Ruteng, Vox NTT- Ketika mobil pengangkut tiang dan kabel listrik warawiri di desanya pada tahun 2017 lalu, hati Hans Seleman pun ikut berbunga-bunga.
Ia gembira dan bahagia, sebab penderitaan panjang selama puluhan tahun hidup di bawah cengkeraman gelap gulita tanpa listrik segera berakhir.
Warga Kampung Kembur, Desa Bea Kondo, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai itu mulai melepaskan kecemasan akan desas desus tidak adanya listrik PLN.
Kehadiran tiang listrik dan kabelnya di Desa Bea Kondo kala itu menjadi alasan bagi Hans untuk menguburkan rasa ragu dan cemas sedalam mungkin.
“Tahun 2017 itu, ketika Desa Bea Kondo mulai masuk listrik saya ikut senang,” aku Hans kepada VoxNtt.com, Selasa (15/02/2022) pagi.
Namun rasa bahagia dan senang yang sempat mampir dalam perasaan Hans sudah berubah menjadi sedih.
BACA JUGA:
Pasalnya, kampungnya di Desa Bea Kondo justru tidak kebagian listrik. Sedangkan kampung lain di desa itu sudah tersambung.
“Kampung yang sudah yakni Hawut , Longos dan Bocak. Sedangkan Doncok dan Kerak, mereka beli sendiri kabel untuk sambung ke rumah-rumah,” kata Hans.
Ia pun mengaku kecewa dengan pemerintah dan PLN, sebab selama puluhan tahun mereka hidup di perkampungan terpencil namun belum menikmati listrik.
Padahal di Kampung Kembur tidak hanya rumah-rumah warga, tetapi terdapat pula lembaga pendidikan dan gereja.
“Di sini ada SDI Kembur dan SMPN 9 Satarmese, serta gereja. Tapi seakan diabaikan dari penerangan listrik,” tandasnya.
Kekecewaan Hans juga dipicu oleh karena para pegawai PLN sempat melakukan survei di Kampung Kembur. Namun, hasil survei itu nihil berhubung tidak ada tindak lanjut dari PLN.
Informasi yang dihimpun, tidak jauh dari Kampung Kembur yakni Kampung Rentung, Desa Golo Ropong, juga hingga kini belum mendapatkan pasokan listrik. Padahal, kampung lain di desa itu sudah kebagian listrik.
Sementara itu, Manajer PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Ruteng Muhammad Asgar mengatakan, untuk listrik desa di Desa Bea Kondo memang sudah dikerjakan.
Namun, untuk jaringan ke kampung atau dusun di desa itu belum dikerjakan dan masih akan dilakukan survei lapangan terlebih dahulu.
“Sebelumnya saya mohon maaf, kami lanjut usulkan ke UP3 Ende. Tolong sampaikan ke masyarakat mohon bersabar,” kata Muhammad saat dikonfirmasi VoxNtt.com, Selasa pagi.
Begitu pula di Kampung Rentung, Desa Golo Ropong, masih akan dilakukan survei lapangan terlebih dahulu untuk kemudian diusulkan ke UP3 Ende.
Penulis: Ardy Abba