Internasional, Vox NTT- Pada masa China Kuno, beberapa orang dilahirkan dalam perbudakan lantaran ibu mereka merupakan seorang budak.
Sebagian lainnya lagi dijual sebagai budak, mungkin untuk membayar utang.
Selama Dinasti Qin di China, orang-orang yang ditangkap dijadikan budak.
Kehidupan para budak di China yang sebagian besar anak-anak juga sungguh mengenaskan.
Mereka kebanyakan dipekerjakan untuk bekerja di ladang bersama petani bebas.
Tetapi mereka tidak diperlakukan dengan rasa hormat yang sama seperti yang diberikan kepada petani.
Para budak juga diharuskan untuk membangun jalan dan bekerja di pemerintahan.
Mereka juga ada yang bekerja untuk kaisar, keluarga kerajaan, dan terkadang para bangsawan.
Mereka hanya bisa melakukan apa yang diperintahkan dan diperlakukan dengan sangat kejam.
Ketika tuan mereka meninggal, mereka dibunuh, dan dikuburkan bersama dalam liang lahat.
Hal itu dilakukan agar para budak dapat terus melayani tuan mereka setelah kematian dalam keabadian.
Perbudakan di China sudah berlangsung dari zaman kuno dan berlanjut hingga Dinasti Qin.
Dinasti Qin justru melanggengkan perbudakan dengan kaisar pertamanya yang kejam.
Dinasti ini kelewat kejam memperlakukan budak, sehingga setelah Dinasti Qin digulingkan, konsep perbudakan di Dinasti Han tidak sepopuler atau sekejam dulu.
Dinasti Tang mencoba untuk mencegah perbudakan, tapi praktik ini kembali populer ketika kekuasaan keluarga ini berakhir.
Selama berabad-abad, sejak Dinasti Qin, kaisar Tiongkok lainnya telah berusaha untuk mengendalikan atau menghapus perbudakan sepenuhnya.
Dinasti Ming, misalnya, membuat perbudakan ilegal.
Namun, beberapa orang di Tiongkok kuno terus memiliki budak. (*)
Sumber: Grid.Id