepada Allah, Serikat, dan Gereja Allah untuk hidup miskin, murni, dan taat sebagai seorang biarawan dengan segala konsekuensinya).
Sebagai Bruder SVD, mereka melaksanakan misi Allah di dunia dalam ruang spiritualitas sebagai seorang SVD dengan petunjuk hidup yang tertuang dalam Konstitus SVD sama seperti frater (calon imam) dan Imam SVD.
Sebagai pelayan umat Allah yang tidak tertahbis bruder SVD menekuni beberapa bidang misi (yang tentunya hampir sama dengan bidang profesi awam) sebagai profesi bagi masing-masing Bruder sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya untuk berkarya.
Tentunya untuk sampai ke sana para Bruder SVD wajib menjalankan study profesi di Universitas-Universitas atau Sekolah Tinggi, guna memperdalam Pengetahuan teoritis mengenai suatu bidang karya tertentu agar bermanfaat dalam dunia praktis nantinya.
Jadi tidak heran kalau kita menjumpai para Bruder SVD yang seruang kuliah dengan kita di Kampus. Mengapa harus study? Jawaban pastinya agar memiliki profesionalitas dalam berkarya di tengah tuntutan kemajuan dan perkembangan dunia.
Di samping itu secara istimewa sebagai seorang biarawan bruder ia harus tetap menyeimbangkan antara pelayanan praksis dan kewajiban hidup sebagai seorang biarawan (doa dan ekaristi dalam komunitas religius).
Dan kapabilitas sebagai pelayan Allah di tengah umat pun harus nampak dan menjadi pewarta Karya Kristus yang hidup di tengah dunia dalam tutur kata, tingkah laku, dan pelayanan.
Ada pun bidang karya para Bruder SVD itu antara lain: Sebagai pengajar dalam semua jenjang pendidikan (Guru/Dosen), Perawat, menjadi Penjahit, Menjadi ahli tenaga tekhnis (Perbengkelan: besi, kayu, listrik, mesin, komputer, dan bangunan), Ahli pertanian, Peternakan, Perpajakan, Akuntan, Desainer, dan banyak bidang karya lainnya yang tentunya sesuai dengan tuntutan dunia misi dewasa ini.
Tapi yang terpenting ialah bahwa, apa pun karya seorang Bruder semuanya diabdikan sepenuhnya bagi kepntingan misi Allah di tengah dunia melalui SVD (Serikat Sabda Allah), karena itu tidak bisa terlepas dari kewajiban hidup sebagai seorang biarawan, untuk selalu berada dalam satu komunitas biara berdoa dan merayakan ekaristi setiap hari, serta berbagi pengalaman misi bersama.
Bruder Mesti Hadir untuk Menjawab Persoalan Kemanusiaan dalam Kegelisahan Zaman
Panggilan Bruder adalah salah satu penugasan dalam konteks kegelisahan zaman sekarang. Di samping keprihatinan akan jumlahnya yang semakin berkurang, panggilan Bruder tetap menjadi tuntutan di tengah keruwetan persoalan kemanusiaan dewasa ini.
Sejak pertama pendirian (1875) hingga Konsili Vatikan II (1962-1965), para Bruder telah dilihat sebagai pribadi yang dikuduskan dan membaktikan hidupnya untuk misi Gereja melalui pekerjaan tangannya (The Brother Vocation Today, Analecta SVD 70/1, 1995, hlm. 74).
Pandangan ini menegaskan identitas Bruder untuk hadir secara nyata dan melebur dengan pelbagai persoalan umat manusia sebagai wujud perpanjangan tangan Gereja dalam melaksanakan misi Allah di tengah dunia.
Panggilan Bruder memang menjadi kurang diminati dan bahkan tidak dikenal oleh karena perannya di belakang altar dan melebur bersama umat Allah dalam pelbagai bidang karya.
Karena itu pentingnya panggilan Bruder, tidak datang dari pengakuan luar untuk menuntut penghargaan, tetapi mesti diperjuangkan dari hakekat terdalam hidup sebagai Bruder.
