Oleh: Aron Seran
Waktu Tak Terbatas
Dan tak dapat dipastikan
lintasan waktu yang tak berujung
rotasi yang terus menerus,
tatapan akhir ku yang tak terusai.
keseharianku ditemani dengan setiap detik dan menit
yang mengajarkanku bagaimana
mengerti tentang arti dari sebuah realitas
iya……arti sebuah realitas.
Duniaku adalah sandiwara dan sejarah hidupku
Aku terus mengisi setiap detik dan menit itu.
Realitas yang seakan mengajarkanku
mengerti tentang duniaku.
Aku ingin keluar dari realitasku
yang berbalut banyak cerita lara
Siapa yangku persalahkan?
Tentu aku tidak dapat menyalahkan siapa-siapa.
Yang ada hanyalah lantuna syukur
Pada dia sosok yang menemaniku
Bagaimana pun semua ada karena dirinya!!
Lintasan waktu yang terus menyapaku.
Tapi aku hanya terpaku dan semuanya tampa kata
waktu tak terbatas !
Penfui, 030322.
Yang Ada?
Aku mengandalkan indra perasaku!
Ditengah terik matahari
Sosok perwira yang tengah bersuah
dalam kelelahan tapi masih bersemangat.
Apa yang dibuatnya?
Pertanyaan kecil dalam hatiku.
Aku menatapnya
Seolah berada dalam posisinya.
apa yang dibuatnya??
Dan apa yang ada dalam dirinya?
Yang ada…….
adalah perjuangannya untuk hidup
sekuat tenaga ia bersua demi hidup
untuk sepiring berkat yang akan diperolehnya.
ia sungguh memanfaatkan setiap detik dan menitnya
demi hidup.
trimakasih perwira yang telah menginspirasiku
Yang ada ……
pada setiap waktu dan detik yang akan kuhadapi.
Penfui, 030322
Perginya adalah Pulang yang Ditunggu
Ribuan kilo
Yang melahirkan sebuah jarak pasti
Penantian ini menjadi tugas utama
Sebagai musafir
Perginya adalah penantian
Perginya adalah harapan kembali
Perginya adalah pulang yang ditunggu
Esok, lusa adalah pertayaan
Atas kedatangannya ?
Adakah sepercik harapan ?
Sepercik harapan kembali pada penantian.
Tapi ini soal ribuan kilo “jarak pasti”
Yang masih dalam penantian juga pertayaan
“Pulang yang ditunggu.”
Penfui 040322
SalahNya apa ?
Perjalanan panjang
Telapak kaki menjadi alas
pada batuan panas,
Membakar telapak kaki
Juga letih yang tertahan
Aroma kebencian,cibiran
Sepanjang perjalanan
Menyusuri tahta kematian
Menyiksa namun adalah tugas
Namun, salahNya apa?
Semua tak dapat dikatakan
Sukma dan lara yang ditahan
Sembilu yang tak terobati
Menjadi serupa dengan manusia
Kecuali dosa.
Dihadapan ribuan mata yang melotot
Hanya ada cacian
Yang dapat ditahan, yang hanya bisa direkam
Menjadi memori padat makna
Dalam perjalanan panjang itu
Tak ada ampun dan kasian
Ribuan orang buta
berderet dipinggir jalan
Menyaksikan penderitaan
Atas kebahagiaan
Menyaksikan penderitaan
Atas keselamatan
Jalan salib
Penderitaan demi kebahagiaan
Kebahagian diatas kebencian dan cibiran
Tetesan darah disepanjang jalan
Jalan menuju kalvari
SalahNya apa ?
Penfui, 05032022