Kota Kupang, Vox NTT- Dinamika politik menjelang pemilihan umum serentak 2024 sudah mulai menghangat.
Kota Kupang menjadi salah satu di antara kabupaten/kota yang akan menyelenggarakan pilkada pada tahun tersebut.
Sebagai ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, tentu menarik untuk mencermati bagaimana peluang beberapa tokoh yang disebut-sebut akan berkontestasi dalam Pemilihan Wali Kota Kupang 2024.
Seperti apa evaluasi masyarakat Kota Kupang terhadap kinerja Pemkot? Sejauhmana penilaian tersebut berdampak pada peluang petahana? Siapa saja tokoh-tokoh lain yang mendapat atensi pemilih Kota Kupang dan berpeluang muncul sebagai calon alternatif?
Dipol Fisip Undana (Program Studi Ilmu Politik, Fisip, Universitas Nusa Cendana) melakukan survei untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Survei dilakukan pada tanggal 7 hingga 15 Februari dengan cara wawancara tatap muka kepada 400 responden oleh pewawancara yang sudah terlatih.
Respoden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling), mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan, rukun tetangga, hingga anggota keluarga pada kepala keluarga terpilih.
Dengan asumsi pengacakan sederhana, margin of error (MoE) diperkirakan sebesar ± 4,90 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Proporsi jenis kelamin ditentukan imbang 50:50 antara laki-laki dan perempuan yang berusia 17 tahun atau lebih atau yang sudah menikah.
Hasil survei dibagi dalam beberapa bagian. Pada bagian pertama, mengenai evaluasi masyarakat terhadap Pemerintahan dan Birokrasi Kota Kupang.
Pada pertanyaan terkait dengan pembangunan di kota Kupang, survei menunjukkan sebesar 84,5 persen masyarakat menilai ada kemajuan (mengalami kemajuan pesat 25 persen, mengalami sedikit kemajuan 59,5 persen) terkait kondisi pembangunan di Kota Kupang dalam 12 bulan terakhir.
Sedangkan yang menjawab belum ada kemajuan sebesar 4,8 persen, dan yang menilai adanya kemunduran pada pembangunan di Kota Kupang sebesar 8,6 persen.
Pada pertanyaan lain, sebesar 77 persen masyarakat menilai puas kinerja Pemerintah Kota Kupang. Sedangkan yang menjawab tidak puas sebesar 14,3 persen.
Masyarakat yang menjawab biasa saja atas kinerja Pemerintah Kota Kupang sebesar 6,3 persen, dan yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab
sebesar 2,4 persen.
Kemudian, sebesar 83,3 persen masyarakat menilai baik terhadap penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Kota Kupang.
Selanjutnya, sebesar 13,8 persen masyarakat menilai tidak baik. Adapun yang menjawab tidak tahu/tidak jawab sebesar 2,9 persen.
Terkait evaluasi kepuasan terhadap sosok Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, sebesar 81,1 persen masyarakat menilai puas terhadap kepemimpinan Wali Kota Kupang Jefirstson R. Riwu Kore dan Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man saat ini.
Sedangkan yang menilai tidak puas sebesar 15,4 persen. Sisa angka merupakan responden yang menjawab tidak tahu/tidak jawab dengan 3,5 persen.
Pada pertanyaan terkait ketimpangan ekonomi di Kota Kupang, sebesar 64,3 persen (sangat timpang 23,3 persen, timpang 41 persen) masyarakat menilai ada ketimpangan ekonomi antara golongan kaya dan miskin di Kota Kupang.
Sedangkan yang menilai tidak ada ketimpangan sebesar 28 persen (tidak ada ketimpangan 21,5 persen, sangat tidak ada ketimpangan 6,5 persen).
Adapun masyarakat yang
menjawab tidak tahu/tidak jawab sebesar 4,7 persen.
Selanjutnya, survei menunjukkan lima besar masalah ekonomi yang paling perlu untuk mendapatkan
penanganan dari Pemerintah Kota Kupang antara lain pengendalian harga bahan pokok dengan 27,8 persen, disusul penyediaan lapangan pekerjaan (21,8 persen), pengentasan kemiskinan (18 persen), penanganan ketimpangan ekonomi (15,8 persen), serta pemberdayaan dan pendampingan
UMKM (13,3 persen).
Pada bagian kedua, mengenai peta dukungan terhadap calon wali kota mendatang.
Survei menunjukkan Jefirstson R. Riwu Kore menjadi tokoh yang paling banyak dikenal dengan 90,8 persen,
diikuti Jonas Salean (82,5 persen), Hermanus Man (74,3 persen), Daniel D. Hurek (59,3 persen),
Alexander Foenay (49,8 persen), Chris Mboeik (42 persen), Christian Widodo (41,8 persen), dan
Mohammad Ansor (41,5 persen).
Adapun untuk tokoh lain mendapat tingkat pengenalan di bawah 40
persen.
