Kupang, Vox NTT-Kurang lebih selama sebulan yakni sejak 5 Februari sampai 16 Maret 2022, Kampus Universitas Kristen Arta Wacana (UKAW) Kupang telah melakukan banyak kegiatan pelatihan.
Kegiatan tersebut mengusung tema ‘Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya melalui KBPM Tematik’. Salah satu kegiatan adalah 23 mahasiswa melaksanakan Kegiatan Belajar dan Pendampingan Masyarakat (KBPM)
di Desa Konbaki, Kecamatan Polen, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Pelatihan itu lebih fokus pada tujuan peningkatan kapasitas BUMDes menuju platform digital.
Herry Aprilia Manubulu, Dosen pendamping lapangan KBPM Tematik mengatakan, kegiatan/program kerja yang dilakukan bersama mahasiswa di desa yakni, budi daya ikan air tawar, pengemasan madu dan pemasaran, pengolahan pupuk bokasi dan pengemasan sampai kepada pemasaran, pelatihan pembuatan nugget ikan kepada ibu PKK Desa Konbaki, penataan taman Kantor Desa Konbaki, pendampingan pembuatan laporan keuangan UMKM beberapa kios masyarakat di Desa Konbaki, sensus jemaat kerja sama dengan Sinode GMIT, survei ketahanan pangan keluarga kerja sama dengan Dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
“Kami juga melakukan beberapa program kerja lainnya yang dilakukan oleh mahasiswa selama satu setengah bulan di desa. Kegiatan tidak termasuk dalam pelaporan,” kata Herry dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, Jumat (18/03/2022).
Menurut Herry, pihaknya melakukan program kemitraan masyarakat optimalisasi pengelolaan potensi desa pada BUMDes Konbaki, Kecamatan Polen, didampingi tim pengabdi Arista M. Tamonob. Ini merupakan program kerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.
“Kami mencoba mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh desa, kemudian merancang unit usaha yang bisa berpeluang ditindaklanjuti sebagai unit usaha BUMDes Konbaki. Hal ini dilakukan dengan metode FGD dengan kepada desa bersama pengurus BUMDes dan menghasilkan rencana kerja usaha sampai merancang business plan,” katanya.
Dia menjelaskan, potensi madu yang berlimpah menjadi sasaran pembentukan unit usaha baru. Selain madu, pendampingan kepada BUMDes melakukan pengolahan pupuk dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa sampai kepada pengemasan dan pemasaran.
“BUMDes yang sebelumnya hanya memiliki unit usaha sewa tenda kursi, dengan adanya pendampingan pengelolaan potensi oleh tim pengabdi UKAW bersama mahasiswa, pada akhirnya menambah 2 unit usaha yaitu penjualan madu dan pupuk bokasi.” tandasnya.
Menurut Herry, pendampingan dilakukan sampai menentukan harga jual bagi produk-produk BUMDes tersebut, dan membantu memasarkan baik secara tradisional maupun pemasaran digital.
Selain madu, demikian Herry, potensi yang banyak di Desa Konbaki adalah kelapa dan daun sirih. KBPM ke depan akan fokus pada pengolahan kelapa dan daun sirih. Namun sebelum itu akan lebih terdahulu menganalisis kebutuhan pasar.
“Sehingga ketika memanfaatkannya menjadi unit usaha dapat menjadi pendapatan asli desa,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Desa Konbaki Fendi Pulle mengaku ersyukur dengan adanya mahasiswa KBPM yang ditempatkan di desanya.
Menurutnya, mahasiswa UKAW Kupang banyak menuangkan ide dan inovasi bagi kemajuan Desa Konbaki.
“Kami juga merasa bangga dan senang karena kami dipercaya dari UKAW Kupang. Saya bersama pengurus BUMDes Konbaki juga mengucapkan terima kasih karena DPL dan mahasiswa sudah membantu mempromosi /memasarkan dan menjual produk madu dan pupuk bokasi,” katanya.
Wakil Rektor IV sekaligus Direktur SDGs Center UKAW Godlief Neonufa, juga memberikan apresiasi dan memberikan masukan bagi BUMDes untuk terus berupaya meningkatkan perekonomian.
Ia menjelaskan, UKAW akan terus mendampingi BUMDes Konbaki dalam menggali potensi-potensi desa yang ada.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba