Oleh: Yohanes Mau
Misionaris SVD.
Asal Belu Utara.
Kini tinggal di Zimbabwe-Afrika.
Tersebar di media-media eletronik dan cetak, bahkan media sosial pun tak kalah saing memposting gambar warga Kristen Ukraina sedang berdoa di luar ruangan, di atas salju, untuk keselamatan dan kedamaian negara mereka. Hati saya tersayat menyaksikan aksi spiritual ini.
Dalam hati kecil saya mengharapkan semoga Tuhan segera kirimkan hujan damai turun dan basahi hati pemimpin Rusia untuk menarik kembali para militernya di batas ukraina .
Alasan yang mendominasi presiden Putin menyerang ukraina, agar ukraina tidak boleh gabung dengan NATO tetapi segera gabung ke orbit Rusia. Hal ini karena secara budaya dan sejarah Belarus dan Ukraina itu masih bagian dari Rusia.
Dan kalau Ukraina gabung dengan NATO besar kemungkinan ekspansi NATO dinilai mengancam eksistensi negara Rusia.
Peperangan sedang berlangsung di batas wilayah Rusia dan Ukraina. Serangan ini dilancarkan oleh pihak militer Rusia.
Pihak Ukraina hanya pasif menunggu sembari berdoa agar damai segera bersemi seperti kemarin-kemarin yang telah pergi. Juga meminta bantuan beberapa negara adi kuasa untuk melindunginya.
Secara humanism saya melihat dan menganalisa bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan untuk menghilangkan nyawa orang lain lewat perang tidak dibenarkan.
Ini adalah hukum mutlak dan tak terbantahkan. Dikatakan demikian karena yang punya kuasa untuk mengadakan dan meniadakan kehidupan ini hanyalah Tuhan.
Sedangkan manusia hanyalah makluk sosial yang saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain.
Tuhan menciptakan kehidupan dan manusia sebagai rekan kerja-Nya. Manusia sebagai rekan kerja-Nya mesti terlibat secara aktip dalam menjaga dan melestarikan hidup dan kehidupan serta alam semesta ini secara bertanggung jawab.
Bertanggung jawab artinya mampu memandang segala yang ada di tengah semesta maha luas ini sebagai satu kesatuan dari diri yang tak terpisahkan. Alam semesta dan manusia adalah keindahan yang unik. Di sanalah terselubung wajah Allah.
Namun oleh majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan segala tawarannya yang instan, manusia tidak pernah merasa puas untuk terus bersaing. Manusia dikuasai oleh keinginan-keinginan untuk tampil lebih elegant dari yang lain.
Bangsa yang satu ingin terbaik dari bangsa yang lain dengan segala cara ditempuh untuk berkuasa. Bahkan sesama manusia dan alam semesta dijadikan korban.
Di sini dapat diketahui bahwa mata manusia tidak lagi mampu melihat wajah Tuhan yang terpancar dari sesama dan alam semesta. Hati manusia telah diliputi oleh hasrat rakus dan tamak.
Yang ada dan mendominasi hanyalah dorongan untuk yang terbaik dari yang lain. Manusia tak lagi melihat keindahan dan pancaran kebaikan Tuhan karena hati telah tersayat oleh aneka tawaran roda zaman yang menggiurkan.
Kembali kepada hasrat Rusia yang memuncak menyerang Ukraina. Secara keseluruhan saya memahami bahwa kuasa dan kenyamanan telah memenjarahkan hati pemimpin Rusia. Saya melihat ada sesuatu terselubung di balik alasan sulit dibiarkannya Ukraina bergabung dengan NATO.
Memang secara sejarah dan budaya Belarusia dan Ukraina adalah bagian integral dari Rusia. Di satu sisi Rusia mesti rendah hati dan saling berdamai. Membiarkan Ukraina bergabung dengan NATO.
Keputusan Ukraina untuk bergabung dengan adalah kebebasan untuk memajukan kehidupan bangsanya ke arah yang lebih baik. Maka keputusan itu tak perlu dicampur tangan oleh Rusia.
Ukraina boleh bergabung dengan NATO tetapi dari segi sejarah dan budaya tetaplah bagian dari Rusia. Ini adalah sejarah, maka Ukraina tak mungkin lupa akan sumbernya.
Namun dalam upaya untuk memajukan negaranya Ukraina bergabung dengan NATO ini adalah keputusan yang memerdekakan karena di balik itu ada pelbagai peluang untuk maju dan bersaing dengan negara-negara lain.
Berhadapan dengan persoalan ini berikut beberapa tawaran solusi. Pertama, Presiden Rusia mesti rendah hati. Rendah hati artinya menerima keputusan dari Ukraina dan membiarkannya bergabung dengan NATO.