Pada pertanyaan lain, dari sembilan belas nama yang dikenal responden, delapan besar tokoh dengan tingkat kesukaan tertinggi ialah Jefirstson R. Riwu Kore (79,3 persen), Jonas Salean (69,8 persen), Hermanus Man (61,3 persen), Daniel D. Hurek (46,3 persen), Christian Widodo (34,8 persen), Alexander Foenay (34,3 persen), Chris Mboeik (32,5 persen), dan Mohammad Ansor (30,5 persen).
Adapun untuk tokoh lain mendapat tingkat kesukaan di bawah 30 persen. Saat masyarakat Kota Kupang ditanyakan mengenai dukungan mereka terhadap 19 tokoh yang disebutkan, Jefri Riwu Kore menjadi yang paling banyak mendapatkan dukungan maju sebagai Wali Kota Kupang tahun 2024, yaitu sebesar 65,5 persen.
Kemudian diikuti dengan Jonas Salean (51,8 persen), Hermanus Man (45,5 persen), Christian Widodo (38,8 persen), Jhon G. F. Seran (36 persen), Daniel D. Hurek (34 persen), Chris Mboeik (33,3 persen), Alexander Foenay (32,5 persen), Mohammad Ansor (32,3 persen), dan Yeskiel Loudoe (30 persen). Adapun nama lain mendapatkan dukungan di bawah 30 persen.
Pada pertanyaan simulasi, dari delapan tokoh yang diharapkan untuk menjadi Wali Kota Kupang pada tahun 2024, sebesar 42 persen menjawab Jefirstson R. Riwu Kore, disusul Jonas Salean (14,3 persen), Christian Widodo (10,5 persen), Hermanus Man (6,5 persen), Jhon G. F. Seran (4,8 persen), Chris Mboeik (3,3 persen), Daniel D. Hurek (2,5 persen), dan Yeskiel Loudoe (1 persen).
Adapun sebesar 12,5 persen responden belum memutuskan pilihan, dan sebesar 2,6 persen menolak untuk menjawab.
Sementara untuk dukungan terhadap partai politik, data menunjukkan terdapat 5 partai yang mendapat persentase elektabilitas di atas 4 (empat) persen, yakni PDIP (39,3 persen), Golkar (16,5 persen), Nasdem (7 persen), Gerindra (6,8 persen), dan Demokrat (4,3 persen). Untuk opsi partaipartai lainnya, mendapatkan persentase di bawah 3 persen.
Adapun responden yang menjawab tidak tahu/tidak jawab sebesar 16,9 persen. Secara umum, survei kali ini menunjukkan beberapa hal.
Pertama, sebagian besar masyarakat puas terhadap kemajuan pembangunan di kota Kupang, termasuk puas terhadap kinerja pemerintah kota, serta kinerja dalam hal penanganan Covid-19.
Kedua, angka kepuasan terhadap kinerja (approval rate) wali kota dan wakil wali kota Kupang cukup baik dengan persentase di angka 81,1 persen.
Meski demikian, masih terdapat persoalan ketimpangan ekonomi, serta terdapat dua persoalan ekonomi yang perlu untuk diselesaikan pemerintah kota Kupang, yakni pengendalian harga bahan pokok dan penyediaan lapangan pekerjaan.
Ketiga, hasil survei menunjukkan bahwa Jefirstson R. Riwu Kore menjadi tokoh paling populer dan disukai.
Meski demikian, tokoh-tokoh lain memiliki peluang untuk menjadi alternatif, mulai dari Jonas Salean, Hermanus Man, dan Daniel Hurek.
Perlu diperhatikan pula sosok Alexander Foenay dan Christian Widodo yang memiliki popularitas di rentang 40 persen, namun memiliki tingkat kesukaan yang relatif tinggi.
Keempat, pada simulasi delapan tokoh, nama Jefirstson R. Riwu Kore tetap menjadi sosok terkuat. Meski demikian di luar Jonas Salean sebagai kompetitor Jefirstson R. Riwu Kore, nama Christian Widodo dan Hermanus Man berpotensi untuk menjadi calon alternatif.
Meski tingkat popularitas keduanya tidak setinggi Jefirstson R. Riwu Kore dengan 90,8 persen, Hermanus Man mendapatkan tingkat popularitas sebesar 74,3 persen, dan Christian Widodo sebesar 41,8 persen.
Kelima, PDIP masih menjadi partai yang paling banyak dipilih responden, diikuti oleh Golkar, Nasdem, Gerindra, dan Demokrat.
Peta partai politik ini penting untuk dilihat dinamikanya, terutama berkaitan dengan peta calon yang akan diusung dalam pilwako di tahun 2024.
Dinamika politik masih mungkin berubah, sejauh ini terdapat beberapa nama potensial yang berpeluang menjadi pesaing dari Jefirstson R. Riwu Kore apabila kembali maju sebagai calon wali kota di tahun 2024. ***