Konsili Suci (Perfectae Caritatis 10) menaruh penghargaan yang tinggi bagi panggilan Bruder berkat jasanya dalam tugas pastoral Gereja melalui pendidikan kaum muda, perawatan orang-orang sakit, dan pelayanan-pelayanan lainnya.
Jika menelusuri jejak sejarah, panggilan yang satu ini kelihatannya tidak selaras jaman, namun Konsili Suci tetap mendorong agar setiap tarekat religius Bruder untuk menyesuaikan hidup mereka dengan tuntutan-tuntutan zaman (PC. 10).
Hidup dalam panggilan sebagai Bruder tidak terlepas dari tanggung jawab moral-etis yang mengemban tugas Kristus di dunia.
Sama seperti tugas panggilan religius lainnya, Bruder juga dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah dengan mengusahakan terwujudnya kerajaan keselamatan di bumi.
Realitas keselamatan yang diperjuangkan adalah terwujudnya situasi dunia yang penuh dengan keadilan, kedamaian, dan cinta kasih.
Untuk itu demi mempertahankan eksistensi panggilan Bruder perihal kualitas san kuantitasnya, setiap tarekat religius yang memiliki keanggotaan Bruder di dalamnya mesti secara konsisten mempromosikan diri melalui karya-karya nyata di tengah panggilan kepada penyelesaian persoalan kemanusiaan dunia modern ini.
Bidang-bidang karya yang sedapat mungkin bisa diemban oleh para Bruder, mesti dilakukan dengan penuh tanggung jawab profetis-etis. Di samping itu kekhasan sebagai keanggotaan religius dari terekat tertentu mesti selalu ditampakkan agar tidak tercerabut dari identitas sebagai biarawan dan dapat menumbuhkan benih panggilan kepada orang-orang muda untuk bergabung menjadi biarawan Bruder.
Bruder SVD dengan pelbagai bidang karya profetis yang homogen di tengah dunia, adalah salah panggilan kepada misi Gereja yang adaptif dengan kebutuhan jaman.
Namun, kekurangan keanggotaan Bruder di tengah luasnya dunia misi menjadi kegelisahan dan keprihatinan kita, dan menuntut praksis bagi penggalangan panggilan Bruder di dalam Gereja.
Dengan demikian, sebagai bagian dari keanggotaan religius gerejani, upaya menggalang panggilan Bruder tidak semata menjadi tugas para Bruder secara eksklusif, agar mempertahankan identitas agar tetap eksis, tetapi adalah bagian dari tanggung jawab semua anggota Gereja (awam dan klerus).
Tahapan Menjadi Bruder (Bruder SVD)
Karena secara faktual panggilan Bruder kurang dikenal dan bahkan kurang dipahami di kalangan kaum beriman, maka perlu untuk diketahui beberapa tahapan untuk sampai kepada keanggotaan tetap sebagai Bruder SVD.
Yang dapat menjadi kandidat atau calon Bruder SVD adalah mereka (pria) yang telah menyelesaikan tahap pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Seminari.
Juga terbuka bagi siapa saja (pria) yang merasa terpanggil setelah meyelesaikan tahap pendidikan tinggi dan telah bekerja dengan profesi apa saja.
Berikut beberapa tahapan untuk menjadi Bruder SVD, terutama dalam Formasi Pendidikan Bruder SVD Indonesia.
a. Postulan atau PraNovisiat
Psotulan adalah suatu periode di mana kandidat dibantu untukmencapai disermen yang lebih realistis tentang panggilan.
Dalam program Postulan SVD, tekanan diberikan untuk pertumbuhan psiko-emosional, juga termasuk aspek lain dari pembentukan kebiaraan (manusiawi, spiritual, akademis dan apostolik) tetap mendapat perhatian.
Penekanan pada spiko-emosional menjadi penting karena sangat menentukan dar salah satu landasan hakiki untuk membuat suatu keputusan yang bebas dan matang untuk menghayati kehidupan seorang misionaris biara.