Dan yang terbaik adalah tetap menjaga dan menjalin relasi yang ada secara harmonis. Relasi yang harmonis adalah merangkul dan bergandengan tangan untuk menata bangsa ke arah yang lebih baik.
Tidak perlu melihat bangsa yang lain sebagai saingan, tetapi menjadikannya sebagai rekan untuk belajar bagaimana merawat dan melestarikan kedamaian.
Hidup di dalam bangsa yang besar mesti berlandaskan damai. Tanpa damai maka hampalah pondasi sebuah bangsa. Damai yang sejati hanya bisa tercipta kalau manusia-manusianya memiliki kerendahan hati dalam melakonkan hidup.
Seorang pemimpin negara adalah inner compass dari damai. Ia mampu mampu mengalirkan damai hingga ke seluruh pelosok negeri. Membiarkan damai bersemi di tengah derasnya aneka petaka dan wabah Covid-19.
Kedua, Presiden Rusia harus memiliki cinta. Cinta adalah energi terbesar yang menghantar manusia kepada hidup yang lebih baik dan elegant. Energi besar ini mengalir dari lubuk hati yang terdalam membasahi setiap hati yang dilanda resah dan gelisah.
Energi cinta disalurkan secara penuh dan tidak tahan-tahan oleh aneka block-block. Cinta itu tersalur dengan seluruh kekuatan hati, jiwa dan tenaga.
Bila hal yang dilakukan oleh seorang pemimpin atas nama cinta di dalam menghadapi suatu persoalan maka saya yakin damai tercipta dan keharmonisan di dalam hidup berbangsa dan bernegara pun aman terkendali.
Jadi peluk erat damai agar cinta bersemi di antara kedua negara Rusia dan Ukraina mesti berlandaskan cinta. Presiden harus memiliki cinta dan mengalirkannya tanpa hitung untung dan rugi.
Kedamaian itu mengalir bagaikan air dari sumber yang tinggi ke dataran yang rendah. Kedamaian suatu bangsa mengalir dari cinta seorang pemimpin kepada bangsa dan rakyatnya hingga menjamah yang selama ini luput dari lirikan mata publik.
Kalau cinta, katakanlah ya, kalau tidak, katakanlah tidak. Tanpa cinta hampalah suatu peradaban hidup berbangsa. Makah jalan terbaik adalah genggamlah cinta dan jangan biarkan berlalu.
Ketiga, Presiden Rusia harus bertindak dan bersikap adil. Adil adalah sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak satu pihak saja.
Memberikan kebebasan kepada pihak lain untuk bahagia melakonkan hidup tanpa ada injustice. Karena Bill Etienne-Michel Gillet mengatakan, “Today’s justice is yesterday’s charity; today’s charity is tomorrow’s justice.”
Keadilan hari ini adalah amal kemarin; sedekah hari ini adalah keadilan untuk esok hari. Hal yang ditekankan di sini adalah keadilan.
Bersikap adil dan melakukan kebaikan adalah kedua elemen yang memiliki hubungan erat. Melakukan kebaikan atau amal karena ada yang lemah disebabkan oleh situasi sosial yang tidak adil dan juga tidak bersahabatnya semesta dengan segala tawarannya yang ada.
Jadi bersikaplah adil kepada orang lain karena keadilan yang dialami dan dirasa hari ini adalah hasil dari amal kemarin dan masa-masa silam.
Presiden Rusia harus menyadari bahwa keadilan yang dirasa dan dialami oleh bangsa Rusia hingga saat ini adalah berkat amal dari masa-masa silam.
Maka sekarang adalah saat terbaik; berikanlah kebebasan yang seadil-adilnya kepada Ukraina untuk bebas bergabung dengan NATO karena itulah jalan terbaik yang mereka pilih.
Tiada lagi bahasa yang mampu menyatu damaikan Rusia dan Ukraina hingga terkini. Beberapa percikan tawaran sejuk ini hanya catatan kesadaran untuk memandang manusia sebagai sesama ciptaan yang mesti saling menjalin relasi yang harmonis tanpa melihat yang lain sebagai saingan dalam berpolitik.
Politik yang sesungguhnya adalah politik yang ber-bonum commune. Politik yang mengutamakan kepentingan orang banyak. Bukan politik hanya demi menguntungkan satu bangsa atau segelintir orang saja.
Mari junjung unsur kemanusiaan dan hentikan tindakan perang yang menelan nyawa-nyawa manusia yang tak bersalah. Manusia mendambahkan damai.
Peperangan adalah tindakan terkutuk yang tidak mengandung unsur moral humanisme.
Di tengah dinginnya salju Warga Kristen Ukraina mengemis cinta Tuhan agar damai segera bersemi.
Semoga oleh lantunan oleh doa-doa seluruh dunia agar turunlah hujan damai dan menormalkan situasi terkini kembali pulih seperti yang dulu lagi.