Tahap postulan biasanya berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun. Dengan tujuan, agar setiap calon dapat bertumbuh dalam pengetahuan tentang diri; mengatasi kekurangan-kekurangan diri dalam tataran spiritual, human, dan intelektual; untuk mengalami komunitas SVD, mengakrabkan diri dengan sejarah, kharisma, dan spiritual Serikat; dan untuk mempersiapkan diri ke tahap pembentukan lanjutan, termasuk studi akademis.
Semua proses ini tentunya berjalan dalam suatu bimbingan dengan program-program formasi yang disediakan khusus bagi para calon.
b. Novisiat
Sesuai amanat Kanon 643, seorang yang diperkenankan masuk pada tahap ini ialah yang sudah genap berumur tujuhbelas tahun. Masa Novisiat berlangsung selama kurun waktu dua tahun.
Pada tahap ini disebut juga masa disermen bagi Novis untuk memperoleh kejelasan lebih lanjut tentang panggilannya; pengertian yang lebih jernih tentang dirinya sendiri; pengetahuan yang lebih baik tentang serikat; agar mampu mengambil keputusan yang matang dan dapat dipertanggung jawabkan mengenai panggilannya… (Konstitusi SVD. 512).
Pada tahap ini, Bruder Novis dibentuk dalam satu rumah formasi dengan Frater Novis. Para Novis (Bruder/Frater) yang telah secara mantap menyiapkan diri selama proses pembinaan di tahap ini, dapat membuat lamaran untuk mengikrarkan kaul pertamanya ke dalam Serikat.
c. Pasca Novisiat
Kaul sementara. Masa ini membantu perkembangan hidup rohani lebih lanjut. Dalam masa kaul sementara ini dituntut suatu jawaban yang lebih tegas terhadap tuntutan Allah dalam nasehat-nasehat Injil dan melihat edngan jelas bidang-bidang karya yang terbuka bagi mereka dalam serikat… (Kons. 513).
Pelatihan profesional. Idealnya, keikutsertaan Bruder dalam kerasulan” bersifat langsung dan berkiblat pada pribadi, dan hal itu menuntut dirinya untuk lebih mengambil peran kepemimpinan…” (Kons.530).
Bruder SVD dituntut untuk profesional dalam bidang karya yang diemban serikat dan terbuka pada kebutuhan dunia misi yang lebih luas.
Karena itu pada tahap ini, para Bruder diperkenankan juga untuk memilih atau mengambil bidang studi tertentu yang sesuai.
OTP/CTP. Bruder dapat juga memilih untuk menjalankan masa misionaris pencobaan (OTP= Overseas Training Program) atau CTP= Cross Cultural Training Program) pada provinsi lain.
Tujuannya ialah untuk memberikan Bruder muda suatu peluang untuk memiliki pengalaman konkret tentang kehidupan misioner di luar konteks sosial-budaya mereka dan menghayati ciri internasionalitas Serikat.
Selain itu juga para Bruder diperkenankan untuk mengalami pengalaman praktis sebagai Bruder Unior di dalam provinsi selama 1 atau 2 tahun.
Hal ini berguna bagi pengembangan bakat-bakat dan keterampilan dalam spesialisasinya untuk kebutuhan misi yang lebih luas.
Bruder Student. Para Bruder SVD juga diperkenankan untuk menekuni bidang karya tertentu dengan mendalaminya melalu proses pendidikan di perguruan tinggi.
Kaul Kekal. Setelah melalui pelbagai tahap awal dan telah membarui kaulnya secara teratur menurut jangka waktu yang ditentukan oleh konstitusi, tahap selanjutnya ialah membuat komitmen kebiaraannya kepada Allah secara permanen dengan mengikrarkan kaul kekal.
Dengan demikian seorang yang telah mencapai tahap ini, resmi secara permanen menjadi anggota misioner Bruder SVD.
Penugasan Awal. Pada saat setelah mengucapkan kaul-kaul kekal, seorang Bruder SVD biasanya menerima penempatan pertama. Sesuai dengan ciri internasionalitas Serikat, maka setiap anggota SVD harus siap untuk pergi ke mana saja pembesar mengutusnya untuk mengemban tugas misioner tertentu…(Kons.102).